Hyomin memegang bahu Kyungsoo, berusha membalas senyuman pahit Kyungsoo dengan senyuman manis miliknya.

"Boleh aku meminta sesuatu?"

"Tentu saja."

"Aku ingin jalan denganmu untuk yang terakhir kalinya. Sebelum kau resmi menjadi milik orang lain."

Ada sedikit sindirian dari kalimat kedua Kyungsoo, kalimat itu terasa menusuk hingga ke hatinya. Rasanya begitu ngilu mendengar kata-kata Kyungsoo, dan rasanya sangat tidak enak di dengar oleh telinganya. Dengan susah payah, Hyomin menelan salivanya.

"Baiklah, tapi aku izin pada Sehun terlebih dahulu."

*******

Banyak orang mengatakan, jika sehabis badai pasti ada pelangi. Meskipun tidak selalu muncul, dan indahnya hanya sesaat. Tapi pelangi mengajarkan setelah kesedihan, pasti ada kebahagiaan yang indah. Banyak juga orang yang mengatakan bahwa roda bisa berputar, kadang seseorang berada di atas dan kandang seseorang berada di bawah. Seseorang juga tidak akan merasakan sedih secara terus-menerus. Begitupun sebaliknya. Orang tidak akan merasakan bahagia secara terus-menerus.

Seperti yang dirasakan oleh Kyungsok saat ini. Setelah ia merasakan sedih karena harus merelakan Hyomin dengan orang lain, tapi ia bisa mengajak sahabatnya itu pergi menonton filn Dreadout. Awalnya, Hyomin merasaka takut karena calon suaminya itu melarangnya untuk berpergian dengan orang lain. Hyomin sempat menceritakan jika calon suaminya itu adalah orang yang posesif dan juga kasar. Tapi hari ini, Hyomin diizinkan jalan dengan Kyungsoo. Walaupun mereka dibatasi hanya sampai pulul tujuh malam, tapi setidaknya Kyungsoo bersyukur bisa pergi menonton dengan Hyomin. Apalagi yang ditonton adalah film Dreadout, film yang selama ini ia tunggu-tunggu karena ada Caitlin Halderman bermain sebagai pemeran utamanya.

Film sudah berjalan setengah, sejak film diputar tidak ada yang berbicara antara mereka berdua. Keduanya bungkam tidak ada yang mengeluarkan sepatah katapun. Selama film berjalan, Hyomin mengosok-gosokan kedua telapak tangannya. Seharusnya ia tidak menggunakan baju lengan pendek hari ini, dan ia juga lupa membawa jaket atau sweeter yang menghalau udara dingin masuk ke dalam kulitnya.

Kyungsoo sedari tadi peka dengan gerakan tubuh Hyomin yang gelisah. Ia melepas jaketnya, lalu memberikannya pada Kyungsoo.

"Seharusnya kau membawa jaket untuk menghangatkan tubuhmu," ucap Kyungsoo.

Tidak ada jawaban dari Hyomin, lebih tepatnya ia tak tahu harus menjawab apa. Suasana kembali hening, hanya ada suara sound yang menggema di seluruh ruang teather. Bioskop dipadati dengan penonton yang sedang memperhatikan film di layar lebar. Semua penonton terlihat menikmati film dan sesekali bercengkrama dengan kerabat yang ada di sampingnya.

Selama film berlangsung, Kyungsoo sama sekali tidak menikmati adegan-adegan yang terlihat di depan matanya. Padahal ini adalah film yang sudah ia tunggu-tunggu karena ada Caitlin Halderman yang bermain sebagai pemeran utamanya. Mungkin bukan karena jalan cerita atau adegan-adegan yang ditunjukan di dalam film tersebut.
Tapi karena Hyomin. Sejak awal film berputar, ia hanya diam, menjaga jarak dengan Kyungsoo dan tidak menangapi apa yang ia katakan.

Kyungsoo kehabisan kata-kata, sudah banyak kata yang ia keluarkan, tapi tidak satupun yang dibalas oleh Hyomin. Itulah kenapa sejak film berputar Kyungsoo dan Hyomin sama-sama bungkam. Sampai akhirnya, film telah selesai dan layar di depan sana menampilkan nama-nama pemain.

"Bagaimana? Kau menikmati filmnya?" tanya Kyungsoo. Berharap kali ini ia mendapat jawaban, walaupun hanya sekedar angukan.

"Lumayan."

Hanya itu yang keluar dari mulut Hyomin, tapi Kyungsoo merasa senang karena ia sudah mendapat jawaban dari Hyomin.

"Ayo kita pulang. Kau terlihat lelah," Kyungsoo bangkit dari kursinya dan merapihkan bajunya yang sedikit berantakan.

"Kyungsoo," pria itu menoleh dan menatap Hyomin dengan tatapan datar. Sedangkan wanita itu tersenyum begitu manis.

"Thanks for today," sambungnya.

Hyomin tersenyum di posisinya yang masih terduduk. Ada sedikit rasanya nyeri di hati Kyungsoo saat sadar besok dan seterusnya senyum itu tidak lagi ditunjukan untuknya.

Dan si pemilik senyum itu juga bukan miliknya.

Hyomin, ia telah menjadi milik orang lain.

Hyomin, ia telah menjadi milik orang lain

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Artificial LoveWo Geschichten leben. Entdecke jetzt