2. Tawuran dan Beruang

12.6K 2.1K 326
                                    

[]

Jungkook dan teman se-geng nya sudah berkumpul di tanah lapang luas bekas bangunan yang diruntuhkan. Untuk apa? Tawuran tentu saja.

Kedua kubu sudah siap dengan tatapan garang masing-masing ketua. Sekolah Jungkook memakai seragam putih dan bercelana hitam, sedangkan sekolah musuh memakai seragam kotak-kotak biru dengan celana biru tua.

"SERANG!"

Mereka mulai bermain tangan. Memukul sana sini, melempar batu dan memukulkan gir sepeda motor. Tak ada yang membawa pedang atau samurai.

Jungkook mengayunkan pemukul bisbol ke kepala musuh hingga bocor dan orang itu tergeletak.

Duagh!

Kepala Jungkook kena lempar batu. Tidak bocor parah, cuma berdarah.

"Bangsat! Beraninya kau melukaiku!"

Jungkook mengambil gir yang tergeletak di bawahnya, melempar kearah bocah yang melemparnya tadi. Hingga helm yang dipakainya retak.

3 jam tawuran itu berlangsung. Kemenangan diperoleh kubu Jungkook. Meskipun ia mendapat luka di sekujur tubuhnya.

Jam menunjukkan pukul 20.30 kst. Jungkook berjalan terseok-seok untuk pulang. Sayangnya, ia tak cukup kuat untuk itu.

"Sial. Kakiku, shit!" Jungkook memegang lulutnya yang kena sabet rantai motor.

Ia mendudukkan diri di kursi depan minimarket sambil memegang perutnya yang lecet dan membiru.

Ia merintih sakit. Menumpu keningnya di meja. Seluruh badannya serasa remuk. Tapi tak masalah, ini bukan hal baru baginya.

"Wah wah, bukannya bergelung dengan selimut, berandal kita malah bersantai di depan minimarket hm?"

Jungkook menggeram. Suara itu lagi. Suara yang selalu membuatnya muak sekali.

"Pergi sana sialan. Merusak mood ku saja!" sentak Jungkook tanpa mengangkat wajah.

"Well, setidaknya gantilah seragammu dengan baju biasa sebelum tawuran. Kalau begini, kau menjelek-jelekkan nama sekolah tau" bukannya pergi, Taehyung malah menarik kursi di depan Jungkook.

"Kubilang pergi! Jangan ganggu aku!" Jungkook muak. Muak sekali. Hingga rasanya ingin menonjok muka sok tampan itu.

Taehyung terkekeh kecil, mengusak rambut Jungkook yang tebal dan lembut.

"Entah kenapa, kau tampak sangat cantik saat marah"

Jungkook mendesis. Mengangkat wajah yang menampilkan aura geram luar biasa. Beranjak dari duduknya. Dan tanpa ba bi bu, menarik kerah kemeja hitam Taehyung.

"Jaga mulutmu sialan. Aku tak segan-segan akan membuatmu masuk rumah sakit jika masih berbual omong kosong!"

"Tapi sungguh, kau sangat indah saat—"

Bugh!

Duagh!

Taehyung tersungkur ke bawah meja dengan sudut bibir berdarah. Lalu tertawa kecil, mengusap bibirnya dengan jempol.

"Ugh–tak buruk juga. Tapi sayangnya, kau terlalu berambisi memukul hingga melupakan ada teknik teknik yang lebih akurat dan tak terbaca untuk melumpuhkan musuh"

"Ah! Banyak omong kau sialan! Karena membuat mood ku memburuk, kau harus bertanggung jawab!"

Jungkook melancarkan pukulan pada wajah Taehyung, dan berhasil di tahan. Taehyung kemudian memutar pergelangan tangan Jungkook hingga Jungkook membelakangi Taehyung dengan tangannya yang dipuntir.

"Gerakanmu terlalu mudah dibaca sayang." bisik Taehyung di belakang telinga Jungkook.

"Ssh—lepas brengsek!"

Taehyung melepasnya. Melayangkan pukulan ke bawah rahang dengan tangan kiri. Dada, ulu hati, ginjal, belakang lutut, dan punggung. Jungkook sukses tersungkur dengan nafas masai. Gerakan Taehyung tidak terbaca dan tepat pada titik lemahnya. Sial.

"Kau, uhuk—sialan!"

Taehyung tersenyum miring. Dengan mudah mengangkat Jungkook dan menuntunnya pulang—ke rumahnya.

"Sudah, kau terlalu capek. Diam saja. Kalau sampai akan ku obati"

Mereka berlalu dengan hening. Jungkook sudah terlalu lelah untuk melawan. Biarkan saja, toh jika Taehyung berbuat macam-macam, ia panggil saja ibunya.

Jungkook tipe pengadu. Hehe.

Jalanan Seoul pada jam 21.50 masih lumayan ramai. Taehyung berjalan pelan sambil menikmati pemandangan. Ia sedikit merasa bersalah pada Jungkook, karena harus membuatnya makin babak belur.

Kemudian matanya menangkap sebuah toko boneka besar. Ia berhenti sebentar, melihat sebuah boneka beruang coklat super besar yang dipajang di etalase membuatnya tertarik. Adiknya pasti suka.

Taehyung tersenyum, besok ia berencana akan kembali lagi untuk membeli boneka untuk adiknya.

"Uwaaa— da tedi bell cukat. Kookoo mau!!"

—atau tidak.

[tbc]

Aloo—adek kookoo dicini, nuna ada yang mau beliin adek tedi bell?

Baby Bear | Taekook [disc.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang