Muka Al memerah. "Oh iya lupa,lo cowok."

"Yaudah deh kalo gitu," lanjut Al kecewa. "Gue pulang aja lah. Duluan ya,Ga."

"Iya," sahut Arga. "Dadah,Thalia."

"Dah," balas Thalia sumringah.

"Thalia doang yang digituin," cibir Al. "Disini juga ada orang loh selain Thalia."

Arga memutar bola matanya. "Iya,iya. Udah sana ah,malem-malem ganggu lo,Al. Besok lagi aja kesininya,"

"Ngusir gue lo?" tanya Al nyolot,menatap Arga tajam.

"Eh," Arga menelan ludah dengan gugup. "Bukan,gue cuman.. aduh,cuman.."

Al tertawa. "Udah ah,gitu doang juga. Gue cabut ya,"

Al dan Thalia akhirnya pergi meninggalkan kosnya Joshua. Berbanding terbalik dengan Al yang kecewa,Thalia malah kesenengan karena Arga tadi.

Arga langsung menutup pintu dan memukul Joshua dengan bantal saat sudah memastikan bahwa Al dan Thalia benar-benar pergi dari tempat mereka.

"Gila lo,bikin anak orang galau. Lo harus liat mukanya Al kusut banget," celetuk Arga.

Joshua menyingkap selimut yang menutupi seluruh badannya lalu tersenyum kecil mendengar perkataan Arga.

"Ya mau gimana lagi,Ga." kata Joshua sambil menghela nafas.

"Tapi gak gini juga,sampe anak orang hampir stress gitu mukanya." kata Arga.

"Yaudahlah,gue mau tidur."

***

Al bersender di tembok samping kelas terakhir Joshua. Lima menit lagi kelasnya Joshua bubar,dan rencananya Al akan mencegat Joshua dan menanyakan pertanyaan yang belakangan ini hinggap di kepala Al. Sudah cukup Al uring-uringan setiap malam karena Joshua yang tidak membalas LINEnya sama sekali dan mematikan telfonnya. Apalagi,setiap Al ke tempat kosnya,selalu aja ada alasan yang dibuat Arga. Entah Joshua yang belom pulang,atau Joshua yang udah tidur,Joshua yang sibuk lah. Cukup,Al udah muak. Dia gak tau letak kesalahannya dimana,dan dia akan menuntut penjelasan dari Joshua.

Lima menit kemudian,satu per satu mahasiswa yang Al tidak kenal keluar. Al menunggu Joshua sambil bersidekap. Dan,keluarlah Joshua yang sedang memainkan iPhonenya dengan santai. Yang tentu aja bikin Al kesal setengah mati.

Al mencegat Joshua. "Gue perlu ngomong sama lo," kata Al datar dan dingin.

Joshua memandang Al dingin. "Ngomong aja,"

"Ya gak disini lah," jawab Al.

Joshua menghela nafas. "Gue gak ada waktu,cepetan kalo mau ngomong. Disini aja,sibuk gue."

Al menggeram pelan dan mengepalkan tangannya. "Lo kenapa sih?"

"Gue?" tanya Joshua bingung. "Gue kenapa?"

"Iya! Lo kenapa!" bentak Al kesal. "Telfon gue dimatiin. LINE gue cuman di baca,gak dibales. Gue punya salah apa sih sama lo? Kalo gue punya salah,ya ngomong dong. Jangan diem aja,berasa pacaran sama patung tau gak sih gue."

"Udah?" tanya Joshua dingin.

Al memandang Joshua tidak percaya. "Lo.."

"Apa? Udah 'kan ngomelnya? Sekarang gue mau pulang. Banyak tugas,bentar lagi kita ngurus skripsi." ucap Joshua lalu dia pergi meninggalkan Al yang terdiam.

"Mau lo apasih.." gumam Al pelan dengan mata yang memanas melihat punggung Joshua yang semakin lama semakin mengecil.

Al masih menatap kepergian Joshua sampai Joshua hilang dari pandangannya. Apa salahnya selama ini? Al bahkan jarang mengatur-ngatur Joshua. Apa dia udah gak nyaman?

DignumWhere stories live. Discover now