Perpisahan

214 28 10
                                    

"Kamu jadinya ke prom sama siapa?"

Yena baru saja merebahkan tubuhnya di belakang kelas ketika Jiwoo membawa pertanyaan yang amat basi baginya. Perempuan itu terdiam sejenak, berpikir alasan apa yang membuat Jiwoo menanyakan hal itu. Kalau Jiwoo tidak lupa ingatan, perempuan itu seharusnya tahu jawaban dari hal yang ia tanyakan. Tunggu. Bukankah hampir satu sekolah tahu Yena akan datang ke prom night dengan siapa?

"Hangyul, lah." Yena melirik Jiwoo yang belum beranjak dari pintu kelas. Ditatapnya perempuan itu lekat-lekat sebelum menyimpulkan alasan yang mendasari pertanyaan tersebut. "Kenapa? Mau tukeran?"

Jiwoo menggeleng. "Enggak, makasih."

Jawaban Jiwoo cukup jelas bagi Yena untuk membuat kesimpulan baru. Teman sekelasnya itu tidak mungkin bertanya atas dasar keinginan bertukar pasangan—mana mungkin juga Jiwoo melepas orang yang disukainya. Tidak mungkin juga Jiwoo bertanya untuk memastikan. Pasangan Yena untuk prom night sudah pasti Hangyul dan satu sekolah tahu mengenai hal itu, jadi untuk apa Jiwoo bertanya? Lagi pula, hari ini adalah H-1 acara. Mana mungkin pasangan prom night-nya berubah dalam waktu sesingkat itu?

"Kamu enggak takut?" Jiwoo, yang duduk di dekat jendela kelas, menoleh. Bertanya lagi kepada Yena yang sedang rebahan sambil mendengarkan lagu.

Earphone yang terpasang pada telinga Yena dilepasnya ketika mendengar pertanyaan dari Jiwoo. Perempuan itu bangkit dari tidurnya. Ia balas pertanyaan Jiwoo dengan pertanyaan lain, "Apa yang harus ditakutin?"

"Itu ...." Telunjuk Jiwoo mengarah pada jendela kelas, berusaha menunjukkan sesuatu kepada Yena. Perempuan itu terus memberi kode supaya Yena bangun dan melihat sendiri hal yang ia maksud.

Tetapi, Yena terlalu malas untuk melangkahkan kaki sehingga perempuan itu hanya mengatakan, "Apa?"

"Gimana ya, bilangnya?"

Belum sempat Jiwoo memberi jawaban, muncul Joochan di depan kelas. Lelaki itu menujukan pandangannya kepada Yena, kemudian Jiwoo. Sedikit lama ia bertatapan dengan Jiwoo sebelum menyampaikan informasi yang ia miliki.

"Hangyul lagi nembak cewek tuh, di lapangan."

Mata Yena membulat ketika mendengar informasi dari Joochan. Mulutnya menganga. Kalimat itu terdengar tidak masuk akal dalam pikirannya. Hangyul menyatakan cinta kepada perempuan lain ketika lelaki itu sudah punya pasangan untuk prom night besok. Memangnya lelaki itu berani mengganti posisi Yena dengan orang lain?

"Jangan ngada-ada, deh." Informasi dari Joochan belum tentu benar bagi Yena. Jadi, ia memutuskan untuk bangkit, melangkahkan kakinya menuju bagian depan kelas. Ia berhenti di hadapan Joochan, menatap tajam lelaki itu dan bertanya, "Bohong, ya?"

"Dua rius ini." Tangan kanan Joochan membentuk v sign, pertanda bahwa ia tidak main-main dengan ucapannya. "Ke lapangan aja sana kalau enggak percaya."

Joochan menepuk tangannya sekali. "Tanya Jiwoo coba. Pasti tadi dia juga mau bilang itu."

Yena menoleh, hendak melakukan saran yang kedua ketika terdengar kata terima. Perempuan itu menutup mulutnya, nyaris tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Tanpa mengecek kebenaran kabar tersebut melalui Jiwoo, ia berlari meninggalkan kelas. Meninggalkan dua orang yang kini saling tatap, terjebak dalam heran.

Tujuannya hanya satu, yaitu lapangan yang terletak di dekat kelasnya. Lokasi yang ia yakini sebagai tempat kejadian perkara; tempat di mana Hangyul menyatakan cintanya pada perempuan lain. Tunggu saja. Sesampainya Yena di sana, ia akan merusak kejadian itu. Sudah H-1 prom night, mana bisa posisinya sebagai pasangan Hangyul tergeser?

"Permisi, permisi." Yena menerobos murid-murid yang berkumpul di sekitar lapangan. Perempuan itu mempercepat langkahnya, mempersingkat waktu perjalanan. Begitu penasaran dirinya dengan perempuan kurang ajar yang berani menggeser posisinya.

Hal yang Yena lihat ketika ia sampai di barisan terdepan persis dengan informasi dari Joochan. Hangyul ada di tengah lapangan, berlutut sambil memberikan setangkai bunga kepada seorang perempuan-sayang sekali perempuan itu berdiri membelakangi Yena. Tidak ada dosa dan rasa bersalah pada wajah lelaki itu. Oh, mungkin Hangyul juga tidak sadar kalau Yena, pasangan prom night-nya, menonton dari dekat. Benar-benar kurang ajar.

Sebagai pasangan prom night lelaki itu, Yena tentu berhak meluapkan emosinya. Di antara teriakan kata terima, ia meneriakkan sesuatu yang berhasil mengalihkan perhatian penonton.

"Dasar cowok enggak tahu diri!"

Orang-orang yang berteriak terima itu menujukan perhatian mereka pada Yena. Terdiam melihat perempuan yang mereka tahu hubungannya dengan Hangyul. Kemudian terdengar kalimat-kalimat yang menunjukkan kekaguman, yang membuat senyum miring muncul di bibir Yena. Semua orang mendadak mengaguminya.

Lebih tepatnya, semua orang kecuali seorang lelaki yang tiba-tiba menyahut, "Mau prom aja drama banget."

Hei, siapa lagi orang kurang ajar itu?













as you wish

2020












Tentang dia yang ingin sekali menghadiri prom night,

Tentang dia yang ingin sekali menghadiri prom night,

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Yena

dan dia yang berharap prom night dihapuskan dari acara sekolah,

dan dia yang berharap prom night dihapuskan dari acara sekolah,

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Sihun

as you wishOnde as histórias ganham vida. Descobre agora