Fatamorgana 10

3.3K 724 75
                                    

Revan memaksa Clarissa agar mau masuk ke dalam kamar miliknya. Gadis itu benar-benar cemas hingga ingin rasanya dia memberitahukan pada Revan bahwa dia bukanlah Adella. Akan tetapi ... apakah Revan akan terima?! Apakah pria itu akan mempercayai ucapannya?! Clarissa berada di ambang dilema.

Clarissa takut jika Revan nanti membenci dirinya. Fatal tidak mau mengenal Clarissa lagi. Selain menjaga nama baik Adella, Clarissa juga tidak mau kehilangan diri Revan.

Menyadari itu semua, Clarissa jadi bertekad tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Cla sudah terlanjur mencintai mantan kekasihnya Adella. Clarissa ingin selamanya berada di dalam fatamorgana cinta Revan untuk selama-lamanya. Cla juga akan menanggung semua resikonya. Termasuk ... kehilangan sahabat yang sangat dicintainya yaitu Adella Kusuma.

"Maafkan aku, Della. Sepertinya aku harus tetap berpura-pura agar bisa mendapatkan cintanya Revan. Aku tidak mau kehilangan dirinya. Apakah yang aku lakukan ini adalah salah?! Sekali lagi maafkan aku, Adella. Aku sangat mencintai Revan sama seperti kau mencintainya. Selama hidupku, baru kali ini aku merasakan apa itu artinya kebahagiaan. Apakah salah jika aku ingin bahagia bersama cinta Revan untuk selamanya?! Izinkan aku untuk memiliki mantan kekasihmu ini, Adella. Aku sangat mencintainya. Ya ... meskipun sadar bahwa ini semua hanyalah fatamorgana cinta dan akan sirna jika saatnya sudah tiba kelak," batin Clarissa dan tanpa sengaja meneteskan air mata.

"Della," panggil Revan membuyarkan lamunan Clarissa.

"Eh! I-iya, Revan!" jawab Clarissa salah tingkah.

"Apakah kau menangis, Sayang? Apakah sikapku begitu melukai hatimu? Kalau kau masih sakit hati dengan tingkahku, kau bisa memukuli aku. Bahkan membunuhku jika kau mau. Maafkan aku, Sayang. Aku tidak akan memaksamu dan akan aku antarkan pulang jika kau masih enggan berdekatan denganku. Sekali lagi maaf dan jangan khawatir. Ok?!" ucap Revan langsung mengusap air mata Clarissa.

Revan mengeluarkan kunci dari saku celananya dan akan membukakan pintu rumah untuk Clarissa agar Clarissa bisa keluar dan meninggalkan dirinya. Akan tetapi belum sempat Revan membuka pintunya, Clarissa sudah lebih dulu meraih pergelangan tangan Revan.

"Tidak usah dibuka, Revan. Apakah yang kau katakan tadi benar? Apakah kau hanya berpura-pura mencintai Diandra demi agar aku supaya selalu memikirkanmu karena sakit hati?! Jika memang demikian ... tidak seharusnya kau memutuskan hubungan cinta kita berdua, Revan!" protes Clarissa sambil menatap lekat ke dalam mata Revan.

"Aku serius, Della. Tapi sebagai gantinya, maukah kau menerima cintaku dan melupakan semua kesedihanmu, Sayang? Aku tahu, Adella. Semua anak pasti akan menderita jika ditinggal mati oleh kedua orangtuanya. Namun sampai kapan?" ucap Revan entah kenapa tiba-tiba membuat Clarissa emosi.

"Tentu saja sampai kapanpun, Revan. Sampai matipun seorang anak pasti akan tetap menderita jika ditinggal mati oleh kedua orangtuanya. Jika kau memang ingin membuat kekasihmu bahagia, seharusnya kau jangan memutuskannya. Kau harus menghiburnya dan selalu ada di sisinya. Kau harus menerima dirinya apa adanya. Bukan malah bermesraan dengan wanita lain. Di depan mata kepala kekasihmu sendiri pula. Dasar bodoh!" teriak Clarissa spontan melepaskan sepatunya dan memukulkannya berkali-kali ke badan Revan.

"Ah! Maaf, Sayang. Ini sakit!" seru Revan tidak percaya dengan kegarangan sikap kekasihnya. Selama hidup bersama Della baru kali ini Revan melihat sikap kekasihnya berubah ganas.

"Apa kau pikir aku tidak sakit hati?! Hah?! Terlebih saat melihatmu bersama dengan wanita lain?! Diandra si karyawan tersayang?! Kurang ajar!" bentak Clarissa terus menerus melayangkan sepatunya memukuli Revan.

Setelah berkali-kali menghindar, Revan berhasil menangkap tangan Clarissa dan meraih badan Clarissa ke dalam pelukannya. "Cukup, Sayang. Maafkan aku. Aku juga yatim piatu sama seperti dirimu. Akan tetapi jangan jadikan hal ini sebagai alasan untuk terus-terusan bersedih. Kita harus tetap tertawa agar orangtua kita di sana juga bahagia, Sayang. Kau paham? Hum?" bisik Revan membuat Clarissa menegang. Tidak menyangka jika Revan juga yatim piatu sama seperti Adella Kusuma.

FATAMORGANA CINTA ( 21+ )Where stories live. Discover now