"I think i fell in love."
"Who do you love?"
"Someone."
Nanon Korapat Kirdpan, jomblo dari lahir yang entah ia harus merasa senang atau sedih ketika cinta pertamanya berlabuh pada seorang pria yang pernah memarahinya di satu kedai kopi, Chimon Wachi...
Nanon dan Chimon semakin sering menghabiskan waktu berduanya di kedai kopi tersebut. Pembicaraan yang mulai menghangat dan tidak ada rasa canggung semakin membuat mereka klop satu sama lain.
Memiliki banyak persamaan baik dari hobi, pencinta kopi dan juga pengkoleksi novel-novel sastra. itulah mereka.
"Aku baru tau kalo orang kayak kamu suka sama novel karya Pramoedya Ananta atau Firsa Besari." ucap Chimon meragukan Nanon.
"Kan, pasti gak percaya, coba kamu sebutin deh random aja halaman berapa di novel apa. aku bisa nyebutin isi di dalamnya."
"Garis Waktu, halaman 83." Chimon menantang Nanon dengan menyebutkan secara acak nomor halaman di salah satu buku favoritenya.
"Mencari teman hidup bukan menyoal tampang, harta, apalagi gelar. Tapi, tentang seseorang yang mau duduk bersamamu sampai rambut memutih dan raga tak mampu berbuat banyak." Nanon menjabarkan sedikit dari isi halaman buku yang berjudul Garis Waktu karya Fiersa Besari tersebut.
"Oke, aku percaya."
"Cuman satu doang?"
Chimon mengangguk, "Yap."
"Kok gampang banget dapetin kepercayaan kamu?"
"Karna aku dikejar waktu. Jadi aku bilang aja kalo percaya. Aku pergi dulu ya, Dah." ucap Chimon melambaikan tangannya pada Nanon.
"Mon,"
Chimon menoleh.
"Hati-hati ya."
Chimon tersenyum.
--------- tbc
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.