Promise

1.9K 137 0
                                    

Ibu, satu kata itu memenuhi pikiran Ameera. Ibunya yang telah tiada mungkin memang pernah bersalah dan Ameera tidak mengetahuinya tapi merasakan akibatnya.

Kembali berkelebat peristiwa peristiwa menyakitkan ketika hidup bersama Danny. Tatapan sinis ibu mertuanya, kata kata ketusnya dan selalu menyepelekan semua usahanya.  Perlakuan yang selalu membuat Ameera terluka termasuk kehilangan calon anaknya.

Airmata mengalir membasahi pipi mulus Ameera. Terkadang kesedihan itu masih menyeruak memasuki pikirannya. Ameera mengusap air mata dipipinya. Lalu kedua tangannya beralih mengusap perutnya yang tengah berisi. Calon anaknya bersama Harold.

" Schat...sudah makan?"

Itu suara lembut calon mertuanya, Aunty Rien, ibu Harold. Dengan wajah penuh senyum dan mata yang menatap lembut setiap waktu.

Dengan sayang dia merengkuh pundak Ameera,mengusap rambutnya dan mencium pipinya. Ameera tersenyum manis menanggapi perlakuan wanita cantik yang begitu memanjakannya. Berbeda sekali dengan ibu mertuanya dulu.

" Jangan melamun sayangku. Kasian Baby nya. Persiapan untuk minggu depan sudah bereskan."

Suara lembut itu selalu dibarengi senyum.Ameera menghambur kepelukannya.

" Terima kasih Aunty.."

" Mom...is geen(bukan) Aunty. " Potongnya. Ameera tergelak.

" Yea..Mom..Dank U Mom.." ucap Ameera tulus sambil mencium pipinya. Wanita setengah baya itu tersenyum.

" Berjanjilah untuk selalu tersenyum, jangan pernah lagi pergi meninggalkan anak nakalku. Dia payah tanpa kamu." Ucapnya lembut ada senyum terulas dibibirnya. Ameera mengangguk dengan senyum.

"Ik beloof Mom( aku janji)..aku janji.." jawab Ameera mantap.

" Uumm..dua wanita cantik kesayanganku."

Suara khas Harold mengisi ruangan. Mereka saling melempar senyum. Harold menghampiri ibunya dan mencium pipinya lalu berpindah memeluk Ameera dan mengecup bibirnya sekilas. Ameera merona.

" Masih saja malu lieve..."

Suara Harold menggoda. Ameera memukul lengan Harold pelan. Ibu Harold tertawa. Ruangan dipenuhi tawa ceria. Ameera merasa begitu bahagia. Suasana seperti inilah yang Dia inginkan. Dan dia bersyukur kini bisa merasakannya. Dia berjanji dalam hati akan mempertahankannya. Agar kebahagian ini tidak akan pernah pergi.

Matanya berkaca kaca. Harold memandanginya dan menangkup wajahnya. Sementara Ibu Harold meninggalkan mereka.

" Ada apa lieve. Niet huilen.( jangan menangis)"

Harold menghapus air mata yang mengalir dikedua pipi Ameera.

" Aku bahagia..aku bahagia sakali." Ucap Ameera lirih. Harold tersenyum.

" Aku janji tidak akan membuatmu menangis sedih lieve..seperti janjiku dulu. Aku akan selalu menepati janjiku." Ameera mengangguk.

" Yea..kau selalu membuatku bahagia Harold..aku saja yang bodoh pernah.."

" Sssttt..sudah lieve..sudah..jangan dibahas, yang pasti sekarang kau sudah kembali disini, disisiku. Mengandung anakku. Minggu depan kita menikah..dan aku memilikimu seutuhnya. I love you, dear..ik hou van jou, lieve...Je bent van mij( aku cinta kamu sayang, kamu milikku.)...you' re mine."

Suara lembut Harold membuat Ameera tersenyum senang. Dia tanpa malu dan ragu mencium bibir Harold lama...

" Jangan menggodaku cantik, aku harus ke kantor." Ucap Harold sambil menggeleng.

Ameera tidak peduli. Dia terus mencium lagi bibir Harold.

" Aaahhh..baby.." Harold menggeram gemas. Ameera tersenyum puas. Dia kembali mencium bibir lelaki itu.

" Okay..apa maumu?" Ucapnya pasrah.

" Seharian bersamamu." Jawab Ameera manja.

Harold mendesis. Ameera tertawa keras. Harold mengacak rambut wanitanya gemas.

Dia merebahkan tubuhnya ditempat tidur, disebelah wanitanya. Ameera mengerling manja. Harold merengkuh tubuh mungil Ameera.

" Aku akan menemanimu seharian." Ucapnya kemudian.

Ameera tersenyum penuh kemenangan. Harold menciumi wajah wanita cantik yang begitu dicintainya. Calon ibu dari anaknya. Wanita yang selama ini ditunggunya dengan keyakinan penuh, bahwa suatu hari akan kembali.

Dan kini, Harold mengucap syukur semua doanya terjawab dan terkabul. Harold akan terus memegang janjinya untuk selalu mencintai dan menghadirkan tawa ceria di wajah cantik wanitanya.

Mother in law (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang