1 - syifa

43.9K 1K 22
                                    

Entah apa yang daritadi papa bicarakan dilantai bawah rumah ku, yang jelas kudengar hanya suara tertawa, dan mungkin beberapa nostalgia (?).

Mungkin pria yang beberapa menit kutemui itu adalah teman papa.

Tapi aku sedikit tak percaya, karena dari postur tubuh dan muka...jelas jauh, seharusnya pria itu bertubuh tak terlalu tinggi, dan sedikit berkeriput.

Tapi...pria tadi memiliki postur tubuh tinggi, berotot dan sedikit memiliki muka ke arab araban (?).

Sejak kapan papa punya teman yang umurnya jauh lebih muda.

"syifa, sini nak turun" ucap papa ketika melihat ku berada diatas tangga. Sungguh, aku terkejut. Pasalanya, semua orang kini menatap ku.

Aku menggaruk leher bagian belakang ku, lalu tersenyum sambil berjalan mendekat.

"duduk sini samping mama" ucap mama ku sambil menepuk sofa kosong disampingnya.

"kenalin, ini rizky, anaknya temen papa, dia ini lucu sekali loh syif. Dan oh iya, rizky ini syifa. Ingat kan?" ucap papa memperkenalkan ku kepada sosok asing didepanku.

Pria yang ku ketahui bernama rizky itu mengulurkan tangannya. Karena aku baik hati, maka aku balas mengenggam tangannya.

"rizky"

"syifa"

Aku melepaskan salamannya terlebih dahulu, yang membuat ku gelisah adalah tatapan pria itu yang tak lepas dari aku.

Entah kenapa, tapi aku risih.

"aku mau makan dulu ya pa" ucap ku karena sudah mulai risih, dengan tatapan si manusia penuh bulu itu.

"wah kebetulan banget nih, kamu belum makan kan ky? Yuk makan sama sama" ucap papah ku membuat aku sedikit melebarkan mata ku.

'papa, tolong aku dari tatapan si kingkong ini'

"syifa ini sebenernya bisa masak loh ky, masakannya enak sekali" ucap papah kepada pria disamping ku ini.

"wah serius om? Masak apa?"

"masak mie instan" ucap papa sambil meledek ku, tak lama mereka semua tertawa.

Aku mencabik cabik daging yang akan ku makan.

"makan yang baik, gabaik loh makan dicabik cabik gitu. Apalagi masakan mama mu ini enak" bisik pria yang disamping ku, membuat ku merinding seketika.

Bukan, bukan karena aku menyukainya...Tapi karena aku geliiii.

Aku melirik jutek pria yang ada disamping ku ini, pria berbulu yang jelek!.

---

Mama menutup pintu rumah, setelah itu aku berbalik badan berniat untuk kembali kedala kamar.

Tapi langkah ku terhenti karena suara papa yang memanggilku.

"syifa"

Aku membalikan badan lagi, melihat papa yang kini sudah duduk disofa yang tadi kita duduki.

"duduk sini, papa mau bicara"

Aku berjalan enggan, aku tahu pasti papa ingin membanggakan orang yang baru saja pergi beberapa menit lalu. Iya, dia ingin membanggakan si bulu.

"tadi itu si rizky namanya, dia anaknya almarhum teman papa waktu masuk tni." ucap papa sambil mengambil cangkir kopi miliknya.

"hmm" aku hanya bergumam, tak mau banyak bicara.

"papa berniat ingin menjodohkan kamu dengan dia, ini sudah jadi perjanjian papa dengan ayahnya waktu masa pelatihan dulu di tni, dan ternyata ayahnya rizky juga bikin surat wasiat untuk menjodohkan anaknya dengan kamu" ucapan papa berhasil membuat mataku melotot.

"papa, ini zaman bukan zaman siti nurbaya, lagi ya, papa mau jodohkan aku dengan pria seperti si rizky rizky itu? Astaga paaaa" aku memegang kepala ku, tak habis pikir.

"rizky sudah cukup mapan syifa, ia juga mempunyai pribadi yang bagus, jadi menurut papa, papa tak salah pilih" ucap papa semakin membuat ku gila.

"pa, bahkan aku saja ngga kenal pria yang berapa menit lalu itu bertamu" papa menatap ku tak percaya.

"kamu gakenal rizky, syifa? Lalu siapa yang mengusap punggung rizky ketika ayahnya meninggal? Yang memberikan obat merah ketika rizky terjatuh?"

"siapa? Aku gainget"

"itu kamu syifa, syifa yang selalu menolong rizky ketika umur mu masih 7 tahun dan rizky 12 tahun"

"papa, kejadian itu udah 18 tahun yang lalu, mana mungkin aku inget. "

"ya ampun syifa" kurasa kesabaran papa hampir habis.

"lagi pula syifa masih mau berkarir pah, syifa masih mau jadi model"

"gaji rizky sudah lebih dari cukup untuk menghidupi kamu syifa"

"pokoknya syifa gamau dijodohin sama si bulu, syifa masih mau main dan berkarir. Lagi pula syifa juga udah punya pacar!" aku menaikan sedikit intonasi suara ku, maafkan aku pa.

"syifa" teriak papa ketika aku sudah menaiki tangga, bermaksud untuk pergi kekamar dan menghiraukan ucapan papa.

---

Halo!

Ada yang kaget ga tbtb aku nulis ini sekarang padahal aku bilangnya mau up awal tahun? Mungkin segini dulu kali ya part kaliini, part selanjutnya masih belum tau mau up kapan!

Soooo, semoga kalian suka yaaa jangan lupa vote dan comment!

Bye bye!

R-

DREAM.Where stories live. Discover now