Rasanya Jaehyun baru saja tidur selama beberapa detik, ia mengerang saat Hendreyㅡorang suruhannyaㅡ membangunkannya. Ia mengerjapkan mata selama beberapa saat sebelum tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Hendrey mengangguk lalu turun dari mobil terlebih dahulu untuk mengeluarkan koper di bagasi.

"Sayang," panggil Jaehyun sembari mengusap pipi tirus Taeyong, suami kecilnya itu terlihat sangat damai ketika terlelap.

"Hngh.. Sudah sampai?" Taeyong membuka mata; ia mengubah posisi dan memeluk perut Jaehyun dengan sangat erat, "malas bangun, gendongg~"

Senyum Jaehyun mengembang mendengar nada manja dari lelaki mungilnya. Rasa pening yang mendera kepalanya kini sudah sedikit mereda, mungkin ia memang butuh tidur.

"Aku tidak bisa bergerak di dalam sini sayang, kita keluar terlebih dahulu oke?" akan sangat sulit jika ia menggendong Taeyong dari dalam mobil yang sempit.

Otomatis Taeyong mengangguk setuju; ia membuka pintu mobil dan keluar, wajahnya terlihat lesu serta mengantuk. Padahal Taeyong sudah mendapatkan istirahat yang cukup; dibandingkan Jaehyun.

"Eomma?!" panggil Taeyong, nada suaranya terdengar terkejut. Yah bagaimana tidak terkejut jika ia menemukan Taeyeon serta Donghae sudah berada tepat di hadapannya. Apalagi koper miliknya dan Jaehyun sudah berada di tangan Donghae.

"Sayang, kau terlihat lelah." Taeyeon menangkup kedua pipi tirus Taeyong dan mengusapnya dengan lembut. Ia sangat merindukan buah hatinya melebihi apapunㅡsatu minggu tanpa Taeyong terasa begitu hampa.

Jaehyun menggaruk pipi, ia sudah menyuruh Hendrey untuk kembali. "Appa, biar aku saja yang membawa kopernya."

"Tidak perlu Jaehyun, apa kau tidak lihat wajahmu lesu dan matamu memerah seperti itu? Kau pasti lelah." Donghae menepuk bahu Jaehyun; tentu ia bisa menilai situasi, ia juga bukan seorang Ayah Mertua yang jahat.

Mengulum bibir, Jaehyun akhirnya mengangguk walaupun ada rasa tidak nyaman di dalam hati. Kemudian ia mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam; meskipun wajah Taeyong sedikit merenggut karena tidak di gendong oleh Jaehyun.

"Jadi, kenapa kalian memutuskan untuk kembali lebih cepat?" tanya Taeyeon penasaran, ia duduk di sebelah Taeyong dan terus memeluk putranya dengan manja.

Keempat orang itu memang sudah duduk di sofa ruang tamu Jaehyun. Jika saja Taeyeon dan Donghae tidak datang, mungkin Taeyong serta Jaehyun lebih memilih untuk segera pergi ke kamarㅡmelanjutkan waktu istirahat mereka.

Jaehyun menghela nafas dalam sebelum melebarkan senyum; ia menatap kedua orang Taeyong secara bergantian. Tentu ia harus memberitahukan berita bahagia tentang kehamilan suami kecilnyaㅡah bahkan kini hati Jaehyun kembali menghangat.

"Begini Eomma, Appa.. Taeyongie sedang hamil, usia kandungnya lima hari.."

Beberapa kali Taeyeon dan Donghae mengerjapkan mata mereka sebelum akhirnya terkesiap, sementara Taeyong hanya bisa meringis melihat respon kedua orang tuanya.

"Oh Tuhan! Sungguh?!" pekik Taeyeon tak percaya; ia menarik tubuh Taeyong hingga keduanya saling berhadapan lalu menaruh satu tangannya di perut si lelaki cantik.

Sedangkan Donghae hanya bisa menatap kedua orang yang paling berharga di hidupnya itu dengan tatapan berbinar, jika memang benar anak lelakinya itu hamilㅡitu adalah sebuah anugerah. Dulu saat Taeyong baru saja beranjak dewasa; anaknya itu beberapa kali mengeluh perutnya sakit. Akhirnya Donghae dan Taeyeon membawa sang anak kerumah sakit, disitu ia mendapatkan berita yang mengejutkan.

Taeyong memiliki rahim, sesuatu yang sangat aneh, begitu aneh hingga Donghae terus memikirkannya selama berbulan-bulan.

"Ne Eomma. Kalian berdua akan memiliki cucu! Eomma dan Appa senang kan?" senyum terus terpasang di wajah Taeyong; ia merasa begitu senang. Kebahagiaan nya sudah sempurna saat ini, mungkin hidupnya terlalu sempurna hingga mendapatkan suami seperti Jaehyun serta kedua orang tua seperti Donghae dan Yoonaㅡketiga orang itu sangat menyayangi Taeyong melebihi apapun.

My Pilot《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang