Epilog

10.9K 603 31
                                    

Al melempar iPhonenya ke kasur kos-kosannya dengan kesal. Beberapa hari belakangan ini,Joshua suka telat membalas pesan atau LINE. Bukan suka lagi,tapi kadang tidak dibalas. Di telfon juga,tidak diangkat. Kadang malah dengan sengaja di matikan. Sebenarnya,Al punya salah apa sih sama Joshua? Harusnya Joshua memberitahu Al letak kesalahannya dimana,bukannya malah mendiamkannya. Al berasa pacaran dengan patung.

Kalau Joshua ingin memutuskan hubungan mereka lagi,yasudah. Al terima-terima saja. Toh,pada akhirnya mereka akan balikan lagi.

Hampir 6 tahun mereka bareng. Walaupun diselingi putus-nyambung,entah Joshua yang ingin putus karena Al terlalu dekat dengan cowok lain lah,atau apalah. Hal-hal sepele lainnya yang bikin hubungan mereka putus-nyambung. Biasanya itu karena Joshua yang cemburuan. Dan pada akhirnya,Joshua yang mohon-mohon supaya mereka kembali seperti dulu lagi. Dan tentu saja Al terima,namanya juga sayang.

"Lo kenapa sih? Tampang kusut banget," kata Thalia,teman sekamarnya.

"Telfon gak diangkat. LINE gak dibales. Maunya apa sih? Salah gue apa sama dia? Apa perlu gue datengin kosannya malem-malem begini?" kata Al kesal.

"Oh Joshua lagi," gumam Thalia maklum. "Yaudah sana datengin deh,"

"Lo temenin gue ya ya?" pinta Al memohon.

"Gue lagi 'kan yang kena," gerutu Thalia. "Yaudah deh,"

Al langsung mengambil iPhonenya yang tergeletak mengenaskan di kasur,mengambil kunci mobil,dan menarik Thalia keluar. Sebelumnya,dia izin dulu dengan yang punya kos,karena peraturan di tempat Al ngekos sangat ketat. Ada jam malamnya segala.

Setengah jam kemudian,Al dan Thalia sampai di tempat kos Joshua. Memang mereka satu kampus,tapi kosnya beda. Kalau Al,cenderung lebih dekat ke kampus ketimbang Joshua.

"Al,Joshua sekamar sama Arga ya?" tanya Thalia gugup sambil membenarkan rambutnya yang menurutnya agak berantakan. "Gue udah oke 'kan?"

"Iya," jawab Al. Dia melirik curiga kearah Thalia yang tidak bisa diam tangannya karena gugup. "Lo suka ya sama Arga?"

"Nggak," sergah Thalia sambil mengibaskan tangannya. "Cuman.. gugup,udah gitu doang."

Al tertawa. "Udah lah bilang aja suka. Kayak gue yang bakal bocor aja,"

Muka Thalia memerah. "Tapi lo jangan bilang siapa-siapa. Sampe ketauan Arganya,liat lo."

Thalia memang kalem,tapi kalo udah kesal,siap-siap aja menghadapi singa yang baru bangun dari tidurnya.

Al mengetuk pintu kos Joshua. Dan keluar lah Arga. Yang tentu aja bikin Thalia ingin pingsan. Arga keliatannya baru habis mandi,karena rambutnya yang basah acak-acakan. Al melirik Thalia yang sedang memalingkan muka dan mengigit bibir. Kalau Al gak sayang sama Joshua,mungkin Arga bakal bikin dia klepek-klepek seperti ikan yang dikeluarkan dari air.

"Nyari Joshua?" tanya Arga langsung tanpa basa-basi.

"Iya,orangnya ada gak?" tanya Al balik.

Arga menggigit bibir bawahnya dengan gugup. Ah,coba Thalia sedang lihat kearah Arga,mungkin dia mimisan di tempat.

"Joshua belom pulang," jawab Arga cepat.

"Apa?" tanya Al tidak percaya. Dia mendecak, "Lo gausah boong deh. Sekarang udah jam 10,yang bener aja Joshua belom pulang."

"Ngapain gue boong segala," Arga menengok kearah Thalia. "Eh ada Thalia. Hai,Thal."

"H-hai.." sapa Thalia dengan gugup.

"Coba gue masuk ya?" kata Al.

Arga melotot. "Ya nggak lah,jangan. Lo gila apa? Banyak barang pribadi gue sama Joshua kali."

DignumOnde as histórias ganham vida. Descobre agora