Ia tau jika alasan suaminya sibuk hingga tak dapat menemui putri mereka adalah bohong. Setiap hari ia melihatnya meski sekilas baik saat pagi saat Frans akan ke ruang makan untuk sarapan atau malam hari saat pulang bekerja. Hatinya berdarah merasakan sakit yang teramat sangat melihat kasih sayang suaminya lebih besar terhadap anak tirinya dibanding putri kandung mereka.

"Sudahlah, kamu tidak perlu banyak berpikir. Bunda tidak apa-apa, demi kebahagiaanmu bunda akan melakukan segalanya."

Di bawah selimut tangan Angella mengepal dengan erat. Ia memejamkan matanya nenikmati belaian wanita yang telah melahirkannya.

"Terimakasih bunda."

Hanya itu yang bisa Angella ucapkan. Untuk saat ini ia belum bisa melakukan apapun untuk mengembalikan kebahagiaan ibunya. Akan ia kembalikan semua yang seharusnya menjadi milik mereka berdua.

Tidak ada alasan lain yang mendasari Clarisa bertahan hingga saat ini selain dari kebahagiaan putrinya. Ia tau jika ia meninggalkan rumah ini maka suaminya tidak akan memberikan bagian apapun pada putrinya. Semuanya tidak diragukan lagi akan menjadi milik Diana, demi mempertahankan hak putrinya, meski hatinya semakin hari semakin hancur Clarisa menahannya.

Tak jarang Mila sengaja mempertontonkan kemesraannya dengan Frans dihadapan Clarisa.

..............................................

Waktu terus berlalu, tak terasa 5 bulan telah berlalu sejak Angella bangun dari komanya.

Kini ia sudah mulai bisa berjalan meski perlahan. Setiap hari ia melakukan teraphy untuk memperkuat otot-otot tubuhnya yang terasa kaku, para dokter dan perawat yang merawatnya pun di buat salut dengan kegigihannya.

"Selamat nona, akhirnya anda bisa berjalan lagi." bi Asih sangat senang dengan perkembangan kesehatan nona mudanya yang semakin hari semakin baik.

"Terimaksih bi."

Hal pertama yang di dilakukan Angella setelah kesembuhannya adalah mendekorasi ulang kamarnya.Kamarnya kini tampak lebih minimalis namun terlihat elegant. Hiasan di kamarnya tak terlalu banyak seperti sebelumnya, namun terlihat lebih sesuai dengan keperibadian Angella kini yang menjadi lebih pendiam sejak terbangun dari komanya.

Dalam kepalanya kini Angella mulai menyusun rencana dan langkah-langkah yang harus di ambilnya. Ia mulai memutar setiap memory kejadian yang menimpanya. Ia urutkan dan mulai berfikir untuk mengatisipasi dan mencegah kejadian yang sama terulang kembali.

Jika tidak salah, satu bulan lagi akan ada pesta perusahaan keluarganya. Matanya mulai menyala, senyum dingin terukir dibibirnya.

Setelah menetapkan langkah apa yang akan di ambilnya ia mulai berjalan menuju walk in closet kemudian mulai mengeluarkan semua pakaian yang di berikan Mila dan Diana padanya.

Satu persatu gaun yang indah yang bernilai lebih dari enam digit berserakan di lantai. Dulu Angella sangat mengahargai semua barang pemberian dari Mila dan Diana. Menjaganya selayaknya harta berharga. Sekarang ia membenci segala sesuatu dari bentuk kemunafikan mereka. Semua barang-barang pemberian mereka ia akan ia singkirkan. Karena barang-barang ini pula lah semua image buruk semakin melekat padanya.

Tak ada pakaian layak pakai yang mereka berikan padanya. Semuanya hampir sama yaitu berpotongan dada rendah atau kekurangan bahan. Kini Angella mengerti mengapa orang-orang memandang rendah dirinya selayaknya wanita pengoda.

Karena kebodohannya, Angella tak pernah berpikir panjang atau berburuk sangka. Yang ia tau bahwa mereka menyayanginya itu sebabnya mereka selalu memberikan oleh-oleh dari setiap perjalanan liburan mereka.

Angella tak pernah ikut berlibur karena pada saat waktu liburan tiba Mila selalu mengirimkannya ke rumah ibunya, Oma Lusi. Katanya nenek tirinya itu merindukan cucu-cucunya. Dan tentu saja hanya ia yang pergi, karena Mila memiliki sejuta alasan agar Diana ____ putrinya ikut bersamanya.

Inilah salah satu taktik Mila untuk semakin merenggangkan hubungan Frans dan Angella. Ia akan melakukan segala cara agar Angella menjaga jarak sejauh yang ia bisa dari ayahnya. Walau bagaimanapun sayangnya Frans pada Diana tetap tak mengubah fakta bahwa putri kandungnya adalah Angella. Mila takut usaha membangun image buruk Angella di hadapan suaminya gagal jika hunungan ayah dan anak itu membaik.

"Nona apa yang anda lakuakan?"

Bi Asih menatapnya kebingungan, terutama pada semua barang-barang yang berserakan di lantai.

"Bi tolong ambilkan kardus." pintanya tanpa mengalihkan pandangannya.

Ia terus sibuk mengeluarkan barang-barang pemberian kedua orang yang sangat di bencinya. Dan untung saja saat ini Angella tengah membelakanginya, jika tidak bi Asih akan ketakutan melihat tatapan menyeramkan dari Angella kini.

"Ini nona."

Tak lama kemudian bi asih kembali dengan beberapa kardus. Ia pun mulai membantu Angella mengepak barang-barang. Setelah selesai Angella tersenyum puas sambil menepuk-nepuk kedua telapak tangannya, seoalah ada kotoran yang takut menempel di tangannya.

"Ini.. non, ini semua mau di kemanakan?" bi Asih menatap kardus-kardua tersebut.

"Mau aku jual bi." jawab Angella santai.

"Hah?"

Bi Asih merasa ada yang salah dengan pendengarannya. 'Memangnya non Angel kekurangan uang ya?' bingung bi Asih.

Tak memperdulikan tanggapan Bi Asih, Angella pun mulai sibuk dengan ponselnya membuka salah satu aplikasi yang menyediakan jasa penjualan barang bekas yang masih layak pakai.

"Selesai."

Angella tersenyum puas. Setelah itu ia mulai menyingkirkan semua barang-barang itu ke ruangan penyimpanan yang ada di dalam kamarnya.










Tbc..

***

Sebenernya part ini dari 10 hari yang lalu sudah hampir selesai. Namun entah kenapa aku merasa ada yang kurang entah apa itu jadi aku save. Dan hari ini fell dapat lagi dan all hasil semuanya aku rubah. Wkwk cape sih tapi gak apa-apa, buat muasin minat baca kalian aku rela pantengin layar sambil mikir berjam-jam.

Jangan lupa tinggalkan vote dan coment-nya. See you..

16 Maret 2019

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitWhere stories live. Discover now