7.

197 34 6
                                    

Anya membeku mendengar pertanyaan Hyunsik. Tangannya yang menggenggam ponsel gemetar, jantungnya berdebar sangat keras, membuat seluruh tubuhnya seakan terguncang.

Anya tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Atau sebetulnya... Anya sendiri tidak tahu jawaban dari pertanyaan itu.

Anya memejamkan matanya, dan tanpa ia sadari, setitik air mata jatuh menyusuri pipinya.

"Hyunsik..."

Mungkin, suara Anya bergetar begitu hebatnya, sampai Hyunsik berkata dengan nada tergesa.

"Nya? Anya, maaf. Maaf, aku nggak... Aku bukannya mau bikin kamu nangis, aku... cuma... Nya, aku..."

"Hyunsik, sshht. It's fine." Anya berusaha menenangkan Hyunsik yang tiba-tiba terdengar kalut. Diam-diam hati Anya menyimpan kekalutan itu, berusaha merubahnya menjadi sebuah harapan. Harapan kecil, bahwa masih ada sedikit perhatian Hyunsik yang tersisa untuknya.

"Anya, maaf."

"Iya, Hyunsik. Nggak papa. Aku cuma... kaget, mungkin. Tapi aku tau, kamu jauh lebih kaget daripada aku," ujar Anya, pelan-pelan menenangkan diri sambil menjelaskan.

Nya, it's now or never. Hyunsik berhak tahu, berhak mendapat jawaban.

"Aku minta maaf buat... semua yang ada di masa lalu. Aku minta maaf karena udah pergi, karena minta selesai tanpa aku denger apapun yang mau kamu omongin. Aku minta maaf..."

Anya berhenti sejenak, tapi tidak ada suara apapun dari seberang sana. Hanya hela nafas teratur Hyunsik, yang membuat Anya punya keberanian untuk menyampaikan kalimat berikutnya.

"Dan untuk malam ini, alasan kenapa aku menghubungi kamu lebih dulu, setelah semua yang terjadi..."

Anya berhenti lagi, air matanya kembali menetes.

"...aku rasa, aku cuma pengen denger suara kamu."

***


a/n
Nya, I feel you, Nya. aku juga kangen suara bang Im 😭 udahan ah author notesnya, ngerusak suasana mulu nih, mau serius soalnya :")

Tell me about your day. [Im Hyunsik Special] ✔Where stories live. Discover now