[1]

8K 552 87
                                    


Besok Off sudah harus bertemu dengan Gun untuk mulai menyiapkan pernikahan mereka . sekertaris keluarga Gun tadi memberitahunya untuk menunggu Gun di salah satu cafe didekat rumahnya dan hanya bisa di-iyakan oleh Off. Off sih tak mempermasalahkan dimana mereka akan bertemu, dimana saja ia setuju. Hanya saja yang jadi masalah adalah besok ia akan bertemu dengan Gun lagi setelah dua bulan.

Off tak tau harus bersikap bagaimana didepan tuan muda yang tak sengaja ia tidurin itu. Ia bingung apakah ia harus berlagak seola-olah kejadian itu tidak pernah terjadi sehingga mereka bisa memulai semuanya dari awal atau Off harus sujud-sujud di kaki Gun untuk meminta maaf?

Off tidak tau pilihan mana yang lebih baik dan tak membuatnya terlihat seperti pria brengsek meskipun ia memang brengsek.

Ah, sudahlah off pusing memikirkannya. Yang penting ia tahu ia harus bersikap sopan pada calon pasangannya itu dan meminta maaf sekedarnya saja. Toh kejadian itu tak sepenuhnya kesalahan Off, Gun juga turut andil dengan meminum minuman yang mengandung obat perangsang.

.

“Tapikan Gun gak mungkin tau kalo di minumannya itu ada obat perangsangnya, Off.” Balas Tay , teman satu team-nya disebrang sana. Sekarang, Off sedang meminta pencerahan atas segala kejadian yang terjadi di hidupnya saat ini, dari sahabatnya satu itu.

“Ya mestinya dia tau lah kalo di acara begituan hampir semua minumannya dicampur sama obat perangsang.” Off masih kekeh tak mau dipersalahkan sepenuhnya.

Tay Cuma bisa mendengus dengernya . “Yaudah terus kau maunya giamana sekarang? Tarik ucapan kau buat nikahi si Gun?”

“Maunya sih gitu.”

“Heh, kau tuh mestinya bersyukur si Gun gak ngomong macam-macam kekeluarganya, kalo enggak kau udah jadi apaan tau sekarang.”

Tanpa Tay kasih taupun Off juga udah tau akan hal itu, makanya dia gak mikir lama-lama pas ditanya setuju atau tidak buat nikahin Gun. Off masih sayang nyawa. Mending nikahin anak orang daripada kehilangan nyawa di usia muda.

“Terus aku mesti ngomong apa ya ke si Jenny tentang pernikahan aku , Tay?”

“Ya bilang aja kau mau nikah sama anak konglomerat. Gak bakal ngamuk juga dia kalo tau kau nikahnya sama seorang Gun Atthapahan.” Jawab Tay enteng

“Kecuali kalu kau beneran cinta sama Jenny. Gak tau deh aku, kau harus ngasih alasan apa secarakan berita pernikahanmu pasti bakal kesebar keseluruh penjuru Asia.”

Off Cuma terkekeh pelan. “Enggak kok, kita berdua Cuma main-main doang.”

“Yaudah kayak gitu aja repot. Eh, aku ada janji sama Singto jadi gak bisa lama-lama dengerin keluhanmu. Kau udah selesei belom nih ngeluhnya?”

“Halah gaya, mau clubbing aja pakek bilang ada janji segala.” Off berdecak kesal. Kesal karna tak bisa ikut bersenang-senang sama teman-temannya.

Tay hanya tertawa mendengar kekesalan Off sebelum mengakhiri sambungannya dengan kata ‘Goodluck’

Setelah selesai telfonan dengan Tay, niat awal Off adalah tidur biar besok ia tidak bangun kesiangan tapi kenapa hatinya malah jadi deg-degan gini mikirin semuanya? Mikirin dia bakal nyiapin pernikahan di usian semuda ini dan mengakhiri kebabasannya, mikirin reaksi jenny pas dia minta putus nanti dan terutama mikirin reaksi Gun pas ketemu dia besok.

Ya Tuhan bantu Off menghadapi ini semua.

***

Pagi-pagi mamah Off udah heboh menyuruh anak semata wayangnya itu untuk bangun dan siap-siap meskipun jan masih menunjukkan pukul 6 pagi dan waktu janjian antara Off dan Gun adalah pukul 8 pagi. Off dengan malas-malasan menyiapkan dirinya serapih mungkin .

Love On OffGun [M-PREG]Where stories live. Discover now