[1]: Jasa Cinta Pertama

605 85 39
                                    



Taeil menghela nafasnya ketika ia mulai memasuki studio sembari mengecek berlembar-lembar kertas yang berisi skenario. Lagi-lagi ia harus merevisi di beberapa bagian. Sebenarnya itu tugas seorang penulis naskah, tapi produsernya malah meminta Taeil untuk merevisi mentang-mentang ide yang didapat oleh si penulis naksah didapat secara gamblang dari cerita Taeil.

"Sutradara! Kami meminta intruksi." seorang asisten sutradara, Qian Kun, yang ada di dekat panggung itu menyerukan apa yang diminta. Taeil melupakan lembaran naskah itu dan berlari menuju ke atas panggung pentas. Bagaimanapun, drama musikal yang menjadi debut pertamanya sebagai sutradara harus berhasil!

Penari latar yang mencoba gerakan mereka, aktris musikal yang melatih suara mereka agar lebih jernih, hingga beberapa staff sebagai seksi perlengkapan panggung mulai berbenah disana-sini.

Taeil memandangi mereka satu persatu. "Penari, kalian harus lebih bisa menunjukkan ekspresi kalian, bukan hanya gerakan omong kosong tanpa makna. Dan penyanyi, coba resapi dan pahami arti lagu yang kau nyanyikan. Walaupun ini hanya latihan, setidaknya kalian sudah punya bayangan seperti apa penampilan kalian nanti. Semuanya mengerti?" dan semuanya memang hanya mengangguk ketika diminta jawaban.

"Dimana pemain Cello-nya?" sebuah suara menyeruak diantara kerumunan para pemain. Wanita yang masih cantik di umur akhir abad ketiganya. Seorang mantan penyanyi senior, Byun Baekhyun, yang masih mempunyai jiwa muda dalam dirinya.

"Ah, dia tadi baru saja datang, sekarang sedang mengganti pakaiannya."

Sungmin memiringkan sedikit kepalanya dan menatap tidak percaya ke arah Taeil. "Benarkah? Itu bukan kebohonganmu untuk mengulur waktu kan?"

Taeil membungkuk sekilas. "Maafkan aku."

Untung saja, tidak lama setelah kejadian itu, Kun berseru bahwa si pemain Cello sudah datang dan sedang mengganti bajunya di ruang tunggu. Taeil diam-diam menghela nafas panjang nan lega.

"Tidakkah kau memberi mereka waktu istirahat? Mereka sudah lelah datang dan langsung mencoba gladi resik disini."

"Ah, ya." Taeil sempat blank selama beberapa saat sebelum berseru break dilakukan selama sepuluh menit.

"Sutradara Moon," panggil Sungmin.

"Ah, ne?"

"Bisakah aku meminta tolong padamu? Latte yang sedikit gula, tambahkan susu yang panas dan harus extra hot. Terima kasih." lalu wanita itu menghilang di balik panggung. Taeil mendengus tidak percaya apa yang baru saja seniornya lakukan padanya. Ia seorang sutradara meski ini debutnya, ya ampun! Bisakah aktris tua itu menghargai jasanya?!

Lee Sungmin, si aktirs sekaligus penyanyi senior berumur tiga puluh delapan tahun. Sifatnya adalah keras kepala, suka memerintah junior dan juga... tidak suka dibantah. Mungkin, Taeil harus hati-hati jika mempunyai obrolan dengan Sungmin.

Ia tidak perduli lagi. Waktu istirahat semakin tipis dan ia harus segera pergi membeli kopi untuk si aktris tua itu – upss.

.

.

"Berikan aku Latte extra hot, sedikit gula dan tambahkan susu panas."

"Harganya enam ribu won, ini nomor antrianmu. Mohon menunggu." suara pelayan kasir itu menyerahkan nomor antrian dan menyebutkan harga yang harus dibayarnya. Taeil berbalik dan kaget mendapati seorang lelaki bertubuh tegap dengan pakaian seragam pilot yang gagah berdiri di depannya.

Finding Mr. DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang