Bab 2: Ikatan Dengan Sebuah Dosa

2.1K 242 53
                                    

Gambar ini saya pesan secara pribadi pada @Nabilla_hime

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar ini saya pesan secara pribadi pada @Nabilla_hime.

Bab 2
Ikatan Dengan Sebuah Dosa

Uzumaki Naruto membuka mata, menghalau cahaya yang menerpa kelopak matanya.

Harusnya, dia berada di antara dua dunia; di tengah-tengah antara ada dan tiada. Namun kini dia bisa merasakan hawa dingin yang menusuk tulang dan lembab pada pakaiannya.

Naruto berusaha duduk, memegangi kepalanya yang berdenyut saat melihat seorang gadis tergeletak tidak jauh darinya.

Alisnya terangkat. Dia tidak mungkin melakukan tindakan rendah seperti asusila, ‘kan?

Namun, bukan itu yang harus dia permasalahkan. Melainkan, bagaimana dirinya bisa kembali ke dunia fana setelah belasan tahun disegel. Dia hanya bisa bangkit hanya jika perwujudannya disatukan. Kecuali dalam kondisi tertentu, dengan tumbal yang memenuhi kriteria, pemanggilan bisa saja dilakukan.

Jika benar itu adalah tumbal, maka gadis di hadapannya pasti telah melakukannya.

Naruto tidak bisa untuk tidak membeku. Dia mendekati gadis itu dengan hati-hati. Bau anyir darah melekat di sana. Sepertinya hujan yang mengguyur mengikis gugusan mantra yang diukir di seluruh tubuh tersebut.

Belasan tahun lalu, Hyuuga Hiashi menggerakkan semua Sekte untuk memburunya. Menciptakan luka fatal. Membuatnya hampir mati hingga terjebak di antara dua dunia.

Dia bisa saja bangkit setelah cukup mengumpulkan energi spiritual, tetapi bagian tubuhnya tidak bisa dihubungi. Yang artinya, setelah dia memisahkan diri, menjadi tidak sadar, seseorang telah memisahkannya. Membuat mantra penghalang. Dan kebetulan, setelah belasan tahun, dia dibangkitkan.

Naruto masih dalam lamunan, ketika secara perlahan-lahan dia mulai merasakan getaran. Sangat dekat dan kuat, terpancar dari tubuh gadis itu.

Hujan masih mengguyur dengan deras, menamparkan gelegar guntur di malam kelabu. Suasana makin mencekam ketika lolongan demi lolongan tidak jelas kembali menggema dari sekitar. Para iblis kelas rendah dan mayat berjalan semakin membuana. Semakin didengar, suara tawa mulai sahut menyahut, rasa ketakutan para iblis dan mayat berjalan mereda, seolah menyambut kedatangan sang pimpinan tertinggi mereka.

Dia yang tidak diinginkan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Invisible ChronicleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang