"Hey,.... kamu gak pantes sama Kinan, Kinan itu pantesnya ama bos kami..." ucap seorang bertubuh gempal sembari menunjuk Rasyid yang tengah membangga-banggakan diri.

"Kamu denger itu, dasar orang najis...." ucapan Rasyid mampu membuncahkan amarah Stevan.

BRUKK.

Stevan telah melayangkan tinjunya pada wajah Rasyid dan membuatnya tersungkur ke lantai tak berdaya. Teman-temannya membantu Rasyid untuk bangkit. Rasyid memegang sudut bibirnya. Berdarah. Kini semua orang yang melintas telah menghentikan langkahnya demi untuk melihat pertengkaran sengit antara Stevan dan Rasyid.

"Berani juga kamu ya,.. terima ini..." Rasyid membalas Stevan dengan melayangkan tinjunya, namun dengan cepat Stevan memegang tangan Rasyid dan memukuli perut Rasyid berkali-kali. Rasyid tersungkur kembali.

"Hey,.... kalian pada ngapain, cepat lawan dia..." perintah Rasyid pada teman-temannya. Dengan cepat mereka mengeroyok Stevan. namun Stevan masih bisa mengendalikan mereka. Empat banding satu sangat begitu sulit baginya. Stevan terus menghindar tanpa menyerang mereka. Serangan yang bertubi-tubi mampu melemahkan Stevan.Sstevan tersungkur ke lantai.

"STOP...........!!!!!!!!!" teriakan Kinan mampu menghentikan serangan mereka. Mereka mengerang kesal. Rasyid menyadari akan keberadaan Kinan, diapun dengan cepat menghampirinya.

"Kinan, orang ini sudah membuat keonaran disini...." tuduhnya meyakinkan. Kinan memalingkan wajahnya. Jengah.

"Stevan, kamu tidak apa-apa...?" tanya Kayla seraya membantu Stevan bangkit. Kinan merasakan sakit melihat wajah Stevan penuh dengan lebam.

"Tidak apa-apa, Kayla..." jawabnya bohong.

"Kinan, dia telah berani memukulku sampai kayak gini..." keluh Rasyid.

"Kamu lebih berani mengeroyok orang di lingkungan kampus, akan aku adukan kelakuan kalian pada Fakultas...." ancam Kinan seraya meninggalkan mereka. Entah apa Kinan akan melaporkannya atau tidak.

"Sial...." Rasyid mengerang kesal.

"Giman ini, bos...?" tanya si tubuh gembal takut.

"Kinan,....."

"Awas, kamu ya.... jangan harap kau bisa menang bermain-main dengan Rasyid...." ucapnya lirih.

"Hey.... kalian cepat bubar, bubar.... emangnya ini film kung fu apa...?" suruh Kayla kepada seluruh mahasiswa yang sedari tadi berdiri menonton mereka. Satu persatu merekapun berlalu.

"Hey,.... urusan kita belum selesai..." tantang Rasyid pada Stevan. merekapun juga berlalu dari tempat itu.

"Kamu bisa berjalan sendiri, kan...?" tanya Kayla yang langsung di jawab dengan anggukan kepala Stevan.

"Kira-kira Kinan akan melaporkan kejadian ini apa tidak...?" tanya Stevan khawatir. Kayla hanya bisa mengerdikkan bahunya sebelah.

"Kalo melihat luka lebam di wajahmu.... pastinya Kinan gak akan terima..." terang Kayla menyiratkan rasa penasaran di hati Stevan. dan menatap Kayla lekat-lekat. Minta penjelasan.

"Hah, sudahlah lupakan saja..." ucap Kayla mengalihkan pembicaraan.

"Kamu sebaiknya cepat pergi dari sini kalo perlu jangan kesini lagi, karena mungkin Rasyid dan kelompoknya akan mengeroyok kamu lagi..." saran Kayla.

"Terima kasih, Kayla...." ucapnya seraya membalikkan badan.

"Kayla...." panggil Stevan kembali membuat Kayla menatapnya.

"Sampaikan permintaan maafku pada Kinan,..." pinta Stevan. Kayla mengembangkan senyumnya.

...+_+...

Cintaku berbedaWhere stories live. Discover now