Jiwa yang Lelah

28.1K 103 0
                                    


Minggu Pagi Purwosari, CFD jalan Slamet Riyadi Solo.
Bohemian Rhapsody menemani langkah pagiku. Pagi ini aku sudah berjalan menyisir Jalan Slamet Riyadi. Perjalananku mengarah ke Taman Sriwedari bersama banyak orang yang berlalu lalang menikmati jalanan tumpah ruah dengan berbagai kegiatannya. Sambil melirik beberapa dagangan penjual makanan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan aku mencari seseorang. Seorang kawan lama dari Jawa Timur yang mengajakku bertemu pagi ini. Kulihat batang hidungnya begitu sampai di depan taman Sriwedari.

"Kon ga mulih Jogja tah?nyepur mung sejam lho" (kamu nggak pulang ke Jogja?, naik kereta Cuma satujam lho) kalimat pertama meluncur dari mulut om Ferry.
"Cen jancuk kon Cak.. aku adoh mabur seka jakarta nemoni njenengan.. lagi pethuk wes mok kongkon mulih" (memang jancuk kamu om.. aku jauh-jauh terbang dari jakarta untuk menemuimu.. baru ketemu sudah disuruh pulang) gerutuku yang disambut dengan tawanya terbahak.
"Lha ono opo nang Jakarta? Kelon?" (ada apa di Jakarta?, Tidur bareng?) tanyanya lagi sambil tersenyum meledek. Aku cuma terdiam sambil melihat sekitar mencari sesuatu yang mungkin familiar dengan lidah dan perutku. Sebentar kutinggalkan om Ferry dan mendatangi penjual sate untuk memesan seporsi dagangannya.

"Aku bar seka Bandung terus transit Jakarta bentar buat terbang kesini. Tiket Bandung-Solo edan cak."

"Lha ngopo gak nyepur? Lodaya kan murah"

"Masih untung dapet tiket pesawat.. makanya kalo mau ngajak ketemuan jangan ngedadak.. cen jancuk kon cakkk" kami terbahak bersama, saling melempar canda mencairkan suasana setelah sekian lama tidak bertemu.

"Ngapain ke Bandung? scene sama Zoya?" 

"Ngga kok.. Dah ga partneran lagi." jawabku sambil mengunyah lontong dalam mulutku. 

"Lho lha ngopo?" jawabanku menggugah rasa penasarannya.

"Kepo banget sih om." kujawab lagi pertanyaannya dengan sinis. 

"lha gimana ga kepo, gonta-ganti partner terus. Ga capek kah gonta-ganti terus? sisain satu kek.."gerutunya. Giliranku yang terbahak mendengar gerutunya.

"Makanya jangan cuma jadi keypad warrior. modal kok cuma jempol." aku kembali terbahak melihatnya tersipu. Begitulah beliau, pria berumur dengan nyali yang ciut yang dia samarkan dengan sikap perfeksionis. Kenapa aku bisa menganggapnya demikian? Dia masih tetap saja sendiri saat aku sudah beberapa kali berganti partner. Pada dasarnya kami sama. Kami adalah jiwa-jiwa yang lelah. Lelah dihajar kerasnya hidup. Yang menjadikan kami berbeda adalah langkahku untuk berpetualang sedangkan beliau tetap sibuk bersembunyi dalam cangkangnya. Arah pelarian yang sama yang mempertemukan kami.. BDSM.. tempat sama pula yang mempertemukanku dengan Lucid dan juga mereka yang sempat mampir sebelumnya.

"Lha terus sekarang balik jadi lonewolf lagi?" om Ferry kembali menyambung pertanyaannya.

"Aku kesel cak nek kudu ngono terus.."(aku lelah om kalo harus terus seperti itu)

"Pensiun?"

Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan konyol itu.

"Atau partner baru? Nggak mungkin orang sepertimu bisa pensiun.. semua yang kamu nikmati terlalu adiktif buatmu untuk ditinggalkan"

"Hahaha.. iyo cak aku dapet jackpot. Kelinci cantik.. terbaik.."

"Cen ngeten kok njenengan iku " (memang gini kok kamu itu) kata Om Ferry sambil mengacungkan jempolnya padaku. "Lha sopo meneh saiki?"(siapa lagi sekarang?) imbuhnya.

"Lha nek tak critakke ngko aku mung mok bajing-bajingke cak. Hahaha" (kalo aku ceritakan, nanti aku kamu maki-maki om. Hahaha) timpalku sambil tertawa. Entah kenapa aku selalu merasa menang tiap kali dia bertanya seperti itu. Kembali canda tawa mengalir sembari membicarakan banyak hal tentang gelap terangnya dunia tempat kami melarikan diri dari kerasnya pressure dunia nyata.


Tanpa terasa hari sudah mulai terik. Kendaraan sudah mulai berlalu lalang pertanda car free day sudah usai. Kami masih duduk santai di depan Taman Sriwedari. Kantuk menyerangku perlahan. Wajar memang karena memang tubuhku sudah sangat terforsir sejak beberapa hari lalu. Bahkan sejak dari 2 weekend lalu. 2 weekend yang cukup menakjubkan bersama Lucid. Ingin kuceritakan semua itu hanya saja aku terlalu lelah saat ini. Harus kumanfaatkan waktu yang ada ini untuk beristirahat sebelum aku kembali tenggelam dalam schedule berikutnya. Aku berpamitan ke Om Ferry sembari memesan ojek online untuk mengantarku kembali ke hotel yang menjadi peristirahatanku setidaknya sampai esok pagi. Berharap aku bisa lebih segar esok untuk bisa menceritakan bagaimana aku menemukannya. Lucid.. yang kupilih menjadi perhentianku sekarang.. tempatku berlabuh. 

-k4yMorpheus-

BERLABUHWhere stories live. Discover now