Gundah

16 4 0
                                    


Senja yang biasanya indah, entah mengapa terasa berbeda hari ini. Ia tidak menenangkanku seperti dulu. Tapi malah membuka sebuah luka yang hampir tertutup sempurna.

Ia seperti kembali menggores luka itu. Membuatnya lebih dari yang sebelumnya. Ia tak lagi membawa obat seperti dulu. Obat yang menyembuhkan dan menenangkan.

Jika seperti ini, aku mulai bingung. Bukankah senja hanya perantara. Menyampaikan sebuah harapan, pesan, ataupun kerinduan. Siapa dalang sebenarnya?

Orang yang menitipkan kenangan dalam balutan senja. Bersembunyi dalam malam yang kelam. Hilang dalam pagi dibawah mentari. Tanpa sebuah harapan dan pelukan.

Dia begitu mudah pergi dan lari. Memberi sebuah jejak kerinduan maupun kebencian. Memberi keindahan dan pelajaran, tentang rasa ini.

Ijinkanku menutup kelabu. Menuai rindu dengan bertemu. Meski tahu bahwa aku sudah menjadi benalu. Tak berguna dan berharga untuk dijaga.

Tapi bukankah keliru?

Kau yang sudah begitu sempurna. Hingga mengatasnamakan senja sebagai tersangka. Kuminta untuk kembali? Bukannya mengusirmu pergi?

Semesta memang sangat lucu. Sampai-sampai aku menertawakannya setiap waktu. Ia menghadirkan senja yang begitu indah. Namun membiarkan orang sepertimu merusaknya.

Jika memang begini adanya, salahkan bila aku membenci senja? Membencinya hanya karena dirimu yang selalu tersirat di dalamnya.

Baiklah, semesta memang sedang bergurau.

AnglocitaМесто, где живут истории. Откройте их для себя