Merasa tidak tega melihat sosok yang selalu ia anggap seperti adik yang sangat imut dan polos itu tampak linglung. Jinyoung diluar imejnya yang tenang dan tidak banyak bicara sebenarnya sangatlah manis dan innocent, sisi yang hanya tampak saat mereka sedang tidak di depan kamera. Itulah yang membuat Daniel merasa marah pada Guanlin yang dengan teganya melakukan hal semacam itu pada Jinyoung yang polos.


“Jinyoung, sana mandi udah mau sore, nanti hyung siapin makan malem kalo yang lain pada belum pulang. Hwi, ajak Jinyoung ke kamar.”


Jinyoung menurut dan berlalu dari ruang tengah dorm bersama Daehwi.


“Terus kenapa? Jangan bilang kamu sampe ngelecehin Jinyoung cuma karena kamu gak bisa nahan diri.”

Suara lembutnya saat berbicara dengan Jinyoung terganti dengan suara yang begitu dingin dan tegas, membuat Guanlin tahu kalau ia sedang berurusan dengan salah satu ‘pengawal’ pujaan hatinya.


“Aku gak tau hyung, aku gak sadar kenapa sampe senekat itu. Maafin aku.”


“Minta maaf sama Jinyoung nanti.” Daniel bersandar pada sofanya. Ia ingin marah tapi ia juga tahu Guanlin tidak bermaksud jahat.

“Kamu.. kalo Minhyun hyung tau gimana? Pasti hubungan kalian gak bakal baik kedepannya.”


“Gak papa hyung, aku lebih khawatir soal Jinyoung hyung.” Guanlin menatap sedih Daniel dan Woojin bergantian. “Pasti Jinyoung hyung jadi takut sama aku setelah ini. Aku gak mau dijauhin Jinyoung hyung-“


“Kamu suka sama Jinyoung?” Woojin menengahi racauan Guanlin.


Guanlin menghela napas, lalu mengangguk. Daniel dan Woojin bertatapan sejenak lalu mengalihkan atensi mereka kembali pada yang lebih muda. Jadi, disini akan ada drama cinta segitiga, begitu?


“Pantes, setiap ditanya siapa hyung yang rasanya pengen kamu lindungi pasti jawabnya Jinyoung.” gumam Daniel pada dirinya sendiri. “Tapi nyatanya kamu sendiri yang mau ngapa-ngapain dia. Pinter kamu, Lin.”


Lain halnya dengan Woojin yang tampak heran, “Aku kira kamu suka Jihoon.”


“Iya suka, tapi bukan suka yang gitu.” Balas Guanlin lelah. “Aku juga suka Woojin hyung, kok.”


“Eh?? Jangan-jangan kamu ada niat buat nyium hyung juga ya?!” dan ucapan tak berfaedah dari Woojin mendapat jitakan Daniel.


Hari ini benar-benar menguras emosi. Pada awalnya ia sangat senang, fakta yang mengatakan kalau Minhyun dan Jinyoung tidak berpacaran, bisa berduaan dengan Jinyoung, mendapat kecupan dari hyungnya itu, menciumnya dan juga hm.. hal ‘lainnya’. Tapi itu semua tidak berakhir baik, Jinyoung pasti marah padanya. Sebut saja kalau hari ini adalah luka yang sangat manis untuknya.


Kau gila, Lai Guanlin.



“Kalo hyung gak mergokin kamu tadi mau sampe sejauh mana kamu sama Jinyoung, hah?” tanya Daniel lagi namun kali ini tidak semarah tadi. “Hyung gak masalah sebenernya, tapi inikan kamu yang maksa dan yang kamu lakuin itu udah kelewatan. Kalo cuma cium mungkin hyung masih maklum, tapi hyung lihat sendiri kamu ngapain aja. Kalian juga masih underage, dan lagi kalian kan gak ada hubungan apa-apa.”


Oke, yang terakhir terlalu menohok. Guanlin tahu ia tidak punya hubungan apapun dengan Jinyoung. Tapi perasaan yang ia punya tidak bisa ditahan terus-menerus. Semakin lama dibendung, semakin besar pula perasaannya, memberontak untuk keluar. Belum sempat ia menunjukkan perasaannya dengan benar, ia justru membuat kondisi yang semakin menyulitkannya.


........


“Hyung! Hyung! Nih liat nih udah jadi.”


“Apaan?”


“Kartu pengenal dooong~”

Be Ma Bae || PanDeep✔Where stories live. Discover now