hhhhhh

7 0 0
                                    

Kisi-Kisi PTS Genap Sejarah Indonesia Kelas XI

1. Hubungan politik etis dengan pergerakan nasional Indonesia
Politik etis (Van Deventer) dipusatkan membangun irigasi, menyelenggarakan emigrasi, dan memberikan sebuah pendidikan bagi bangsa Indonesia. Politik etis menuntut bangsa Indonesia kearah kemajuan, namun tetap bernaung di bawah penjajahan Belanda. Awal mula dilaksanakan dengan  penuh  tanggung  jawab,  bahwa  Belanda  memperhatikan  pribumi  dan  membantu Indonesia dalam masa kesulitan. Meskipun pada kenyataannya kebijakan politik etis tidak serta  merta  mensejahterakan  rakyat  Indonesia,  namun  mampu  merubah  tatanan kehidupan bangsa, dimana  sistem  irigasi ada dimana-mana, masyarakat mengenal sistem pertanian dan perkebunan modern. Emigrasi atau trasmigrasi, dimana masyarakat dikirim keluar pulau Jawa, masyarakat  Indonesia menjadi kenal satu  sama  lain  dan  membangun hubungan yang  baik. Dampak  politik  etis  yang  sangat  menonjol  adalah  program  edukasi atau  pendidikan.  Adanya  pendidikan  bagi  bangsa  Indonesia,  akhirnya  dapat  merubah pemikiran  bangsa  Indonesia  untuk  berfikir  lebih  maju  dan  bagaimana  memperjuangkan suatu  kemerdekaan  tanpa  jalan  perang  seperti  di  masa  silam.  Keuntungan  dibidang pendidikan,  yaitu  banyak  melahirkan  tokoh  cendikian  lokal  yang  cerdas  dan  memiliki pemikiran  yang  setara  dengan  bangsa  barat  lainnya.  Tokoh  Cendikian  atau  golongan terpelajar  bangsa  Indonesia  inilah  yang  akhirnya  memperjuangkan  kemerdekaan  rakyat Indonesia dengan semangat nasionalisme dengan cara diplomasi dan perang kemerdekaan Indonesia.

Trias Van Deventer (Irigasi, Emigrasi, Edukasi)

2. Ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20
Ciri-ciri perjuangan sebelum abad ke-20 adalah:

1. Tidak terorganisir dengan baik.
Dikarenakan pada waktu itu, perjuangan hanya dilakukan dengan sifat berkedaerahan masing-masing dan memudahkan Belanda untuk menyelesaikan masalah tersebut yang dimana menjadikan perjuangan tersebut sangatlah tidak terorganisir.
2. Tidak menggunakan organisasi modern dalam melakukan penindakan atas sebuah keputusan.
Pada saat itu tidak memiliki organisasi modern yang dimana terdapat sebuah pemimpin yang menyatukan segala penjuru daerah.
3. Dipimpin oleh tokoh masyarakat yang dimana memiliki sebuah kharisma dan juga disegani oleh masyarakat.
4. Lebih mementingkan perjuangan fisik/senjata.
Oleh karena itu, perjuangan dengan menggunakan metode pertempuran sangat banyakd dilakukan sebelum abad ke-20 dikarenakan metode tersebut dianggap paling ampuh dalam menangani tindakan yang dilakukan oleh pemerintahan kolonial Belanda ketika berada di Indonesia.
5. Mudah dipecah belah oleh pemerintahan kolonial Belanda.
Pada masa itu Belanda melaksanakan politik devide et impera dimana melakukan politik adu domba baik itu dengan sesama kerajaan dan juga kerajaan tetangga yang kemudian terjadi konflik dan melemahkan kerajaan tersebut baik secara internal dan eksternal yang menyebabkan mudahnya Belanda mengambil alih kekuasaan.
6. Perlawanan yang dilakukan hanyalah bersifat secara lokal.
Dikarenakan sebelumnya tidak teroganisir menjadikan perlawanan tersebut hanya dilakukan pada masing-masing daerah.
7. Ketergantungan dengan pemimpin.
Apabila pemimpin hilang, maka menghancurkan semangat perjuangan daripara pejuang itu sendiri.



Ciri-ciri perjuangan sesudah abad ke-20

1. Teorganisir dengan baik.
Dikarenakan telah memiliki organisasi secara nasional, maka perjuangan lebih teorganisir.
2. Menggunakan organisasi modern.
3. Melakukan metode perundingan dalam melakukan perjuangan
4. Sulit dipecah belah
5. Perlawanan bersifat nasional
6. Tidak ketergantungan dengan pemimpin.
3. Faktor eksternal dan internal yang mendorong pergerakan nasional
       FAKTOR INTERNAL        FAKTOR EKSTERNAL
 Perlakuan diskriminatif dari  kolonial dan imperialis (Belanda) yang menimbulkan perasaan senasib.
 Adanya kenangan kejayaan masa lalu.
 Timbulnya kaum cendikiawan akibat politik etis.
 Lahirnya kelompok terpelajar Islam.
 Kesadaran bangsa Indonesia akan harga dirinya sebagai suatu bangsa yang ingin hidup bebas dan merdeka seperti bangsa-bangsa lain.  Peristiwa Perang Dunia 1 menyadarkan para terpelajar mengenai hak menentukan nasib sendiri.
 Munculnya dorongan untuk melawan imperialisme barat karena masuknya paham-paham (ideologi) dari berbagai belahan dunia.
 Lahirnya nasionalisme di Asia dan Afrika memberi inspirasi kaum terpelajar di Indonesia
 Kemenangan Jepang atas Rusia 1904-1965

4. Ciri-ciri organisasi pergerakan nasional
1. Sebagian besar pemimpin organisasi pergerakan nasional tersebut itu telah berasal dari kalangan terdidik yang telah memperoleh pendidikan Barat serta mereka telah bergaul dengan berbagai bangsa baik melalui sekolah dalam negeri, Belanda, atau bahkan melalui cara menunaikan ibadah haji.
2. Keanggotaan dari pergerakan nasional tersebut tidak didasarkan atas kelompok etnis tertentu, tetapi pergerakan nasional tersebut anggotanya berasal dari semua etnis yang ada di Indonesia.
3. Organisasi nasional tersebut telah memiliki tujuan yang sangat jelas yaitu untuk kepentingan seluruh bangsa Indonesia di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, budaya, dan politik .
4. Organisasi nasional ini memilki paham kebangsaan atau nasionalisme untuk melawan penjajahan (Belanda) dengan cara organisasi.
5. Tokoh-tokoh penting BU, SI, IP, PKI, PI, dan PNI (termasuk Inggit Garnasih) beserta karyanya
 BU : Dr. Sutomo Gunawan, Tjipto Mangunkusumo, Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Produk : Surat Kabar “Darmo Kondo” dan “Sedia Tomo”, ISC (Indonesische Studie Club)
 SI : H. Samanhudi, HOS Tjokroaminoto, Semaun
Produk : Sosialisme Islam, SI Merah (Dipimpin Semaun, jadi PKI) dan SI Putih (HOS Tjokroaminoto), PSI
 IP : Dr. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (Dr. Danu Dirdjo Setia Budhi), Dr, Tjipto    Mangunkusumo, Soewardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
Produk : Harian “De Express”, Als ik een Nederlander was (Ki Hajar Dewantara), Ozen Heiden (Tjipto Mangunkusumo dan Soewardi Suryaningrat), Kracht of Vees (Tjipto Mangunkusumo)
 PKI : Semaun, Darsono, H.S. Sneeveliet
Produk : Pemberontakan 1926 (Padang, Jakaarta, Bogor, Semarang, Surabaya), PESINDO, SOBSI
 PI : Moh. Hatta, Sunario, A. Subardi, Ali Sostroamidjoyo
Produk : Surat kabar “Hindia Poetra” dan “Indonesia Merdeka”, Buku Gedenkboek
 PNI : Ir. Soekarno, Dr. Tjipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Boediarto, Dr. Sanoesi, Mr. Iskaq Tjokrohadisoejo, Mr. Soenarjo + Inggit Ganarsih (Istri kedua Ir. Soekarno yang merupakan donator terbesar PNI. Ia menyibukkan diri menjual barang demi dana organisasi)
Produk : Surat kabar “Benteng Priangan”, PNI yang baru (PNI -> PDI -> PDIP) dan Partindo.

6. Pola pergerakan BU, IP, PNI
• BU : Membuat wadah untuk kaum terpelajar, meiliki surat kabar sendiri, kooperatif.
• IP : Mengkritik penjajahan Hindia-Belanda melalui tulisan, nonkooperatif.
• PNI : Menerbitkan surat kabar, mengadakan pemberontakan pada awal tahun 1930, nonkooperatif.

7. Surat kabar zaman pergerakan nasional

I. Budi Oetomo

• Darmo Kando
• De Locomotief
• Bataviach Nieuwsblad
• Sedio Tomo

II. SDI

• Utusan Hindia
• Fajar Asia

III. IP

• De 
• Express
• Het Tijdshrift

IV. PKI

• Islam Bergerak
• Prolectar


• Insulinde
• Sinar India

V. PI
• Daulah Rakyat
VI. PNI
• Pikiran Rakyat

8. Restorasi Meiji
'Restorasi Meiji (明治維新 Meiji-ishin), dikenal juga dengan sebutan Revolusi Meiji atau Pembaruan Meiji, adalah serangkaian kejadian yang berpuncak pada pengembalian kekuasaan di Jepang kepada Kaisar pada tahun 1868. Restorasi ini menyebabkan perubahan besar-besaran pada struktur politik dan sosial Jepang, dan berlanjut hingga zaman Edo (sering juga disebut Akhir Keshogunan Tokugawa) dan awal zaman Meiji.
Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan awal zaman Meiji. Restorasi ini diakibatkan oleh Perjanjian Shimoda dan Perjanjian Towsen Harris yang dilakukan oleh Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat.

9. Tujuan jepang terlibat dalam Perang Pasifik
Jepang ingin mengapai cita-cita HakkoIchi-u (membangun keluarga besar yang terdiri dari negara-negara di dunia dengan Jepang sebagai pemimpinnya). Ingin menjadi negara persemakmuran pasifik, dan mengganggap dirinya saudra tua Asia

10. Peta wilayah dan nama bendera Jepang
Jepang merupakan salah satu negara kepulauan yang besar di dunia. Wilayah Jepang terdiri dari puluhan pulau yang sambung menyambung sebagai satu kesatuan yang utuh. Masyarakat Jepang secara mayoritas memiliki kepercayaan bernama Shinto dengan dewa tertinggi bernama Amaterasu Omikami. Hal tersebut ditampakkan oleh Jepang dalam bendera kebangsaan mereka yang sering disebut Hinomaru.

Peta wilayah Jepang di PPT

11. Kebijakan politik Jepang di Indonesia: Gerakan 3A, Poetera, MIAI
• Gerakan Tiga A merupakan singkatan dari semboyan propaganda Jepang, yaitu:
a. Nippon cahaya Asia
b. Nippon pelindung Asia
c. Nippon pemimpin Asia
Ketua : Mr. Sjamsuddin, Dibubarkan karena tidak mendapat dukungan rakyat Indonesia

• POETRA (Poesat Tenaga Rakjat) Berdiri 16 April 1943
Pemimpin  : 4 Serangkai (Soekarno, Hatta, Ki hajar Dewantara, K. H. Mas mansyur)
Tujuan       : Untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu Jepang pada  Perang Asia Timur-Raya. Dibubarkan oleh pihak Jepang karena Poetera lebih bermanfaat bagi pihak Indonesia.

• Majelis Islam A'la Indonesia atau MIAI adalah badan federasi bagi ormas Islam (menyatukan umat Islam) yang dibentuk dari hasil pertemuan 18-21 September 1937. Dzulfiqar Ramazan merupakan pencetus badan kerja sama ini, sehingga menarik hati kalangan modernis seperti Alm.Yusuf Andika dari Muhammadiyah dan Wondoamiseno dari Syarekat Islam. Oktober 1943, MIAI dibubarkan oleh pihak Jepang dan diganti dengan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)
Tokoh: K. H. Hasyim Asya’ri

12. Romusha
Romusha (労務者 rōmusha: "buruh", "pekerja") adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha.[1] Mereka dikirim untuk bekerja di berbagai tempat di Indonesia serta Asia Tenggara. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti - perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta.

13. Organisasi Militer dan Semi Militer bentukan Jepang
1. Seinendan : Barisan pemuda yang berusia antara 14-22 tahun.
2. Keibodan : Barisan pembantu polisi, terdiri dari pemuda yang berusia 25-35 tahun
3. Fujinkai : Himpunan wanita
4. Heiho : Pembantu prajurit Jepang
5. PETA : Pembela Tanah Air
14. Dampak pendudukan Jepang
Bidang Hasil
Politik • Melarang penggunaan Bahasa Belanda dan memperbolehkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
• Memberi kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk ikut serta dalam pemerintahan politik.
Ekonomi • Didirikannya koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
• Memberikan pengaturan bercocok tanam yang efisien sehingga akan meningkatkan produksi pangan.
Sosial • Mulai berkembangnya tradisi kerja bakti massal melalui kinrohosi.
• Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu Tonarigami atau Rukun Tetangga (RT).
Budaya Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi
Pendidikan • Dalam pendidikan diperkenalkannya sistem Nippon Sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
• Mendirikan sekolah seperti SD 6 tahun, SLTP/SMP 9 tahun dan SLTA/SMA.
Birokrasi dan Militer Jepang memberikan pelatihan militer-semimiliter kepada pemuda Indonesia dan mempersenjatai pemuda demi keperluan perang Jepang. Seperti mengikutsertakan pemuda ke organisasi keibodan, heiho, suisintai dan sebagainya.

Bidang Hasil
Politik • Dilarangnya kegiatan politik dan dibubarkannya organisasi politik yang ada.
• Dilarangnya segala jenis rapat dan kegiatan politik.
Ekonomi • Eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan perang Jepang.
• Krisis ekonomi yang sangat parah.
• Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang
• Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang).
Sosial • Adanya praktik perbudakan wanita (jugun ianfu). Banyak wanita muda Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi perang Jepang.
• Kegiatan romusha yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat.
• Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen dan pengawasan berada di bawah pengawasan Jepang.
Pendidikan Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 12, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

nnnnnnnnWhere stories live. Discover now