Huan terdiam menatap adik perempuan kesayangan dengan balutan pakaian pengantin, ia tahu bahwa adiknya akan terlihat lebih menawan dengan pakaian itu.

Huan mengalihkan pandanganya menatap kearah pria yang akan menjadi suami adiknya

"Kau terlalu beruntung, aku harap kau akan membahagiakannya" Gumam Huan memperingati calon iparnya yang sudah menganggukkan kepalanya diatas kudanya.

Huan memperhatikan pandangan calon iparnya yang mengarah kearah lain dan membuatnya menghela nafas panjang.

"Aku berharap kau bahagia, Ai" Batin Huan sambil menatap adiknya yang sedang masuk kedalam tandu pernikahannya.

Setelah melihat Ai sudah masuk kedalam tenda mereka mulai berjalan menuju Istana utama untuk melakukan acara pernikahan dan penghormatan kepada Kaisar Qin dan Permaisuri serta Ibu Suri.

***

Ai terdiam membisu didalam tenda miliknya, ia tidak tahu apakah keputusannya untuk masuk kedalam tenda ini tepat.

Hatinya terasa piluh setiap kali ia memikirkan dirinya akan menikah dengan seorang yang tidak ia kenal mengingat nama asing suaminya tanpa menyadari air matanya kembali turun membasahi pakaian pengantinya.

"Tidak, aku tidak boleh menangis" Gumam Ai meyakinkan dirinya namun air matanya tetap mengalir hingga membuatnya terisak, ia tidak mau semua ini terjadi seharusnya ia bisa mengeluarkan pendapatnya sebelum pernikahan ini terjadi.

Terlambat batin Ai meratapi nasibnya, Ai mengusap airmatanya dengan kedua tangannya kemudian menarik nafasnya panjang untuk menenangkan dirinya.

"Aku akan membuat pria itu menyesal karena mau menikahiku" Gumam Ai menguatkan dirinya tanpa menyadari tandunya sudah berhenti.

"Putri, silakan keluar dari tandu" Gumam Xi Nian dari balik kain tandu sambil membantu Ai turun dari tandu, Ai menatap Xi Nian yang sudah memberikan tangannya untuk membantunya keluar dari tandu.

Ai menghela nafasnya sambil memberikan tangannya kepada Xi Nian dan bangkit berdiri tanpa menyadari tinggi tandunya yang rendah membuat kepalanya terbentur atas tandunya dengan suara kencang dan membuat seluruh orang yang ada di halaman utama istana mengalihkan pandangan menatapnya.

"Putri, Anda tidak apa-apa?" Tanya Xi Nian panik namun hanya anggukkan kepala yang Ai berikan untuk menjawabnya.

Ai merasa kepalanya terasa berputar dan sakit, air matanya sedikit keluar karena rasa sakit di keningnya yang terbentur kencang.

"Ti..Tidak apa-apa" Gumam Ai pelan dengan suara parau terdengar jelas ia baru saja menangis kemudian mulai melangkahkan kakinya kembali menuju ruang utama dimana semua orang sudah berkumpul untuk menyaksikan pernikahannya.

Ai merasa pikirannya kosong ketika ia melakukan semua ritual pernikahan hingga mereka sah menjadi suami istri namun airmatanya terus turun dibalik cadar merahnya tanpa isakkan.

***

Guang terdiam membisu di depan pintu kamar pengantinnya, ia terlihat ragu untuk masuk kedalam ruangan itu, ia mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam ruangan itu namun langkahnya kembali terhenti,

Aku tidak mungkin membiarkannya menunggu seharian Batin Guang bingung, ia sungguh tidak ingin masuk dalam kamar pengantinnya.

Guang memejamkan matanya mengingat bagaimana ia bisa menyetujui pernikahan ini.

Flash back On

Changyi menatap Yangfu dan Guang ketika mereka bertiga berada diruang keluarga sambil menghela nafasnya dengan berat terasa penuh dengan beban.

"Aku tahu kalian bingung kenapa aku memanggil kalian kemari tapi ada yang harus aku bicarakan pada kalian"

Seluruh putranya menatap kearahnya menunggu perkataannya namun Changyi mengalihkan pandangannya kearah Yangfu kemudian kearah Guang.

"Huang Shang memintaku untuk menikahkan Putri Qin Ai dengan Guang" Gumannya sambil menutup mata, ia tahu apa yang ia katakan akan membuat Putra sulungnya sakit hati.

"De..Dengan Guang..?" Tanya Yangfu kembali tidak percaya dengan apa yang ia dengar namun Changyi hanya menganggukkan kepalanya menjawab perkataannya.

Guang mengerutkan keningnya mendengar perkataan ayahnya "Kenapa Aku?" Tanya Guang bingung dengan perkataan Changyi

Changyi menghela nafasnya mendengar perkataan putra bungsunya "Putri Qin Ai memilihmu untuk menjadi suaminya"

Guang membelakkan matanya tidak percaya dengan perkataan Ayahnya "Amah, Ai tidak mungkin memilihku kau tahu bahwa kami berdua selalu bertengkar" Protes Guang kepada Changyi sambil menatap kearah Yangfu yang terdiam membisu.

"Lagipula aku tidak mencintainya." Jelas Guang sambil melirikkan pandangannya kearah Yangfu yang sedari tadi terdiam membisu.

"Ya, mungkin kau tidak mencintainya tapi.." Gumannya tertahan untuk menatap Yangfu sejenak kemudian kembali mengalihkan pandangannya kearah Guang.

"Bagaimana kalau Putri Qin Ai mencintamu" Gumam Changyi membuat Guang membelakkan matanya dengan mulut terbuka karena terkejut.

"Kau harus belajar untuk mulai mencintainya" Gumam Changyi sambil menghela nafasnya dengan berat karena kata-kata itulah yang paling tepat untuk dilakukan Guang mengingat mereka berdua sebentar lagi akan menikah.

Tidak, gadis itu tidak mungkin mencintainya Batin Guang mengingat bahwa mereka berdua sudah saling membenci satu dengan yang lain sejak kecil.

"Aku tidak bisa menerimanya" Gumam Yangfu sambil mengalihkan pandangnya kearah Changyi

"Amah, bisakah kau meminta Kaisar untuk membatalkan pernikahan ini" Mohon Yangfu kepada Changyi namun hanya helaan nafas yang ia dengar dari ayahnya.

"Kau tahu Yangfu, tidak ada satupun perintah Kaisar yang bisa di bantahkan" Gumam Changyi kepada Yangfu dengan perasaan sedih "Aku minta maaf"

Yangfu terdiam membisu mendengar perkataan ayahnya, Ya, semua yang Amah katakan benar dan aku harus menerimanya tapi.. Batin Yangfu sambil mengalihkan pandanganya kearah Guang

"Aku tetap tidak bisa menerimanya! " Gumam Yangfu sambil mendengus kesal kearah Guang kemudian pergi meninggalkan Changyi dan Guang disana.

Flash Back Off

Guang kembali menghela nafasnya mengingat kejadian yang terjadi sebelum ia menikahi Ai dan hingga hari ini Guang masih belum bisa membujuk Yangfu untuk memaafkannya dan semua ini karena wanita yang sudah menjadi istrinya.

***

"Aku tahu ia tidak mungkin datang" Gumam Ai sambil tersenyum pahit mengingat sudah terlalu lama ia menunggu di kamar pengantinya.

Ai menghela nafasnya berat sambil melepas cadar pengantinya sendiri, pandanganya menatap kamar pengantinya yang sudah dari tadi tidak terlihat jelas karena tertutup cadarnya.

Ai bangkit berdiri menuju meja rias nya dan melepas semua hiasan di kepalanya sambil menekan perutnya yang terasa kosong, Ia bahkan tidak tahu kapan ia diberikan makan oleh para Dayangnya.

Ai bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu kamarnya untuk melihat kearah luar, seperti yang ia pikirkan langit sudah sangat gelap dan udara terasa dingin.

Ai berpaling mencari jubah untuknya sebelum ia melangkahkan dirinya keluar untuk mencari makanan di tempat acara, ia yakin disana masih banyak makanan yang tersisa untuk memanjakan perutnya yang kosong

* Xi Nian = Mak Comblang

THE GENERAL (Bayinu Wife Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang