34 | too late to say goodbye

Start from the beginning
                                    

"Jassseonnn!"

"JASE!"

"JASE!

"JASON! JASON!

Masih tidak ada siapa-siapa di sekelilingku hingga tahu-tahu tempat ini gelap lagi, hitam. Semuanya kembali hitam seolah kertas putih yang baru saja kubuka, terkena tinta hitam hingga merembes ke seluruh permukaannya.

Lalu, suara itu lagi, "JASON!"

"JASE!"

"JASON, BANGUN!"

---

"Jason? Oh, Jesus Christ! Syukurlah, kau sudah sadar."

Bayangan seorang wanita memenuhi penglihatan di depan wajahku. Hingga beberapa detik kemudian, sosok yang tadi tampak mengabur itu, wajahnya berubah menjadi jelas dan nyata. Mom. Rautnya penuh kegirangan, menciumi wajahku dengan penuh kasih sampai beberapa kali kurasakan air matanya menetes melewati pipiku. Kugerakkan leher ke samping kanan hingga mendapati dua orang yang sedang berjalan menghampiri wajahku. Seth dan Dad. Dan seketika itu juga, aku baru sadar bahwa tubuhku berada di atas ranjang. Terbujur lurus.

Mom, Dad beserta Seth menutupi akses penglihatanku namun kutahu mereka hanya bermaksud melihatku saja dengan wajah-wajah penuh rasa syukur atas kesadaranku yang tiba-tiba. Mereka tidak banyak bertanya, hanya melontarkan kalimat-kalimat syukur serta menceritakan secara singkat betapa sedihnya mereka menungguiku di rumah sakit. Namun sedetik kemudian rasa heran memenuhi pikiranku. Aku tersadar, di mana Julia?

"Mom?" panggilku lirih, sebisaku (karena seolah suaraku tiba-tiba menjadi hilang). Mom menaikkan alis dengan memberikan senyum percaya diri dan bertanya ada apa yang kujawab dengan bertanya, "D-di mana Julia?"

Senyum Mom memudar, bersamaan dengan milik Seth dan Dad seolah mereka baru saja mendengarku berkata sesuatu yang benar-benar buruk. Ketiganya kini berwajah ragu, diselingi kesedihan yang tersembunyi di dalam bola mata mereka.

Lalu kulihat Mom akhirnya berkata, "Dia pergi. Dua hari yang lalu-"

"Pergi?!" sahutku kaget.

"Terbang ke Islandia."

"A-apa?!"

"Tidak ada yang bisa mengubah takdir, Jason. Yang terpenting sekarang adalah kau masih selamat," kata Mom, lalu memberiku seulas senyum.

"T-tapi aku bahkan belum memberinya ucapan selamat tinggal."

Dad berkata, "Sudahlah, jangan berpikir yang berat-berat, kau baru siuman." Dad membelai rambut hitamku dengan jemarinya yang panjang, mengelus kepalaku perlahan.

"Apa yang terjadi dengan Julia?" tanyaku, "ketika ... ketika aku tertabrak?"

"Julia selamat dan gadis itu kabur," jelas Seth. "Tapi aku tidak tahu ke mana dia pergi karena setelahnya, aku langsung menuju ke arahmu, Jason. Kau tahu? Aku sampai menangis karena kupikir kau sudah mati karena waktu itu tubuhmu benar-benar tidak bergerak. Orang-orang yang mendengar tangisku mulai berdatangan, mengerumuni kita. Herbert Carpenter menelusup lewat celah-celah kerumunan, dan setelahnya kudengar ia berteriak, 'telepon ambulans, cepatlah!'. Lalu ketika ambulans datang, pria itu menggendongmu masuk ke ambulans. Aku buru-buru masuk ke ambulans mengikuti Herbert Carpenter yang sudah duluan masuk hingga lupa rupanya sejak itu tidak kulihat Nyonya Olivia Carpenter di sekeliling kerumunan.

"Kau tahu? Ketika berada di ambulans, kutanyakan keberadaan Nyonya Carpenter kepadanya. Herbert Carpenter bilang, istrinya mengejar Julia." Seth menarik napas selama satu detik sebelum akhirnya ia kembali bercerita, "Dan, ya. Kau berakhir di rumah sakit ini, mengalami koma.

"A-aku koma?!"

"Yep, bagaimana rasanya itu?" Seth bertanya, setengah penasaran.

Leherku menggeleng pelan, kurasa aku tidak ingat dan yakin bagaimana rasanya koma itu seperti apa. Sial, kenapa mendadak pikiranku jadi rumit dan susah sekali mengingat-ingat kejadian terdahulu? "Entahlah Seth, aku lupa," jawabku pada akhirnya.

"Baiklah, itu tidak penting." Mom menimpali, "Akan kupanggil dokter untuk memeriksamu," kata Mom lalu bergegas pergi menjauh, berjalan ke arah pintu, dan setelahnya lenyap keluar dari ruangan. []

banner purrfect bikinan kak shadriella hehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

banner purrfect bikinan kak shadriella hehe

Oh iya sejauh ini, aku minta saran kalian dong, part 1 hingga part 34 ini.

Dibuka sesi komentar in-line pada kata 'pertanyaan' atau 'masukan'

--PERTANYAAN--

(kalian boleh meluapkan seluruh pertanyaan-pertanyaan kalian selama baca cerita ini dari part awal sampai part ini. jadi kayak, apa sih yg bikin kamu terus pengen baca kelanjutannya tapi gak nemu-nemu jawabannya padahal udah segini banyak 34part?)
p.s. enggak akan kujawab direply komentar karena itu sama aja bocorin :( hehe. Biarkan sebuah pertanyaan menggantung hingga ending.

--MASUKAN--

(kalian para pembaca boleh ngomong apa aja terserah. Kritik dan saran aku terima kok. Suka yg pedes-pedes nih :p Kesan-pesan boleh, hujatan boleh, kejelekan cerita ini boleh, terserah)

Jadi kenapa aku membuka sesi seperti ini? Adalah karena aku butuh pertimbangan untuk kelanjutan cerita hehe:))))

See ya!

Ten Rumors about the Mute GirlWhere stories live. Discover now