Prolog

48 2 0
                                        

Tidak, Jean belum mabuk sama sekali. Matanya pun tidak memiliki minus. Jelas ia tidak salah lihat.

'Sialan bahkan besok saat akan menikahpun dia sempat-sempatnya bercumbu!'

Jean menatap pria yang asik bercumbu. Bibirnya menyesap bibir lawannya, tangannya sudah beredar di area bokong sang wanita. Bahkan sang wanita tidak keberatan saat rok minimnya dinaikkan menampakkan celana dalam maroonnya. Hm warna menggoda, pikir Jean.

"Liat lelaki setampan itu apa kau ingin membatalkan pernikahanmu besok J. Aku yakin yang dijodohkan denganmu pasti pria berumur."

Jean menatap temannya yang selalu meremehkannya itu. Jean mungkin selama ini selalu diam dan mengalah. Tapi tidak kalau posisinya dia sedang marah saat ini.

Jean terkekeh. Menampilkan senyum meremehkan. Ia tahu ia tidak cantik seperti temannya yang selalu berdandan. Bagi mereka perjodohan itu sangat kuno, dan mungkin hanya orang jelek dan tidak laku yang melakukannya. Dan itu pandangan mereka saat ini pada Jean.

"Kau mau kemana?"

"Jangan bilang kau ingin menghampiri si tampan itu? Lebih baik jangan, aku takut kau di tolak J"

Lalu mereka tertawa. Menertawakan Jean. Membuat Jean makin geram.

Jean melangkahkan kakinya mantap dan penuh percaya diri. Menghampiri pria yang masih asik bercumbu dengan panasnya. Disingsingkannya lengan jaket kulit yang ia pakai. Jean menepuk bahu pria itu dan mendengar umpatan. Lelaki itu menoleh. Sebelum matanya menatap jelas bayangan wajah siapa yang menepuk bahunya.

"Dasar brengsek"

BUKK

"Shit!"

...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 13, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

UnconditionalWhere stories live. Discover now