(y/n) mengubah posisi yang sebelumnya terlentang menjadi miring ke samping dengan legannya yang memeluk guling erat.

Ada yang berbeda dengan sifat Chuuya, pikir (y/n) membalas pemikirannya yang lalu. Itulah yang membuatku khawatir dan mungkin sedikit tak percaya. Maaf aku berpikir seperti ini, Chuuya.

Kemudian ia larut dalam pemikirannya dan kembali tertidur. Karna Chuuya sudah pergi sedari tadi jadi ia tak perlu terlalu terburu buru bukan untuk menyiapkan sarapan dan lainnya? Lagi pula malam ini tahun baru dan Chuuya kemungkinan tak pulang sebelum jam tiga malam atau lebih pagi lagi.

***

Malampun tiba, hampir seisi penghuni apartmen ini pergi untuk sekedar menghabiskan penghujung tahun dengan berkeliling kota atau berjunjung ke kuil. Sedangkan (y/n) hanya duduk di depan televisi menatap datar acara yang menurutnya hanya omong kosong itu.

Tak kusangka tahun baru tanpa Chuuya akan semembosankan ini, pikir (y/n). Dan juga ini tahu baru pertama yang kuhabiskan sendiri selama menjalin hubungan dengannya.

Sesekali (y/n) memindah saluran televisi untuk sekedar mencari acara yang lebih bermutu, namun hasilnya nihil. Akhirnya (y/n) mematikan televisi sebelum ia keluar dari apartmennya untuk menghabiskan malam tahun baru ini dengan menatap keindahan kota Yokohama.

(y/n) terus berjalan menatap sekeliling dengan sesekali tersenyum pada kenalan yang ia temui di jalan hingga deretan toko menyambutnya. Inginnya ia berhenti dan menghangatan diri dengan segelas coklat di temani makanan manis di cafe langganannya. Namun entah mengapa kakinya terus saja berjalan tanpa henti hingga ia sampai di persimpangan, banyak pejalan kaki yang berhenti untuk menyebrang.

"Eh?" selagi kendaraan lalu lalang di depannya, (y/n) menangkap keberadaan Chuuya dengan seorang gadis bersuari hijau yang ia kenali sebagai Tsujimura dan berada dalam naungan Divisi tindakan Khusus.

"Jadi seseorang dari Divisi Tindakan khusus itu Tsujimura- san?" bisik (y/n) pada dirinya sendiri.

***

"Mohon tunggu untuk pesanan anda nona," ucap seorang pelayan sebelum meninggalkan Chuuya bersama dengan seorang perempuan dari Divisi tindakan Khusus bernama Tsujimura.

"Jadi," kata Chuuya memulai percakapan. "Apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

Tsujimura terdiam memandang beberapa pelanggan yang cukup jauh dari mereka baru kemudian memulai pembicaraan.

"Ini tentang Ango- senpai," ucap Tsujimura to the point. "Tolong, bisakah kau melupakan apa yang sudah dia lakukan di masa lalu?"

"Dan melupakan teman temanku yang kehilangan nyawanya karna ulah Ango yang sudah membawa keluar Shibusawa?" tambah Chuuya. "Tak akan."

"Tapi-"

"Jika itu yang ingin kau bicarakan," kata Chuuya berdiri dari tempatnya. "Lebih baik kita hentikan sampai sini pembacaraan ini."

"Aku tak ingin kehilangan senpai yang berharga," Chuuya menutup matanya sebelum beranjak dari sana. Tapi gerakannya terhenti saat mendegar ucapan Tsujimura selanjutnya. "Aku menyukaimu, nakahara- san. Aku tak ingin kau menodai tanganmu dengan darah Ango senpai."

"Chuuya..."

***

(y/n) yang telah sampai di depan cafe itu masuk dan langsung menjatuhkan pandangan pada Chuuya yang membelakanginya dan Tsujimura yang sudah sadar dengan kehadirannya. Semakin dekat ia dengan mereka semakin jelas pula ia mendengar percakapan mereka.

"Aku tak ingin kehilangan senpai yang berharga," ucap Tsujimura.

Ango? Batin (y/n) yang bingung dengan percakapan mereka. Namun (y/n) tetep melanjutkan langkahnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 31, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

New YearWhere stories live. Discover now