Shiho

449 17 0
                                    

Tenji berada di atas atap gedung sekolah pada malam hari. Tenji melihat sekelilingnya dengan tampang kebingungan.

"Kenapa aku di atap sekolah?" Gumam pemuda berkacamata itu.

Tenji sedikit menundukkan kepalanya, dia pun melihat dirinya yang sedang mengenakan seragam gakuran.

Tenji melihat sekelilingnya sekali lagi.

Tidak ada siapapun. Hanya keheningan malam hari.

Tenji juga tidak melihat ada name tag yang terpasang di saku gakuran nya.

Tenji menghela nafas lega.

"Syukurlah, aku tidak mau berurusan lagi dengan game terkutuk itu." Gumam Tenji lagi.

"Kamu naif sekali, Tenji." Yuichi muncul entah darimana. Yuichi berdiri dihadapan Tenji, memakai gakuran juga.

"Yuichi, kau pakai seragam juga?!"

Yuichi hanya merespon dengan senyuman miring.

"Seorang pengkhianat tidak layak dicintai."

"Heh?" Tenji terperangah.

"Maafkan aku tapi..." Yuichi secara perlahan berjalan mendekati Tenji dan...

BUGH

Yuichi meninju wajah Tenji, kacamata Tenji langsung terhempas dan jatuh.

Tenji hanya bisa memasang tampang terkejut-nya sesudahnya.

"Yuichi?!"

Darah segar menghiasi ujung bibir Tenji. Namun Tenji tidak menyadarinya.

Yuichi menendang perut Tenji hingga Tenji terhempas jatuh bernasib sama dengan kacamatanya.

"Yuichi! Doushite!?" Tubuh Tenji bergetar. Tenji berusaha untuk bangkit kembali namun ia kembali ditendang oleh Yuichi hingga tubuhnya kini dalam posisi terlentang.

"Doushita, Tenji-kun? kau sakit hati padaku? Hmm?" Tatapan Yuichi seperti menikmati. Sementara Tenji hanya bisa bernafas sebanyak ia yang bisa.

Yuichi merogoh saku celana gakuran-nya. Yuichi mengeluarkan sebuah pisau dapur. Yuichi menempelkan pisau itu di pipi Tenji seolah-olah dia sedang bermain-main dengan pisau dapur itu.

Kedua mata Tenji terbelalak. Yuichi justru semakin menikmati raut wajah Tenji yang dipenuhi kebingungan serta ketakutan.

"Yuichi...yamero..."

"Sayonara, Mikasa Tenji." Yuichi setengah berbisik. Yuichi segera menghujani Tenji dengan tusukan bertubi-tubi pada bagian dada dengan sesekali tertawa.







Sebuah kotak cokelat berbentuk hati dengan hiasan pita tersodor pada Yuichi. Yuichi yang berdiri di depan ambang pintu kamar apartemen barunya hanya bisa memasang ekpresi heran.

"Ha'i?"

"Honmei Choco. Aku engga sempat membuatnya sendiri, banyak tugas kuliah. Jadi aku membeli saja yang sudah jadi."

"A-arigatou." Yuichi menerima Honmei Choco dari Tenji.

"Hazukashii..." batin Yuichi.

"Ada orang di dalam?" Tenji memperhatikan kiri kanannya, berjaga-jaga kalau ada orang yang memperhatikan mereka berdua.

Yuichi memicingkan kedua matanya. Sepertinya ada perubahan pada diri Tenji.

"Tenji, dimana kacamatamu?"

"Heh? Kacamata? Kenapa tiba-tib--"

"Dirimu keren kalau tidak pakai kacamata." Yuichi tersenyum simpul yang justru malah membuat Tenji merasa tidak nyaman.

Love Or Money? [END]Where stories live. Discover now