One Last Message

1.8K 163 23
                                    

"Aku sudah kehilangan kesempatan, kan?" New menatap punggung Tay sambil menunggu jawaban keluar dari mulut Gun.

"Oho, p! Jika kau menghampirinya dan menyatakan perasaanmu sekarang, P'Tay akan memilihmu dalam sekejap."

Gun menjawab, mata New masih terpaku pada punggung Tay yang saat ini sedang berbicara dengan seorang wanita cantik. Mereka berada di reuni SMA sekarang. New menghela nafas dan dia meneguk habis silver bullet-nya . Ini gelas ke-3 dan dia merasa mulai mabuk.

"Aku tidak punya kesempatan untuk mengatakan perasaanku padanya." Kata New lagi, dia ingin minum silver bullet ke-4nya, tetapi Gun menghentikannya.

"Dari pertama kali aku bertemu papi, sampai aku berkencan dengannya dan sampai kami bertunangan, hubungan P'New dan P'Tay masih belum jelas sampai hari ini." Kata Gun yang membuat New ingin menoyor kepalanya. Dia tidak bisa tidak setuju dengan fakta tersebut.

New dan Tay adalah teman dari sekolah menengah pertama. Dia jatuh cinta dengan Tay karena dia baik untuknya. New jatuh cinta padanya dari cara Tay melihat kehidupan. Dia lebih baik daripada kebanyakan pria yang pernah dia temui dan ia ajak bicara. Dia lebih baik daripada pria ideal yang ada dalam pikirannya.

Tay lembut, dia baik, dia setia, dia ganas, dia murah hati, dia kuat dan dia tenang. Mata hitam yang gelap, rambut hitamnya yang halus. Tay memiliki senyum yang manis, tawa yang nyaring, lelucon yang buruk. Dia memberi New perasaan nyaman seperti saat ia berada di rumah dan perasaan tenang.

Tapi dia tidak pernah bisa mengakui perasaannya kepada Tay karena dia selalu sibuk. Tay adalah seorang sersan dan detektif polisi dari Divisi Investigasi Kriminal Metropolitan Bangkok.

Dan karena pekerjaannya, terkadang Tay selalu pergi ditengah-tengah acara. Seperti saat mereka menonton film, makan malam atau ketika mereka pergi ke taman bermain. Dan karena itu New selalu tidak memiliki kesempatan untuk mengakui perasaannya.

Bahkan jika dia punya kesempatan dan Tay tidak sibuk, Off akan mengganggu mereka. Off juga teman sekolah mereka, sebentar lagi dia akan melangsungkan pernikahannya dengan Gun. Off juga seorang sersan dan seorang detektif, Tay adalah rekannya.

Kedua mata mereka bertemu dan Tay tersenyum pada New. Dia berbicara kepada wanita cantik tadi yang kemudian menganggukkan kepalanya dan pergi. Tay berjalan ke arahnya dan Gun. "Pasangan yang sangat serasi, aku ingin tahu apa yang kalian bicarakan." Kata New dengan sinis.

"Dia putri seniorku. Dan dia juga punya suami jika kamu ingin tahu." Jawab Tay. Ponsel Tay berdering dan dia mengangkatnya. "Halo? Ya pak. Ya, aku akan berada di sana dalam 10 menit."

"New, aku harus pergi sekarang."

"Kau tidak lupa, kan?" Tanya New.

"Besok malam jam 7 di bioskop Siam. Bagaimana bisa aku melupakan itu? Aku akan menjemputmu jam 6." Tay menunjukkan senyumnya dan New tersipu malu

"Kasus pembunuhan lagi?" Tanya Gun sebelum Tay berjalan pergi. Tay menganggukan kepalanya, "Tolong jaga papi ya, P'Tay."

"Ok, nong Gun." dia menjawab dan kemudian Tay berlari sambil memanggil Off.

***

Tay membuka pesan dari New, dia tersenyum saat membacanya. Pesan itu berbunyi; Jangan sampai terluka. Bagi Tay, pesan sederhana seperti itu selalu membuatnya bahagia, terutama karena itu dikirim oleh New.

"Terima kasih atas kerja kerasmu, Tay! Karenamu, kami selesai lebih awal hari ini." Kata seniornya. Tay memasukan ponselnya di sakunya dan memberi waii ke seniornya.

Unsaid LoveOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz