"kau tidak keberatankan kalau aku ke rumah sakit dahulu ? Doyoung membutuhkan data untuk pasien yang sebelumnya aku tangani, dan pasien itu akan dioperasi besok" Mark mencoba memberi alasan pada Hyeri, padahal sebenarnya Mark ingin mengambil beberapa pil obat bius. Mark tau apa yang akan dilakukannya ini adalah tindakan illegal dan dirinya bisa mendapat hukuman pidana, tapi ia sudah muak dengan semua kelakuan Hyeri yang menurutnya lebih pantas untuk di penjara.

"baiklah, tapi aku akan ikut masuk dan bertanya pada Doyoung itu sendiri" jawab Hyeri. Mark ingin tertawa, wanita ini terlewat posesif. Untungnya Mark sudah mengirim pesan pada Doyoung sebelum masuk ke dalam mobil. Mereka sampai di rumah sakit dan Mark bersyukur karena ayahnya ternyata sedang berada di luar saat itu.

"Mark" sapa Winwin saat melihat Mark masuk ke dalam IGD dengan Hyeri. Hyeri menatap tajam Winwin, tidak suka pada apapun yang berinteraksi dengan Mark.

"Doyoung sudah menunggumu lebih baik kau cepat menemuinya" ujar Winwin. Hyeri hendak mengikuti Mark sebelum Winwin menahannya "lebih baik nona menunggu disini karena tidak sembarangan orang boleh masuk ke kamar pasien" tambah Winwin. Hyeri menatap Mark yang melambai padanya dan mengisyaratkan Hyeri agar duduk di kursi ruang tunggu.

"Jadi kau akan menikahi Mark ? Padahal Mark belum lama bercerai loh, apa kau tidak malu ?" tanya Winwin tiba-tiba. Hyeri hanya memalingkan wajahnya kesal, tentu saja dirinya tidak malu, akhirnya ia mendapatkan apa yang dirinya inginkan selama ini, untuk apa malu ? Tapi Hyeri benar-benar tidak mau berbincang dengan Winwin. Winwin hanya mengangkat bahunya tapi tidak beranjak dari tempatnya karena dirinya harus memastikan Hyeri tetap duduk disana.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

"Apa yang kau lakukan ? Kenapa kau tiba-tiba bercerai dengan Haechan ?" tanya Doyoung to the point, alih-alih membawa Mark ke kamar pasien seperti apa yang Winwin katakan, mereka sekarang berada di ruang istirahat.

"aku hanya membutuhkan obat itu sekarang" ucap Mark, bukannya menjawab pertanyaan Doyoung.

"aku mengerti apa yang akan kau lakukan, tapi bisakah kau berhati-hati dan jangan lupa dosisnya jangan terlalu banyak" Doyoung menyerahkan obat yang Mark minta dipesannya tadi. Doyoung yang sebenarnya curiga dan tidak ingin mencampuri niat nekat Mark merasa harus membantu rekannya saat ini.

"tentu saja aku mengerti" Mark menyimpan obat itu ke dalam saku celananya, berharap obatnya tidak akan hancur nanti.

"aku.... aku tidak terima kau bercerai dengan Haechan ! Kalian pokoknya harus baikan lagi" Protes Doyoung. Mark terkekeh pelan, mengetahui dengan jelas alasan Doyoung mengatakan ini padanya.

"kau tau, lebih baik kau menyatakan cintamu daripada mengancam orang begini" kekeh Mark. Wajah Doyoung memerah karena kesal lalu mengancam Mark dia akan mengambil lagi obatnya jika Mark tidak berhenti tersenyum.

"Haechan tidak akan menerima Jaehyun, lagipula Haechan terlalu mencintaiku" ujar Mark "ahh ngomong-ngomong hapus pesanku yang tadi, aku tidak mau kau harus berurusan dengan polisi lain selain Jaehyun nanti" Mark mengingatkan. Tapi Doyoung hanya mengangkat bahunya, Mark tidak bisa memerintahnya begitu. Setelah itu Mark keluar dari ruang istirahat, diikuti Doyoung yang sekarang memegang berkas-berkas kesehatan.

Mark melihat Winwin yang mencoba berbicara dengan Hyeri yang sudah terlihat sangat kesal, bahkan Doyoung yakin Winwin sedang menikmati waktunya mengganggu Hyeri saat itu.

"ayo kita pergi" ajak Mark pada Hyeri.

"Terima kasih untuk datanya, maaf membuatmu harus kesini di hari liburmu" ujar Doyoung, meyakinkan Hyeri agar percaya pada sandiwara mereka.

[END] [Markhyuck] 17 ! Not 24Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang