[A day for Wooseok] (End)

Start from the beginning
                                    

Tidak ada perkembangan, ia masih saja bersikap bodoh. Tapi aku suka.


"Kau tau, paman disana itu.."

Aku mengarahkan daguku menunjuk seorang pria paruh baya yang sedang menepuk pelan pundak ibu wooseok disebelahnya.


"Kenapa?"

"Ayah dari temannya joohwan, dann... Aku rasa ibumu sedang dekat dengannya"

Ucapku membuat wooseok berdiri tegak dengan mata membulat.

"Tidak mungkin!"

"Ya tentu mungkin, dasar wooseok!"


Aku mengangkat gaun putih panjang yang menghalangi langkahku mendekati wooseok.


"Kubilang apa? Duduk disana, aku tau semua ini sulit"

Ucapnya menahan lengan dan pinggangku begitu heels tinggi yang kugunakan tak sengaja menginjak sisa gaun yang menjulur dan membuatku sedikit limbung.


"Jadi, jangan pedulikan paman itu.. okay? Biarkan ibumu berlaku sesukanya!"


Setelah menghela nafas rendah ia kemudian membawaku kembali duduk di kursi mempelai perlahan.


Iya, ini hari pernikahanku. Tentu saja dengan wooseok, aku bahkan abai terhadap pria lain.

"Halo jooyeon, selamat ya.. sekaligus maaf"

Ucap seseorang menyentuh pundakku dari arah belakang membuatku memutar kepala. Hongseok sunbae.

"Ahh iya, terim–"


"Terimakasih, pintu keluar disana"


Wooseok memotong ucapanku sembari tangannya diangkat tegas menunjuk pintu keluar membuatku sedikit meringis tertawa.


"Kan sudah kubilang—"

"Itu tidak mungkin"

Tegasku mengingat wooseok memang sudah memperingatiku untuk tidak mengundang hongseok sunbae datang tapi aku rasa aku perlu mengundangnya.


***


"Wooseok-a, kenapa kau memilih untuk menikah di usia jagung seperti ini?"


Aku menangkap samar-samar suara hyunggu dari dalam ruang ganti wooseok. Dan karena pertanyaan itu juga aku urung untuk masuk ke ruangannya.

"Karena itu jooyeon"

Jawaban dari suara berat jung wooseok berhasil membuatku mengerutkan kening semakin penasaran dengan kelanjutannya.


Hello Mr. Stupid • Wooseok ☑Where stories live. Discover now