TPD - 12. Schedule

2.2K 103 3
                                    

Selamat membaca ^^

Semoga suka,
Vote dan komen ya :)

--

Hari ini kantor sangat dingin. Gavin yang mogok bicara pada Gatha dan Gatha yang masih kelelahan, sisa semalam.

Gatha memandangi ruangan bosnya yang tertutup tirai karena bosnya menutupnya. Gavin sedari tadi sungguh tidak berbicara pada Gatha.

"Ini semua gara-gara Retha, nama juga hampir sama segala." Gerutu Gatha.

Ia tahu bahwa yang dilakukan kemarin adalah salah. Sebenarnya Gatha sudah tahu bahwa wanita yang dipilihnya kemarin bukan wanita yang baik, namun Gatha sengaja karena jengkel pada Gavin.

Dan Gatha juga sadar menjambak rambut mommy bosnya juga bukan hal yang sepantasnya seorang sekertaris lakukan. Namun, ia sudah sangat emosi, kepalang tanggung.

"Aku dalam posisi sulit, mana tidak ada yang kukenal didaerah ini. Aku harus berpikir keras." Gatha terdiam, bengong memikirkan sesuatu.

"Queen? Si nenek lampir itu memang mau mendengarkan celotehku?" Gatha kembali terdiam. Tentu tidak, bodoh! Batinnya bicara.

"Inilah akibatnya jika seseorang sangat sensi, tidak punya teman." Gumam Gatha setelah beberapa lama berpikir.

Karena tidak tahu harus mengadu kepada siapa akhirnya Gatha memilih untuk mengerjakan tugasnya saja. Schedule tuannya itu lebih penting daripada keluh kesahnya.

Telepon di meja berdering, Gatha yang sedang serius terkaget karena kesetrum kabel.

"Halo? Agatha dari Kenward Company."

"..."

"Tunggu."

"..."

"Baik, nanti saya hubungi kembali."

Pergantian jadwal yang mendadak membuat Gatha bingung karena bosnya masih tidak mau berbicara dengannya. Mari jernihkan pikiran.

Gatha mengambil gagang telfon dan meletakkannya kembali. Akhirnya dengan keberanian yang sudah ia kumpulkan, Gatha pergi ke ruangan bosnya.

"Permisi, Pak." Gavin terlihat sedang serius di depan komputer.

"Hm."

"Pertemuan dengan wakil dari perusahaan Xei diundur satu jam."

"Hm."

Gatha mendengus, baru tahu bahwa Gavin ternyata marahnya bikin susah.

"Pak saya minta maaf atas perlakuan saya kemarin." Gavin mengangkat kepalanya menatap wanita manis didepannya ini mau minta maaf.

"Kupikir kau takkan minta maaf."

"Maunya sih begitu pak, tapi demi pekerjaan." Gavin menganggukkan kepalanya tiga kali.

Gavin berdiri dan duduk di meja dengan keren. Gatha berpura-pura terkejut padahal ia sudah sering melihat di drama adegan seperti ini.

"Kau juga membuatku tidak datang rapat."

"Iya pak, maaf." Kata Gatha dengan menundukkan kepalanya.

"Kau juga bikin rugi karena jalang kemarin."

"Saya minta maaf lagi, pak."

Gavin mendekat pada Gatha. Menyentil dahi Gatha dengan keras. Gatha terkejut bukan main karena ulah bosnya.

"Kau pikir maaf cukup?" Gatha bergidik ngeri.

Tiba-tiba seperti kilat di siang bolong, dan seperti hati Gatha yang bolong. Gavin mencuri kecupan dibibir Gatha.

The Perfect Devil [REVISI]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora