Bahkan saat ingin kekamar mandi pun, Firza harus berteriak menyuruh si tak kasat mata ini untuk enyah dan jangan mengintipnya kala mandi atau sekedar buang air. Setan-setan ini memang tidak bisa diusir secara harus, harus pakai cara kasar.

"Tips dari Mama sih, kamu mulai sekarang harus bisa ngejinakin temen-temen kamu itu." Ujar Mama sambil menyuapkan bubur pada Ardi.

"Temen-temen?" Firza bingung.

"Iya, yang katanya sering nongol di kamar mandi kamu, atau yang kata kamu sering ngajak main pas malem-malem, atau mungkin sama..." Mama sedikit melirik kebawah meja dengan sedikit takut. "Anak kecil yang lagi ngusil kamu itu."

Menjinakan setan? Yang benar saja. Ayolah! melihat mereka saja Firza langsung membuang muka, apalagi harus menjinakan mereka yang artinya ia harus lebih dekat dengan mereka iyakan?

🖤🖤🖤

Kaki pendek Firza berjalan menyusuri koridor kampus, hari ini ada kuis dan sekitar 30 menit lagi akan dimulai.

Sepanjang kaki melangkah Firza melihat berbagai jenis makhluk entah itu dari dimesinya atau dimensi lain, contoh sesosok wanita yang kini sedang berjalan beriringan dengannya ini, Firza tak berani menoleh kekanan barang sedikit pun kearah itu.

Ia tidak siap akan disuguhkan oleh wajahnya yang pasti tak manusiawi dan berakhir nanti ia akan berteriak dan pasti mengundang atensi para manusia yang berada dikoridor kampus ini.

"Kamu bisa liat aku?" Sayup-sayup Firza mendengar sosok disampinganya ini berbicara begitu pelan, namun Firza menghiraukan, berpura-pura tidak tau.

"Kamu bisa liat aku kan?" Sekali lagi suara itu menyapa telinganya, terdengar menenangkan namun seram disaat bersamaan.

Hawa dingin yang sosok itu keluarkan membuatnya merinding.

Firza tetap mengunci mulutnya, dan terus berjalan seolah tidak tau dan tidak mendengar. Hingga sepersekian detik ia berteriak kaget.

"Anjir!" Firza mundur satu langkah dengan dada bergemuruh dengan kecang.

Dan tak lupa atensi semua yang ada dikoridor menatap aneh kepadanya, ada yang menatap prihatin pula, bukan rahasia lagi kalau mereka tau Firza banyak berubah setelah insiden pingsan karena menghantam koridor, lelaki itu sedikit aneh dan sering berteriak sendiri.

Firza terkejut sekaligus terpaku dengan makhluk yang tadi berada disampingnya kini sudah berdiri dengan kaki mengambang didepannya.

Cantik.

Kata itu terlintas dikepalanya. Namun buyar seketika saat teriakan yang sungguh memekakan telingannya.

"Firza!" Ia langsung menoleh kebelakang, mendapati Ania, si gadis bar-bar yang turut andil membuat hidupnya tidak tenang sejak kejadian itu.

"Apaan?" Sahutnya sedikit galak.

Ania cengengesan "Gak papa hehe."

Firza kembali teringat akan sosok gadis cantik kaki mengambang yang tadi didepannya itu, ia kembali menghadap kedepan dan ternyata sosok itu sudah menghilang.

"Makan yuk? Belum sarapan." Ajak Ania sembari meraih lengan Firza, namun langsung Firza tepis.

Gadis ini, entah kenapa sejak kejadian itu selalu menempel padanya. Padahal sebelumnya Firza dan Ania tidak kenal sama sekali.

"Gua ada kuis." Ucap Firza lalu kembali melangkahkan kakinya, tanpa memperdulikan Ania.

"Yaudah nanti istirahat bareng ya?!" Teriak Ania tidak diindahkan oleh Firza.

🖤🖤🖤

Kuis sudah selesai sekitar 5 menit yang lalu, itu artinya Firza sudah tidak ada jadwal apapun hari ini, karena memang dijadwalnya hari ini ada kuis saja.

Ia ingin segera pulang, namun sepertinya bukan pilihan yang tepat, karena rumahnya sedang kosong hari ini Mama dan Papa bersama Ardi sedang keluar, dan artinya kalau ia pulang akan sendirian hanya ditemani makhluk-makhluk tak manusiawi itu.

Membayangkan itu Firza bisa mati berdiri.

"Kantin gak?" Suara Saghara menyapa telinganya. Saghara ini teman seperjuangannya sejak ia SMP sampai sekarang.

Kantin? Lumayan lah daripada ia harus pulang kerumah. "Duluan, gua mau ke toilet dulu. Bawain tas gua." Ujar Firza lalu mengulurkan ransel hitamnya yang tak terlalu besar ini pada Saghara.

Saghara pun menerimanya dengan senang hati, hal ini sudah biasa untuk mereka berdua.

"Gua tunggu ditempat biasa." Ucapnya lalu berjalan keluar kelas, disusul Firza dibelakangnya. Mereka berpisah diujung koridor Firza menuju sebelah kiri sementara Saghara sebelah kanan.

Firza memasukin toilet yang tak begitu ramai, hanya ada beberapa mahasiswa saja yang sedang sekedar membersihkan muka, atau buang air.

Ia masuk kesalah satu bilik toilet yang kosong, dan langsung membasahi bumi.

Setelah selesai menuntaskan hajatnya Firza pun keluar. Namun lagi-lagi sebuah kejutan membuat ia sedikit berteriak dengan tangan yang reflek memegang dadanya.

Sosok itu, setan cantik yang ia temui dikoridor tadi berada didepannya lagi kini.

"Lo-lo ngapain disini? Ini toilet cowok! gak sopan!" Hardik Firza antara kesal dan takut.

"Ah bener ternyata. Kamu bisa liat aku kan?" Setan cantik itu tersenyum senang.

Firza merutuk dalam hati, bodoh! Ia tidak ingin berurusan dengan setan, namun kali ini ia sendiri yang membuat dirinya berurusan dengan makhluk lain dimensi itu.

"Iya gua bisa liat lo. Jangan ganggu gue!" Ujarnya kesal dengan muka sebalnya.

" A-awas minggir." Firza memberikan gestur dengan tangannya, namun sosok itu bergeming, membuat Firza semakin kesal dan berjalan menembus sosok itu, Firza sedikit terpaku sejenak namun kembali melangkah.

Astaga aneh sekali rasanya berjalan menembus setan.

🖤🖤🖤

Lost SpiritWo Geschichten leben. Entdecke jetzt