01

541 106 17
                                    

whatta good day!

...almost


sepertinya, rumah ini akan jauh lebih baik dari sebelumnya.

karena impianku untuk memiliki kamar diloteng bersuasanakan kartun disney favoritku, cinderella. akhirnya terwujud.

terlebih di luar perumahan ini terdapat kedai es krim.

ya, walaupun mesti melewati beberapa komplek. dan, oh! aku baru ingat.

di dekat sini juga terdapat area hijau. setidaknya aku tidak akan selamanya sangkut dalam lingkungan polusi udara.

intinya, aku sangat bersyukur papah bertugas di kota ini.

tidak hentinya aku tersenyum menatap keluar jendela memperhatikan keadaan diluar rumah yang damai.

sampai disaat mamah menyeruku untuk menbantunya. senyum diwajahku belum juga memudar saking senangnya.

beralih dari kamar menuju dapur, ku lihat mamah saat itu tengah sibuk memasukkan barang-barang ke dalam laci set dapur.

ternyata mamah hanya ingin aku membantunya dengan mengangkat beberapa kotak ke dapur.

aku kira aku bakal disuruh lebih dari itu, tapi pada kenyataannya aku berakhir duduk bosan di kursi dapur memperhatikan mamah yang kini mengisi kulkas.

aku perhatikan satu per satu, apa yang mamah masukkan ke dalam sana.










sampai aku sadar sesuatu.





es krim ku.







"mah, es krim cornetto red velvet fiona kemana? kok ga ada."

mamah sesaat menoleh menyengir, kemudian tertawa kecil.

"udah mamah makan tadi, maaf ya."

"yahhh, padahal limited edition itu." seruku kecewa. "mamah ga bilang-bilang, ih!"

ku lihat mamah hanya menggeleng melihat responku, senyumku berubah kecut.

mamah kembali meminta maaf lalu memberi saran agar ku mencoba untuk pergi ke kedai es krim itu.



eh? benar juga.













🍦🍦🍦






jangan ditanya.

aku benar-benar menjalankan niatku dengan jalan kaki keluar dari perumahan sambil cuci mata memperhatikan sekitar.

sejauh ini tidak ada hal yang buruk, dan ku harap tidak ada.













aku terus berjalan, mataku terus mengedarkan fokusnya.














sampai menangkap seorang pemuda yang tengah asik bermain basket di halaman rumahnya yang lumayan luas dan tidak berpagar.

aku tidak mencoba untuk terlalu memperhatikan tapi,

yang jelas pemuda itu jangkung, tengah memakai kaos hitam polos dan celana basket, dan terlebih lagi...

















dia tampan.


















tanpa sadar, langkahku terhenti sejak mataku mendapati pemuda itu.






































sial, dia balas menatap.














kini, aku berusaha untuk terlihat senormal mungkin lewat di depan rumahnya. kepalaku masih mendongak dengan ekspresiku yang datar.











dan aku berhasil lewat. ya, itu tidak buruk.

aku kembali meneruskan langkahku.











sampai aku tersadar.

sedari awal suara hentakan bola basket terdengar dibelakang, mengikutiku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

vanilla sundaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang