Maira

27 1 0
                                    

Hembusan angin menggerakkan beberapa helai rambut Maira, gadis berambut panjang yang sedang duduk dikursi taman sambil membaca buku novel yang baru saja dibelinya.

Cukup lama ia duduk disana, sesekali menurunkan bukunya dan melihati anak kecil yang berkejaran didekat air mancur.

Maira tersenyum simpul, ia merogoh tas punggung kecilnya yang telah berganti warna untuk mencari ponselnya.

Mulai mengaktifkannya sejak ia keluar dari rumah ponsel itu ia matikan dan akan dibukanya jika ia sedang membutuhkannya.

Seperti saat ini, Maira mulai membuka aplikasi chattingnya, dengan cepat beberapa pesan mulai meramaikan layar ponselnya juga beberapa panggilan tak terjawab.

Pertama ia membuka chat dari Haya, sahabatnya sedari SMP.

Haya
Ra?

Jam 10 dosennya dateng

Oyy

Maira anaknya bapak Slamet

Maira

Iya otw ini

Belum dateng kan?

Gue lagi ditaman entar lagi nyampe.

Maira bergegas memasukan bukunya dan berjalan cepat menuju kelasnya yang berada di lantai atas.


*****
"americano dan latte, silahkan" ucap Kenan setelah menaruh pesanan di meja pengunjung.

Kenan memasuki meja bar yang tersedia, ia mulai meracik sebuah kopi latte tanpa ia sadari hujan turun membasahi pelataran Ken's cafe.

Kenan menyerahkan kopi latte itu pada Dina, yang bekerja sebagai waiter disana.

Suara lonceng berbunyi menandakan ada pelanggan masuk, Kenan tetap asik dengan alat alatnya.

"affogato" ucap seorang gadis.

"affogato? Silahkan menunggu dikursi yang kosong" balas Kenan.

Kenan mengamati gadis itu, gadis itu duduk dipojok cafe yang berdekatan dengan jendela.

Dengan lihai, Kenan meracik affogato.

Kenan kembali melirik gadis yang duduk dipojok, ia telah selesai meracik kopi pesanan gadis itu.

Ia mengambil nampan dan mengantarkan pesanan gadis itu, ia berjalan sambil memperhatikan gadis itu.

Seperti hari-hari sebelumnya, buku novel ditangan dan earphone yang terpasang ditelinganya juga tas punggung yang tergeletek sembarangan disampingnya.

"Affogato, silahkan" ucap kenan.

Gadis itu mengalihkan tatapannya kearah Kenan lalu tersenyum.

"terima kasih" ucap gadis itu.

Kenan kembali ke mejanya, ia kemudian meracik sebuah macchiato untuknya sendiri, ia menyeruput pelan kopi ditangannya sambil tetap menatap gadis itu.

Waktu terus berjalan, langit menggelap tetapi hujan tidak juga reda, juga gadis itu kembali enggan untuk beranjak dari kursinya.

Ia tetap asik dengan buku ditangannya sesekali memainkan ponselnya.

Pengunjung di Ken's cafe hanya tinggal gadis itu, Kenan membereskan cafenya dibantu pegawai yang juga sahabatnya sejak kecil, Dina.

Setelah hampir beres, Kenan mendatangi gadis itu.

"maaf nona cafe kami akan tutup" ucap Kenan.

"oh baiklah"

Setelah membayar bill gadis itu keluar tetapi ia berhenti disamping cafe.

"kurasa ia lupa membawa payung" pikir Kenan.









••••••••

Haii..

Jangan lupa vote dan komen ya ☺☺

Sampai ketemu di part selanjutnya.. Tattaaa🙌

macchiaffoWhere stories live. Discover now