Dan saat aku terbangun...
Aku mendapatkan kesedihan...
Kesedihan dari orang yang sama yang memberiku semua cinta.'

'Salju... Saat aku melihat salju aku mengingat seseorang yang memberiku Cinta dan juga kesedihan...

Tapi aku tidak kecewa dengan itu
Karna dia salju dalam hidupku dia seperti salju pertama di musim dingin.

Salju yang Indah, putih dan lembut...
Tapi salju juga dingin dan bisa melukai kita jika kita terjatuh di atasnya.'

'Aku pernah meminta seseorang untuk pergi dari kehidupanku selamanya...
Karna aku berfikir dia telah menyakitiku

Dan saat aku sadar bahwa dia adalah orang yang selalu membuatku bahagia dan selalu melindungiku... Aku terlambat

Aku terlambat dan aku benar-benar hampir kehilangannya untuk selamanya...
Dan saat itu terjadi aku merasakan sesak dalam hatiku dan aku seperti mendengar suara bola yang sangat besar menggelinding sangat keras ke arahku

Suara itu terdengar bum...bum... Dan membuatku hancur saat menyadari bahwa dia akan benar-benar pergi dariku.'

Yoongi membaca beberapa lembar dari buku milik cheonsa dan merasakan bahwa semua yang cheonsa tulis memiliki pesan berarti dalam setiap kata yang terangkai menjadi kalimat.

"Ini seperti puisi..."ucap yoongi menutup buku biru itu.

"Aku hanya menulis apa yang sedang aku rasakan."ucap cheonsa dengan malu.

"Salju dia Indah, putih dan lembut...
Tapi salju juga dingin dan bisa melukai kita jika kita terjatuh di atasnya."ucap yoongi meletakan buku itu di antara mereka.

Cheonsa terkejut saat mendengar yoongi mengucapkan itu dan memandang bingung yoongi.

"Itu yang paling berkesan dan selalu teringat sejak aku membacanya tadi."ucap yoongi menatap hangat cheonsa.

"Bukan hanya salju yang seperti itu tapi juga hati dan perasaan."

"Ya... Kau benar."ucap yoongi mengembalikan buku itu dan beranjak untuk pergi.

"Oppa... Bogosiepo..."ucap cheonsa yang menatap langit.

"Apa kau mengatakan sesuatu?"tanya yoongi.

"Anniya..."ucapnya yang kembali menatap langit.

Yoongi pergi masuk dan menuju dapur untuk mengambil minum sebelum ia kembali ke kamarnya.

Tiba-tiba saja ponsel cheonsa berdering cheonsa langsung mengambilnya dan mengangkat telpon itu.

"Ya... Benar aku cheonsa..."ucapnya menjawab sebuah telfon

Yoongi hanya memandangi cheonsa  dari tangga saat ia ingin kembali ke kamarnya dan terus memandang gadis mungil itu dengan tatapan hangat.

"Dia penuh dengan keceriaan."ucap yoongi.

Baru saja bibir yoongi berhenti mengucap ia terkejut saat melihat cheonsa tiba-tiba saja menekuk lututnya dan menenggelamkan wajahnya kedalam lipatan tangannya di atas lututnya. Yoongi yang melihatnya menjadi bingung karna tadi dia penuh dengan keceriaan dan sekarang dia bersedih.

Cheonsa yang mendengar langkah kaki dengan cepat menghapus air matanya dan kembali tersenyum.

"Ada apa?"tanya yoongi yang membawa sekaleng minuman.

"Tidak ada..."ucap cheonsa yang memasang earphone di telinganya dan memalingkan pandangannya agar tidak di lihat yoongi.

"Hey radar ada apa?"tanya yoongi lagi yang menarik earphone dari telinga cheonsa.

The cold boss is my future (Revisi Version)Where stories live. Discover now