Aqiqah

25.5K 847 7
                                    


     Acara aqiqah sekaligus potong rambut bayi Elang dan Arinda berjalan lancar. Kini si kecil menggemaskan itu sedang dikelilingi mami, papi, kakek, nenek, om dan tantenya. Sansa menjadi pusat perhatian.

     "Ini anak mukanya plek ketuplek kayak papinya," ucap Diandra, sepupu Elang sambil menciumi jari-jari mungil Sansa.

     "Emang," sahut Rahma antusias. "Si Elang versi cewek itu," lanjutnya membuat semua yang ada di sana tertawa.

     "Iya, kembaran papinya itu." Arinda nyeletuk. "Padahal aku yang ngegondol-gondol sampe sembilan bulan, tapi nggak ada mirip-miripnya."

     Lagi, mereka tertawa. Wajah Sansa memang lebih banyak menyerupai Elang. Arinda hanya mewarisi matanya saja, belo.

     "Berarti pas lagi bikinnya si Elang yang mendominasi nih." Arya ikut nimbrung kemudian tersenyum menggoda.

     "Teori dari mana tuh?" Elang terlihat jengah dengan ucapan asal sang kembaran.

     "Tapi iya lho, katanya gitu," sahut yang lain sambil cekikikan.

     Akhirnya semua meledek Elang. Lalu Arinda yang duduk di sampingnya berbisik, "kalo gitu, nanti pas mau bikin lagi, aku aja yang mendominasi."

     Elang menoleh, bibirnya tersenyum penuh arti sementara kedua pipi Arinda sudah merona.

     "Ide bagus," balas Elang berbisik.

     Arinda menunduk sambil mengulum senyum. Gemas, Elang mencubit pipinya. Mereka tak sadar adegan mesra tersebut sedang ditonton anggota keluarga yang lain.

     "Ehem, ehem ... Bubar, yuk!"

     "Wah, kayaknya sebentar lagi Sansa mau punya adik nih."

     Arinda tersipu malu semantara Elang garuk-garuk tengkuk. Salah tingkah.

***

    

    

    

Family GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang