Muse

22 6 0
                                    


Nyaris satu buku jurnal sudah Yeongyu penuhi dengan puisi dan surat yang tak pernah terkirim pada si empunya hati. Beberapa ia ajukan sebagai pengisi majalah dinding, beberapa diberi nilai A oleh guru sastra yang terang-terangan memuji puisi tersebut sebagai 'curahan hati yang polos nan sepi', beberapa lagi masuk halaman majalah sekolah. Namanya dipuja sebagai pujangga, hanya Mashiho yang mencebik pada isinya -karena ia tahu pada siapa semua rangkaian kalimat ini sebenarnya hendak menuju.


"Mati kamu dimakan cinta." ujarnya.


Yeongyu tentu, sepeti biasa, tak peduli. Toh ia tahu pemuda yang sudah seperti kakaknya itu hanya khawatir padanya.


Yeongyu tahu kalau Yoonbin takkan pernah membaca puisinya sama sekali. Tapi itu tak penting. Yoonbin serupa muse baginya, inspirator, pemberi nyawa pada universa kata yang diguratkan Yeongyu, tak perlulah ia tahu apa yang dicipta Yeongyu dalam benaknya hanya dari menatap wajah Yoonbin yang terfokus pada jalan raya. 

.

..

.

.

.

.

.


Cliche | YoonGyuWhere stories live. Discover now