1

2.2K 207 15
                                    


"Astaga kenapa seragamu basah semua? Cepat ganti!" Seeorang pria bertelinga caplang meneriakiku yang baru saja datang dengan keadaan yang basah seperti hanyut ke dalam banjir. Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Park Jimin" tubuhku bergdik ngeri membayangkan kembali suaranya yang begitu masuk ke dalam telinga dengan tatapan mata yang merah. Ku tutup pintu kamarku. Melemparkan tas kebanggaan warna kuning, mengambil handuk dan pakaian untuk bersiap mandi.

M x P

Liebe

-

-

Sorry For Typo(s)

-

-

"Lain kali, jika keadaanya mendesak kau bisa menelfon Hyung" matanya melirik ke arahku, tanganku sibuk membersihkan piring-piring yang terkena noda sehabis makan malam. "Hyung saja yang bersihkan" tanganya mengambil beberapa piring.

Tubuhku melangkah gontai, untung saja tangan Chanyeol langsung cepat memeggang lenganku. Telapak tanganya menyentuh keningku "Kau panas Jimin" Aku merasakan tanganya yang basah menyentuh keningku. Terasa dingin. Cuaca di luar memang dingin atau tubuhku yang panas?. Chanyeol Hyung meggendong tubuhku ala bridal style. Membuka kamarku, membaringkanku di ranjang dengan lembutnya lalu keluar kamar setelah menyuruhku meminum obat dan beristirahat.

Ponselku bergetar, sepertinya ada notifikasi yang masuk. Aku menutup mataku rapat-rapat, menghiraukan ponsel yang masih bergetar. Entah kenapa mataku begitu panas. Ingin rasanya tidur tetapi tidak bisa.

"Dia menjagamu dengan baik"

Auranya bisa dirasakan. Begitu dominan. Entah sudah berapa lama dia mengikutiku semenjak dua hari yang lalu dengan hujan yang begitu lebat dan setelahnya aku bertemu dia kembali saat ini. Mataku masih tertutup rapat, menarik selimut agar suhu dingin tidak terlalu menusuk tulang. Tidak menggubris seorang lelaki dengan mata tajam berwarna merah, kulit pucat dan rambut blonde dengan gaya rambut acak-acakkan.

Tenggorokanku seperti padang pasir. Aku haus. Otakku berfikir sejenak, ingin rasanya turun lari ke arah dapur, meninggalkan sosok yang masih di kamarku entah dia sedang duduk, tiduran, tengkurap dan semacamnya. Tidak peduli juga. Ya, aku harus berani melawanya.

Saat mataku tebuka, aku bisa melihat dia "Astaga" Jantungku hampir keluar dari tempatnya. Bagaimana tida, di hadapanku dia sedang terbaring dengan tubuh yang menghadap ke arahku dengan mata merah yang mencolok tajam dan menyilaukan. Seketika hawa mencekam.

Aku takut. Ya. Aku takut melihat matanya. Cepat-cepat tanganku menarik selimut untuk menutupi tubuhku seluruhnya. Jantungku berdegup kencang. Menyeramkam. Telingaku mendengar tawa yang meledak. Astaga, kenapa dia tertawa? Bagaimana jika Hyungku tau jika ada orang asing di dalam kamarku?. Tawanya semakin kencang. Aku masih menutup tubuhku dengan selimut, berbaring di ranjang dengan tubuh yang sedikit gemetar. Hujan masih terdengar jelas, menghantam atap rumah.

Dia menyibak selimut yang menutupi tubuhku. Mataku masih tertutup. Entah kenapa tubuhku seperti melayang. Suara berat menyusup ke telinga "Buka matamu". Aku menggeleng cepat. Jantungku masih bekerja, berdegup kencang. Pikiran negative masuk ke dalam, memberikan sejuta pertanyaan.

"Baiklah, kau bisa membuka matamu Park Jimin" dia melafalkan namaku dengan sempurna. "Ya, aku tau kau takut dengan mataku. Dan sekarang buka matamu atau aku memakanmu hidup-hidup?"

Mataku terbuka. Aku tidak ingin di makan oleh sosok pria aneh di depanku. Usiaku masih muda, perjalanan hidupku masih panjang dan aku tidak ingin mati konyol hanya karena hantu? Di depanku ini.

"Woah" Hanya satu kata yang keluar dari mulutku saat melihat retina matanya. Bukan berwarna merah. Warna berubah. Begitu indah, hingga tanpa sadar tanganku meraih pipinya. Melekat warna matanya yang dari dulu aku idam-idamkan. Bagaimana bisa?.

"Kau menyukainya?" dia bertanya, secepat kilat kepalaku mengangguk setuju. "Jangan melihat ke bawah"

Keningku berkerut "Apa?'. Dia memperingatkanku kembali. Karena penasaran aku menengok ke bawah. Dan

What the hell!

Tubuhku melayang, begitu juga denganya. Di kamarku. Dengan benturan rintik hujan yang terdengar jelas. Seperti film peterpen bedanya tidak ada serbuk kuning yang harus kau taburkan terlebih dulu pada tubuhmu.

Kami melayang.

Liebe (Yoonmin)Where stories live. Discover now