Hello From The Other Side -2

13 0 0
                                    


Ethan baru saja keluar dari ruang eksekusi bawah tanah bersama dua orang rekan nya, sebelum suara dering ponsel menghentikan nya.

Dua orang rekan nya menatap sambil menaikkan sebelah alis nya, yang hanya di jawab oleh Ethan dengan gerakan mengangkat kedua bahu nya. Seakan mengerti jika Ethan butuh privasi, mereka hanya mengangguk dan berlalu pergi.

Ethan sedikit mengangkat sudut bibir nya saat melihat nama yang tertera pada layar ponsel nya, lalu menekan tombol hijau.

"Halo manis, seharus nya aku yang menelpon mu lebih dulu. Ah, kau melukai ego ku sebagai seorang gentleman." Ethan membuka suara.

"Halo Ethan. Maaf, sudah mengganggu mu. Tapi aku butuh bantuan mu sekarang juga."

"Bantuanku? Katakan apa yang terjadi, Scar." Ethan mulai cemas saat mendengar suara di seberang sana yang terdengar mendesak.

"Bisakah kau kemari sekarang? Ada beberapa pria yang sering mengganggu ku disini. Mereka selalu saja menggoda ku dan berkata tidak sopan, juga berusaha menyentuh ku. Aku takut, Ethan."--uh, pergi kalian, atau aku akan menelpon polisi sekarang juga.

Ethan mendengar suara berisik dan teriakan serta makian yang terlontar dari seorang wanita yang ia yakini itu suara Scarlett. Ethan menggeram dalam tenggorokan nya.

"Ethan kau masih disana?"

Suara Scarlett menyentak nya.
"Kau kirim alamat nya, aku akan segera kesana sekarang juga." Dengan itu sambungan terputus.

Ethan mengambil jaket kulit nya lalu kunci mobil di atas sofa lalu segera melesat menuju alamat yang telah di kirim gadis itu baru saja.

Namun sebelum mencapai pintu utama mansion megah tersebut, sebuah suara menghentikan nya.

"Hey, dude. Mau kemana kau?" Tanya dua rekan nya tadi bernama Greg dan Charlie. Mereka menatap penasaran ke arah Ethan yang terburu-buru pergi setelah mendapat telepon.

"Ada urusan sebentar." Jawabnya singkat.

"Hei, kau tidak lupa sudah berjanji akan mengantarku pulang karena mobil ku ada di bengkel, dan mobil Greg yang di pinjam Frank belum kembali, bukan?"

Ah sial! Ia lupa.
"Tidak. Tentu saja tidak. Kalian boleh ikut sekalian dengan ku, kalau begitu. Setelah itu akan ku antar ke apartemen kalian."

.
.
.
.

Ethan berhenti di pinggiran jalan taman kota, setelah gadis itu mengirim alamat nya.

Ia mencari ke segala arah keberadaan gadis itu, lalu mata nya menemukan nya. Dan benar saja, gadis itu sedang di kerumuni oleh tiga orang laki-laki bertubuh kekar dan berwajah sangar.

"Pergi kalian! Atau aku akan menelpon polisi sekarang juga." Teriak Scarlett berusaha mengusir para preman itu.

"Ayolah manis, tidak ada salah nya jika kita bersenang-senang. Jangan sok jual mahal dengan kami." Kata salah seorang preman berkepala botak dengan wajah sangar nya.

"Ya benar itu, ayolah manis." Timpal pria lain nya.

Scarlet teriak saat pria lainnya berusaha menyentuh nya. Namun sebelum mereka berani menyentuh nya, suara berat seorang pria menginterupsi mereka.

"Jauhkan tangan kotor kalian dari gadis itu." Serak dan terdengar berbahaya.

"Ethan..." desis Scarlett seperti merasa lega pria itu akhirnya datang.

"Hei... siapa kau? Berani sekali mengusir kami dari sini, hah?" Pria botak berwajah sangar itu bersuara.

Ethan berjalan mendekat hingga tiba di depan ketiga preman itu.
Ia menyunggingkan senyum remeh di sudut bibir nya. Lalu, sebelah tangan nya merogoh saku di balik mantel nya. Ethan sengaja hanya sedikit menyembulkan pistol yang ia bawa, hanya untuk menggertak ketiga preman itu.

Lust Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang