The Hired Whores Chapter 10 (ENDING)

Mulai dari awal
                                    

Tertatih Hyukjae mencoba bangkit seraya menghapus sisa tanah yang mengotori pipinya, ia berbalik dan kembali berhadapan dengan Donghae yang juga telah berbalik. Melihat senyum itu yang masih setia terlukis dibibirnya, membuat hati Hyukjae kembali menghangat.

"Do-Donghae...ssi...ke-kenapa...?"

Senyum semakin nampak jelas menghiasi parasnya yang rupawan sebelum akhirnya membuka mulut dan berkata lembut.

"Aku datang untuk menemuimu..."

Lagi.

Tubuh Donghae semakin memudar. Tidak, Hyukjae masih dapat melihatnya, hanya saja begitu tipis dan tembus pandang. Apa sebentar lagi ia akan menghilang? Apa sebentar lagi ia akan pergi? Apa sebentar lagi Hyukjae akan kembali seorang diri? Apa sebentar lagi...Tidak! Jangan sebentar lagi! Angin jangan berhembus...Jangan bawa dia pergi!

"Ja-Jangan pergi... Donghae-ssi!!"

'Sraakk'

Hyukjae mengawali saat terbangun dari tidurnya dengan guncangan hebat didada, setelah kesadarannya ditarik secara paksa oleh mimpi yang membuat hatinya begitu pilu.

Ia merasakan penglihatannya masih sedikit mengabur, entah akibat rasa kantuk atau sesuatu yang lain yang tak ingin ditanggapinya. Tertidur secara tiba-tiba dan terbangun secara tiba-tiba pula bukanlah hal tak biasa yang Hyukjae alami sepeninggalnya ia dari Seoul. Dan kali ini ia beruntung tertidur diatas ranjangnya sendiri karena sebelumnya ia seringkali kedapatan tertidur di ruang makan atau sofa ruang keluarga.

Dengan tubuh yang terasa pegal karena posisi tidurnya buruk serta degup jantungnya yang belum kembali normal. Hyukjae bangun dan duduk ditepi ranjang.

"Kau menangis lagi saat tidur, Hyukjae-ah?"

Sapaan lembut itu mampu membuat hatinya yang rapuh terhenyak dengan mudah, Hyukjae berhenti menatap lantai untuk menatap sosok didepannya. Sosok yang baru saja memasuki kamarnya karena pintu lupa ia kunci.

"Jaejoong-hyung, kau belum tidur?"

Jaejoong mendorong roda kursinya dan menghampiri adik bungsunya itu, ia mengulurkan tangan kirinya lalu dengan lembut menghapus air mata dipipi tirus Hyukjae yang mulai mengering. Hyukjae hanya terdiam, ini bukan kali pertama sang kakak menangkap basah dirinya menangis saat sedang tertidur.

"Mimpi buruk lagi?"

"Euhm..."

Ia mengangguk lemah disertai dengungan pelan, senyum tipis tak luput menghiasi paras cantiknya. Hyukjae tak yakin bisa kembali tidur setelah terbangun malam, bukan masalah ia menghabiskan waktu sampai pagi dengan hanya berdiam diri, meminum beberapa gelas susu atau membaca buku. Hanya saja, ia tak sanggup jika harus kembali merasakan badai kerinduan yang bergemuruh dashyat dihatinya.

"Kau terlihat kurang baik sejak kembali dari Seoul? Apa ada sesuatu yang telah terjadi?"

Hyukjae menatap mata Jaejoong yang terlihat indah baginya, ia dapat memandang pantulan dirinya sendiri pada bola mata sang kakak. Ia ragu untuk menceritakan apa yang terjadi padanya selama ini, tentu Jaejoong tak boleh sampai tahu kalau ia bekerja hanya sebagai pemuas nafsu demi mendapatkan uang, terlebih lagi ia telah jatuh cinta pada seseorang yang menyewanya sebagai pemuas nafsu itu.

"Tidak apa kalau kau tidak mau cerita. Semua orang berhak memiliki rahasianya masing-masing."

Hyung-nya itu terlihat ceria untuk ukuran seseorang yang menghabiskan hampir 7 tahun hidupnya diatas kursi roda. Jaejoong telah dinyatakan lumpuh tujuh tahun lalu bahkan sebelum kedua orang tua mereka meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Kedua kakinya memang masih utuh, namun seluruh syarafnya tak dapat lagi berfungsi dengan baik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Hired WhoresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang