09. One Day In December

ابدأ من البداية
                                    

"Mina di rumah?"

"Ayah, Ibu, Mina dan Jeno pergi bersama.."

Renjun merapatkan diri pada pintu. Meremas sabuk pengaman pada bagian dadanya. "Itu artinya hanya kita berdua di rumah?"

Minhyung melepas tawa kecil melihat reaksi Renjun. "Kau ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan?" alis serupa burung camar itu dinaik turunkan.

Renjun kembali dengan posisi semula. "Mesum.. "

"Perlu kuingatkan siapa yang lebih dulu berpikiran mesum, Huang Renjun?"

"Aku!"

Jawaban itu sontak mengundang tawa lepas dari Minhyung. Mobil memasuki sebuah perkarangan, berhenti tepat di bagian samping rumah.

"Tidak ada yang berubah semenjak terkahir kali aku ke sini.."

Minhyung masih bersama senyumnya, melepas sabuk pengaman dan menghadap Renjun. "Kapan terakhir kali kau ke sini?"

Renjun berpikir sejenak. Membiarkan Minhyung yang melepas sabuk pengamannya. Kecupan Renjun rasakan di atas bibir, menariknya kembali untuk memberi jawaban. "Tahun lalu.."

"Pantas saja Ibu dan Ayah merindukanmu.."

Minhyung keluar. Tidak ada Minhyung yang memperlakukan Renjun istimewa dengan membuka pintu mobil. Renjun menyusul Minhyung yang kini sedang mencoba membuka pintu rumah. "Aku menyukai dekorasi tamannya.."

"Mina dan Jeno sedang mengadakan kompetisi mendekorasi taman.." pintu terbuka.

Minhyung lebih dulu mempersilahkan Renjun. Sebuah kaca besar menyambut kedatangan Renjun. Sepatu tergantikan sandal rumah yang selalu terasa hangat. "Kita benar-benar berdua.."

Minhyung menutup pintu, berbalik memperhatikan Renjun yang terlihat terbiasa dengan suasan rumahnya. "Kau yakin tak ingin merayakan natal bersama kami?"

Renjun menoleh. "Aku bekerja.."

Minhyung melepas mantelnya, lalu menggantung di bagian foyer. "Mantelmu.."

Renjun segera melepas dan memberikannya pada Minhyung. "Kita?"

"Naiklah dulu. Aku akan mengambil beberapa minuman dan makanan ringan.."

Renjun tanpa ragu menaiki tangga yang dilapis parquet. Minhyung adalah seseorang dengan keyakinan yang kuat. Saat perayaan natal seperti ini, rumah sederhana keluarga Lee terasa begitu meriah. Renjun menatap dua pintu kamar lain yang tertutup. Milik dua adik Minhyung.

Kakinya terus melangkah hingga pintu kamar terakhir. Renjun dorong perlahan pintunya. Aroma Minhyung seketika menyapa penciumannya. Renjun meletakkan kantung makanan di atas meja, melepas tas, lalu coat yang digunakannya.

Memilih duduk di ranjang Minhyung, mengusak telapak tangannya pada kasur. Nyaman, terasa seperti rumah di mana tempatmu seharusnya pulang.

Minhyung menghampiri dengan sebuah nampan yang penuh makanan ringan dan dua kaleng soda.

"Kita akan di rumah saja?"

Minhyung mendekat. Memeluk kepala kekasihnya, menunduk untuk menatap. "Tidak. Ayah menyuruhku membawamu untuk mencari makanan malam.."

Lengan Renjun memeluk pinggang Minhyung tanpa ragu. "Ayah lagi.."

Minhyung membungkuk, memberi satu kecupan di dahi Renjun. "Baiklah, aku akan memabawamu ke suatu tempat yang ramai dikunjungi beberapa pasangan saat malam.." Minhyung melepas diri. Bergerak menuju meja mengambil kotak makanan yang dibelinya untuk Renjun.

BEAUTIFUL TIMES [MARKREN]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن