Pelatihan Dulu

263 22 6
                                    

Retha sudah hadir di lobby Pusat Pelatihan Quality Bank sebelum jam 7 pagi. Hasil test  promosi  sudah diterima kemarin. Sesuai harapan Retha dan keluarga di rumah, akhirnya melalui test tulis dan wawancara, Retha mendapatkan promosi menjadi karyawan kontrak. Setelah setahun jadi karyawan honorer di Call Center-Quality Bank, Retha diberi tahu penyelia kalau ada test promosi menjadi karyawan kontrak.

Namanya saja kerja di Quality Bank, bank swasta nasional yang besar, dalam realita Retha adalah karyawan alih daya dari mitra Quality Bank. Dengan ikut test promosi, dia bisa jadi karyawan kontrak Quality Bank. Gajinya akan sesuai UMR dan potongan gaji hampir tidak ada.
Bukan hanya gaji yang jadi pertimbangan Retha. Jadwal kerja yang lebih teratur bisa membantu cita-cita sekolah lagi. Selepas D-3 dua tahun lalu, Retha masih memupuk impian jadi sarjana. Sayang, berbagai pekerjaan yang dilakukan tidak memberikan waktu waktu luang untuk mulai sekolah lagi.

Retha berjalan mendekati resepsionis di balik meja penerima tamu.

"Mbak, ruangan untuk pelatihan karyawan kontrak di mana, ya?"

Mbak resepsionis menatap tajam.
"Di sini karyawan baru banyak yang pelatihan, Mbak. Mbaknya pelatihan untuk posisi apa? Di surat pelatihan sudah ada kali nama pelatihannya."

Retha membentangkan surat pelatihan  yang diterima. Lokasi dan jadwal pelatihan memang tertera, tapi lokasi ruangan tidak ada. Dicarinya nama pelatihan, apa ini? Front-end Collection?

"Front-end Collection, Mbak. Ini nama pelatihannya, bukan?"

"Oh..Front-End Collection. Ada pelatihannya juga, ya. Sebentar..di lantai 2 Ruang KPR. Dibaca dulu nama ruangannya, di atas gak ada resepsionis kayak saya."

"Bagus kalau gitu, Mbak. Belajarnya bisa lebih nyaman."

Mata Mbak Resepsionis seperti mau keluar dari tempatnya.

Retha merasakan bahunya ditepuk, "Mbak, pelatihan front-end collection,kan?" Retha berbalik dan memandang penegurnya, seorang gadis berbaju putih hitam khas pegawai baru. "Bareng, yuk ke ruangan."

"Ayo aja."

Saat menunggu di depan lift,seorang gadis berbaju putih hitam menghampiri mereka.

"Pelatihan apa, mbak?"

"Front-end Collection."

"Wah, sama kalau gitu. Bareng, ya"

"Eh, kita belum kenalan. Saya Retha." Retha menyalami kedua gadis itu.

"Aku Ninuk," kata gadis berambut ikal sebahu yang menegur pertama kali.

"Ayu," kata gadis berkacamata berambut ikal pendek.

Saat pintu lift menutup,  Retha menyuarakan protesnya, " Heran bank sebesar Quality Bank punya resepsionis galak kayak dia."

"Mungkin karena tempat ini banyak pelatihan karyawan kayak kita, kasta terendah dari susunan pegawai." Ayu menimpali.

Retha ingin membalasnya tapi didahului Ninuk, "Tau gak kenapa resepsionis galak sama kamu?"

"Gak tau juga, lagi PMS kali."

"Aku bareng dia waktu test wawancara, kayaknya dia gak lulus, jadi ya gitu, deh."

"Ooo.." Koor terdengar dari Ayu dan Retha sebelum tawa ketiganya terdengar. Retha berjalan ke ruangan kelas yang dimaksud bersama kedua teman barunya. Ah, baru pelatihan saja dia sudah merasa senang.

Diambilnya tempat duduk bersebelahan dengan dua teman baru. Retha tidak punya gambaran sama sekali tentang posisi barunya. Apa tadi front-end collection? Kok mirip-mirip debt collector? Retha membolak-balik modul yang tersedia di meja pelatihan. Deretan angka dan beragam istilah baru mulai membuat kepala Retha pusing. Apa ini tunggakan bunga, saldo affiliasi dan aduhh...ini ada hitung-hitungan tarif. Ya ampun, ternyata pelatihan ini tidak sesederhana bayangan semula!

Bad Debt Best LoveWhere stories live. Discover now