Si gadis memberikan uang lebih meski ahjumma penjual tadi sudah menolaknya karena si ahjumma memang berniat memberikannya pada si gadis.
"Animida. Anggap saja ini sebagai rejeki atas kebaikan Ahjumma memaafkan teman saya tadi. Gamsahamnida, Ahjumma." Gadis manis itu lalu membungkuk pada si ahjumma lalu berteriak memanggil temannya tadi. Berlari kecil mengejar gadis bernama Haechan.
Jeno terkekeh melihat kejadian tadi. Tangannya yang sedari tadi sibuk memilih benda-benda cantik didepannya kini meraih sebuah norigae dengan ornamen kupu dari besi dan ekor ungu yang cantik. Jeno tersenyum melihat norigae ditangannya. Ia ingin memberikan itu pada seseorang. Seseorang yang sangat berarti baginya, yang dekat tapi tidak pernah disadari keberartiannya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Aku ambil ini, ahjumma." Ucap Jeno sambil memberikan norigae tadi. Mata elangnya menatap sebentar pada Dayang Jung yang setia mengekorinya kemanapun langkah kakinya. Saat melihat sekitar, tidak sengaja mata elangnya menangkap sesuatu di tanah.
Jeno mengambil norigae dengan ornamen sakura pink. Ah! Jeno ingat. Ini milik gadis bernama Jaemin tadi. Ia pasti kehilangan itu saat berlari menyusul si gadis bernama Haechan.
"Dayang Jung, tolong tunggu sebentar disini. Bawa norigae yang aku beli. Aku akan mengembalikan ini pada gadis tadi." Ucap Jeno pada Doyoung.
"Tapi-"
"Geokjeonghajima. Aku hanya sebentar."
Belum juga Doyoung akan bicara, sang Putra Mahkota sudah melesat meninggalkannya di depan kios ahjumma tadi. Doyoung hanya bisa mendesah. Dengan berat hati harus menuruti sang putra yang memintanya menunggu disana.
Jeno dengan langkah panjangnya membelah kerumunan orang yang sedang berlalu lalang. Saat mata elangnya menangkap siluet yang dikejarnya, senyum terbit di bibir kecilnya. Dengan langkap cepat mencoba mendekati gadis bernama Jaemin yang sekarang sedang berjalan cepat menuju suatu tempat, keluar pasar.
Langkah Jeno terhenti melihat sang gadis sedang berdiri berhadapan dengan seorang namja. Gadis bernama Jaemin itu menunduk dengan bahu bergetar. Jeno, entah mengapa memilih melihat mereka dibalik batu besar.
Namja tadi menangkup wajah manis si gadis, mengusap pipi halus itu lalu memeluk gadis bernama Jaemin tadi yang sedang menangis. Entah mengapa Jeno merasa ada perasaan aneh menyelimutinya.
Tak berapa lama, namja yang Jeno akui memiliki wajah kalem, tampan dan manis itu meninggalkan Jaemin setelah melihat Jaemin menggeleng.
Kini gadis bernama Jaemin tadi terduduk sambil menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan dan lututnya. Dengan langkah pelan, Jeno menghampiri sang gadis. Bisa sang Putra Mahkota itu dengar isak kecil dari sang gadis.