[S-2] 1. One

13.4K 1.5K 66
                                    

Jaemin tersenyum puas memandang sebuah kartu undangan cantik yang sedang ia genggam. Jemari tangan mungil tersebut perlahan mulai membuka kartu undangan itu. Senyuman tulusnya semakin terukir kala membaca kata demi kata yang terangkai indah disana. Belum lagi ketika mata rusanya membaca dua buah nama dengan font paling besar.

Lee Jeno

And

Na Jaemin

Cantik. Design undangan tersebut sangat simple namun cantik, sama seperti acara yang akan diselenggarakan seminggu lagi. Konsep
pernikahan mereka akan sangat simple dan hanya mengundang orang-orang terdekat sesuai dengan kemauan Jeno.

Kemauan Jeno? Benar, entah kenapa tiba-tiba lelaki tersebut mau ikut campur dengan acara sakral yang mungkin adalah acara yang tidak ingin ia laksanakan sama sekali dalam hidupnya.

Pernikahan. Sebuah upacara yang dilakukan sekali untuk seumur hidup. Pengakuan janji suci dari kedua mempelai untuk saling berbagi kasih dalam suka dan duka, sehat atau sakit dan saat kaya atau miskin. Dengan kedua mempelai yang saling mencintai,
tentunya.

Jaemin dan Jeno saling mencintai, kan?

Jaemin menganguk dalam diam.

Jeno mencintaiku." Ucapnya pada cincin yang bertengger di jemari manis kirinya.

Sahabat sehidupnya, Haechan, hanya menatap iba padanya, "Akhirnya. kau akan menikahi Jeno."

"A..aku turut bahagia denganmu, Jaemin-ah." Lanjutnya dengan raut wajah yang terlihat sedih.

Jaemin menatap sahabatnya, "Kau turut
bahagia tapi dengan raut seperti itu?"

"Aku takut."

"Kenapa?"

"Kau tidak bahagia."

Jaemin tertawa keras."Kau bodoh? Tidak lihatkah? Aku bahagia, Haechan-ah!"

'Aku tahu kau mencintainya! Tapi ia tidak!' Haechan berteriak dalam hatinya. Ingin sekali ia mengatakan hal itu tepat didepan wajah sahabatnya. Tapi ia sangat tidak sanggup, mengingat sahabatnya memiliki hati yang sangat rapuh.

"Aku tahu isi pikiranmu. Jika dia tidak mencintaiku, mengapa dia tidak menolak perjodohan ini? Kenapa dia menerimannya? Bukankah itu sudah cukup membuktikan bahwa dia juga punya perasaan padaku!" Bentak Jaemin yang mulai kehilangan kesabarannya.

Haechan menatapnya lirih. Sahabatnya mulai berdelusi lagi.

"Karena kau akan menikah, aku ingin kau melakukan ini."

"Hal apa?"

"Berhenti mengkonsumsi obat-obatan yang membuatmu gila."

Setelah berkata hal tersebut, Haechan keluar dari kamar Jaemin, meninggalkan Jaemin dengan tetesan air mata yang sudah ia tahan semenjak dirinya memegang undangan pernikahan palsu tersebut.

Tbc~

Ada yang nungguin?

Oke, karena aku udah janji. Aku bakal nerusin untuk remake ff ini. Jangan kangen ya:) Karena aku nggak janji bisa publish cepet. Disamping itu, season 2 ini belum diselesaiin sama author aslinya, jadi aku nggak bisa nentuin kapan harus update.



[ piceboo & baewinkies, 2019 ]

Home | NominWhere stories live. Discover now