Bab 1

33.8K 934 6
                                    

Dion POV

"Aduduhhh... sorry banget gue ga sengaja nabrak!"

"Woi! Kalo mau nabrak liat-liat dulu dong!!!" teriak gue kesel.

Liat, gara-gara tu orang yang lari-lari terus nabrak gue, kertas-kertas kerjaan gue berhamburan semua! Mana gue setengah mati kerjainnya dan harus dikasih ke dosen siang ini lagi!

"Gue bener-bener ga sengaja! Sorry banget!!!" kata orang itu sambil memunguti kertas-kertas gue.

Setelah terpungut semua, rasanya gue pengen teriak! Ini kertas tuh pasti berantakan semua susunannya. Gue harus gimana beresinnya coba?!

"Dion???" panggil orang yang nabrak gue.

Gue mendongakkan kepala melihat ke arah orang yang nabrak gue. Cewek ya? Hm...

Astaga! Miranda???!

"NONA MIRANDAAAA!!!" panggil seseorang dari jauh.

Miranda terlihat panik dan langsung menarik gue ikut pergi. Sampai di suatu ruangan audiovisual, Miranda langsung membuka pintu dan menarik gue ikut masuk. Lah, kenapa gue ikutan coba???

"Mir.. lu kenapa? Kenapa gue juga diajak ke sini?" tanya gue yang udah terduduk di lantai dan mencoba membereskan semua kertas-kertas gue.

Waktu adalah uang! Daripada Cuma nanyain Miranda, mending gue sekalian beresin kertas-kertas gue yang berantakan.

"Aduhhh.. maaf banget Dion!!!" kata Miranda yang sekarang ikut berjongkok di depan gue.

"Lu ngomong yang jelas! Gue bisa dengerin lu kok, sekalian beresin kertas-kertas ini." Kata gue yang bener-bener sibuk mengurutkan kertas dari halaman pertama.

Tapi Miranda malah ga mengeluarkan suara sama sekali. Bingung kan gue?

Setengah jam gue beresin kertas-kertas dua ratus halaman itu, dan akhirnya SELESAI!

Setelah memasukkan kertas itu semua ke dalam amplop cokelat, gue langsung melihat ke arah Miranda yang sedang duduk menyender pintu. Miranda menyenderkan kepalanya di di atas kedua lututnya yang ditekuk. Tangannya memeluk erat lututnya.

"Mir..." panggil gue mendekati Miranda.

Miranda mengangkat kepalanya dan dengan cepat menghapus air mata yang tersisa di pipinya, lalu menatap ke arah gue seperti ga terjadi apa-apa.

"Oh, Dion. Sorry ya tadi gue nabrak lu. Gue agak buru-buru. Lu udah selesai? Maaf gue ga bisa bantu tadi." Kata Miranda sambil memaksakan sebuah senyuman buat gue.

Gue mengerutkan dahi gue. Dia mau acting di depan gue?

Tiba-tiba hp Miranda bunyi, Miranda yang sedang melihat ID caller-nya langsung menghela nafas berat.

"Halo?" jawab Miranda.

Miranda terlihat ga seneng sama sekali, malah dia keliatan marah dan sedih bersamaan.

"Dad, Miranda ga mau! Miranda ga mau nikah sama orang itu!!! ....... Daddy!!!...... Dad, Miranda ga suka sama orang itu! ....... Miranda suka sama orang lain! ......... si-siapa?........ ya pokoknya ada!....... Miranda ga mau!"

Nguping orang nelepon itu emang ga baik, tapi gue ga nguping. Miranda aja ngomong di teleponnya tepat di depan gue!

Jadi ceritanya dia dijodohin ya?

"Jadi lu lari dari kejaran bodyguard lu, terus ga sengaja nabrak gue, dan sekarang lu lagi sembunyi?" kata gue asal tebak saat Miranda baru saja menutup teleponnya.

Miranda menatap gue kaget, tapi ga lama dia langsung tersenyum.

"Tebakan jitu tuh!" kata Miranda tidak mengelak.

Marry Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang