34 •

1.1K 80 52
                                    

[play dong, kali aja nyambung]

woiya, vote jgn lupa!!!


Salah nggak sih Namira memilih pilihannya beberapa hari lalu? Kenapa rasanya masih sedikit mengganjal sampai sekarang? Namira jadi takut kalau apa yang diputuskannya beberapa hari yang lalu akan berakibat fatal di masa sekarang, contohnya kayak mubazir tiket gitu.

Bukannya gimana, setelah sampai di area bandara, bukannya segera masuk, Namira malah diam di tempat kayak lagi istirahat parade aja. Kalau diamnya sambil minggir sih, nggak apa-apa lah. Tapi please ya, ini sekarang Namira diamnya di tengah jalan, cuy. Ngehalangin jalan. Kadang Namira nih ada bangsulnya juga, ya.

Bukan tanpa alasan, sih, Namira diam aja. Cewek bersweater rainbow mentereng itu sekarang malah merasa ragu buat jadi ikut atau nggak. Tapi kalau dia labil dan pulang ke apartement, Yoriko pasti bakal memberinya 1001 hujatan karena telah menyia-nyiakan uang buat tiket pesawat yang harganya sangat seberapa itu. Masalahnya, ini tiket belinya patungan, cuy, walau yang berangkat cuma Namira doang.

Akhirnya karena Namira nggak jadi labil dan memilih jalan yang lurus, dia pun memutuskan masuk ke gedung bandara dan langsung ke tempat di mana Ari dan Nathaniel berada.

Nathaniel melambaikan tangannya saat melihat kedatangan Namira dari jauh. Namira tersenyum tipis, lalu melangkah menghampiri mereka berdua. Namira disambut senyum hangat dua cowok di sana.

"Hai," sapa Nathaniel.

Sekali lagi, Namira cuma tersenyum tipis, tapi kali ini dia sambil mengangguk pelan, sih.

Keadaan mendadak hening. Dua cowok yang tadi sibuk ngobrol hal seru, kini jadi mendadak bisu karena nggak tau harus memulai percakapan macam apa buat Namira. Ya kali tau-tau Nathaniel nyeletuk "Hai, Nam, mau nanya dong, kalau ganteng itu turunan, pas kita naik, kita jadi jelek, dong?". Nggak lucu, anjeng.

Nathaniel melirik Ari, dibalas lirikan sarat makna pula dari Ari. Tapi kayaknya, Nathaniel salah tangkap sama apa yang dilihatnya dari tatapan Ari.

"Diem-diem bae. Nggak inget dulu-"

Ari melotot menatap Nathaniel, "Lo bisa diem nggak sih, nyet?"

"Iya-iya, ampun." Nathaniel memberengut. Dia kan kesepian, harusnya pada ngerti, dong, kalau sekarang dia butuh asupan receh karena orang Korea pada nggak ngerti lawakan krenyesnya.

"Namira apa kabar?" Nathaniel buka suara lagi. Basa-basi itu penting, chingu.

Nathaniel tuh emang pejantan tangguh, mampu memahami situasi dan membangun bahtera suasana agar nggak awkward lagi. Harusnya Ari bersyukur dapat teman macam dia.

"Baik." jawab Namira singkat.

"Gimana kuliahnya?"

"Biasa aja." Masih singkat, dan Nathaniel memakluminya.

"Ketemu oppa-oppa ganteng, nggak?"

"Hehe,"

Nathaniel melirik Ari lagi.

"Gue bilang diem aja, ler." bisik Ari, terlalu lelah dengan tawakal Nathaniel.

herek heyek COMEBACK NEW VERSION (5)

Reza Rahardian Tapi Boong : YO WASAP

Putra Bakteri : hallow guoblok

Rafi Ahmad Eh Sanjaya deng : EEEEYYYY

Rafly Ganteng Maximal : WUIH RAME

Namira Claisa : astaghfirullah emang gada yg bener ya lo pada
Namira Claisa : assalamualaikum

Dealing With The Disk Jockey • ariirham [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang