"kau sempat mati kau tau" Jeno tertawa pelan, dirinya juga ingin menangis mengingat kejadian itu "sepuluh menit detak jantungmu sempat berhenti dan kau koma selama beberapa hari" Haechan terdiam, dia tidak ingat semua itu "Jaemin sangat trauma saat itu, semua orang yang ia sayangi pergi meninggalkannya dan melihat dirimu juga yang hampir meninggalkan Jaemin membuat Jaemin sangat marah dan menyalahkan semua kecelakaan itu padaku, walau sebenarnya memang benar itu semua murni kesalahanku" Jeno tertawa lagi, air mata tidak bisa berhenti mengalir dari matanya.

"kau terbangun dan kembali sehat setelahnya, tidak ada yang berubah, kau mengakhiri hubungan kita saat kau melihatku dan menyuruhku untuk mengejar Jaemin" Haechan terdiam, ternyata benar dirinya mendukung Jeno untuk mengejar Jaemin "hanya itu yang bisa kuceritakan tentang hubungan kita, sekali lagi aku minta maaf" tambah Jeno, menundukan kepalanya dalam, mengingat masa lalu membuatnya malu menatap Haechan karena tingkah bodohnya saat muda.

"sepertinya aku mengerti, tapi apakah terjadi sesuatu lagi pada diriku setelahnya ?" tanya Haechan lagi. Haechan penasaran karena masa sekolahnya adalah sesuatu yang sepertinya tidak bisa Haechan tanyakan pada Mark yang baru mengenal Haechan ketika kuliah.

"semua berjalan normal untuk beberapa hari sebenarnya lalu kau pergi ke Jeju untuk menenangkan diri di rumah nenekmu" ujar Jeno "tapi Haechan aku benar-benar sangat mencintai Jaemin, dulu ataupun sekarang " Haechan mengangguk, mencoba untuk bernafas dengan normal. sepertinya memang tidak ada yang aneh setelah kejadian itu, tapi entah kenapa Haechan merasa ia melewatkan sesuatu, sesuatu yang sangat penting.

"kalau begitu ayo kita kembali ke yang lain, mereka pasti menunggu kita" ajak Haechan. Jeno mengangguk lalu keduanya keluar dari kedai ice cream dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajah mereka, keduanya sangat terlihat jelas habis menangis. Tapi setelah mendengarkan perkataan Jeno, Haechan menjadi lebih tenang, setidaknya Jeno sangat jelas mencintai Jaemin, tinggal bagaimana Jaemin melupakan kecelakaan itu ketika ia melihat Jeno dan mengetahui bagaimana isi hati Jaemin.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

"sudah selesai bicara dengan mantannya ?" sambut Mark saat keduanya sampai di salah satu restoran di dalam mall. Mark sudah menghubungi Haechan sebelumnya dan mengatakan kalau teman-temannya kelelahan berbelanja dan memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan acara belanja mereka. Haechan mengangguk pelan pada Mark.

"aku merasa lebih baik" jawabnya. Mark mengangguk, senang karena Haechan sudah merasa lebih baik.

"Haechan kita akan memilihkan baju yang akan membuatmu tampak manis di pertemuan nanti!" ujar Renjun semangat. Haechan terdiam bingung, pertemuan ? pertemuan apa ?

"ahhh itu hanya acara kumpul dengan kolegaku di rumah sakit, acara bulanan begitu, biasanya yang punya pasangan dan keluarga akan membawa pasangan mereka" Mark menjelaskan. Haechan termenung berpikir, apa maksud mereka acara arisan ? begitu ?

"tenang saja acaranya tidak menyeramkan kok" Mark menenangkan.

"tidak menyeramkan apanya ! kita tidak bisa membiarkan kejadian bulan lalu terjadi" ujar Jaemin kesal. Haechan menatap Mark meminta penjelasan sementara Jeno hanya menggelengkan kepalanya pasrah.

"kau dan Doyoung kebetulan memakai setelan yang sama !" Renjun menjelaskan, ahhh oke, jadi dimana masalahnya ? Doyoung kan senior Mark berarti memang dia akan ada di perkumpulan itu kan ?

"yaa masalahnya badan Doyoung dan warna kulitnya lebih cocok dengan setelan kalian kemarin" Jaemin menambahkan. Baiklah sekarang Haechan mengerti, ia pernah menonton drama dimana dua gadis yang tidak sengaja memakai pakaian yang sama saat ke pesta.

"kau kalah telak dan Doyoung menyinyirmu saat itu ! Kali ini tidak akan terjadi lagi, kita akan menjadi stylish mu !" Teriak Jaemin. Kepala Mark, Jeno, dan Lucas sudah sakit mendengar pasangan mereka, ups bukan Jaemin belum jadi pasangan Jeno, terus berdebat dari tadi.

[END] [Markhyuck] 17 ! Not 24Where stories live. Discover now