Mendung

17 8 0
                                    

Malam hari, ketika Alinka mencari headset di tas nya. Tiba-tiba ia menyentuh kotak "apaan nih" pikir Alinka. Alinka pun langsung membukanya. Ternyata isinya adalah eyeshadow palette, blush on, highlighter, dan
cermin. Ternyata itu semua dari Keenan.

Line!
Suara dering dari handphone Alinka.

Keenan: Al udah buka kotaknya?

Alinka: Udahh haha keen makasihhh

Keenan: Oiya, btw itu cerminnya ada lampunya sama speakernya kata mba mbanya wkwk. Jadi kalau kamu lagi makeup biar ga sepi sepi amat

Alinka: Iya! Aku lagi cari ini , eh udah ada yang kasih

Keenan: Al, besok aku ke rumah ya

Alinka: Gabisa keen aku udah ada janji sama temen temen

Keenan: Ko gabilang?

Alinka: Loh tadi kan bilang

Keenan: Yaudah , good night Al

Alinka: Night too Keen

Keenan sosok yang sangat mengerti Alinka pada awal hubungan mereka, tetapi makin lama , Alinka merasa kalau Keenan berubah.
Keenan menjadi posesif dan mulai tidak percaya kepada Alinka.

Keesokan harinya Alinka nongki nongki bersama Tasya, Abel, Sarah, Alvaro dan Derova. Alinka keasyikan ngobrol sambil bermain uno stacko. Hpnya tergeletak di atas meja.

20 panggilan tak terjawab
Alinka melihat kearah hpnya dan langsung mengambilnya
"Mampus gue!" Sambil menepuk jidat
Benar saja, telfon dari Keenan

10 menit kemudian tiba tiba Keenan ada di belakang Alinka
"Al pulang" kata Keenan, Alinka dan teman-temannya kebingungan. Ada apa ini?

Alinka pun mengikuti Keenan karena ia tidak mau terjadi keributan di tempat itu yang hanya membuatnya tambah malu.

*di dalam mobil
"Al, akutuh gasuka ya kamu nongki nongki gajelas kaya gitu. Sama cowo pula" Keenan berbicara dengan nada tinggi

"Keen apaan sih, kamu kenal mereka juga, apa masalahnya? Aneh" Alinka menjawab sebal

"Aku anter pulang" jawab Keenan singkat

Alinka menghela nafas, apa apansih Keenan, pikirnya. Alinka tidak mau berbicara dengan Keenan sepanjang jalan.

Ketika sampai di rumah, Alinka langsung cepat cepat turun tanpa mengucapkan apapun. Ia duduk di balkon kamarnya, sambil berfikir.
Semacam harus mengerti tapi untuk apa karna pada dasarnya kadang tidak di mengerti . Semacam harus menerima , tapi dengan tuntutan yang tidak bisa dilakukan. Hanya bisa diam, Tapi terus terpikir , siapa yang sebenarnya salah? Siapa yang harus memperbaiki? Apa yang harus di perjuangkan dan apa yang harus dipertahankan?.

***

Alinka ingin mencoba cermin baru yang di belikan oleh Keenan. Hari ini ia ada acara sweet seventeen sahabatnya, Abel. Dia makeup sambil menggunakan cermin barunya. Ternyata benar! Ada speakernya untuk dia bernyanyi nyanyi sambil makeup. Hobi Alinka adalah bernyanyi. Makannya kalau dia siap siap paling lama karena sambil bernyanyi nyanyi.

When our friends talk about you
All it does is just tear me down
Cause my heart breaks a little
When I hear your name
It all just sound like uh, uh, uh...

Nyanyiaannya terpotong karena Alinka ingat, dia belum mangajak Keenan untuk ikut ke party. Dengan cepat ia mengambil hpnya dan menelpon Keenan.

Alinka : Hallo keen, aku lupa bilang hari ini ada...

Keenan : Party? Aku udah tau kok, ini lagi siap siap. 10 menit lagi aku jemput

*nuttt
Telfonnya dimatikan oleh Keenan. Alinka panik karena dia belum memilih baju.
"Keenan marah ga ya?" Alinka berbicara ke dirinya sendiri

"Ah yaudahlah" jawab diri Alinka sendiri

***

Ketika di party, Alinka tidak bebas karena adanya Keenan. Seolah-olah diawasi olehnya. Alinka menghampiri Keenan yang dari tadi lihat kearahnya terus menerus.

"Keen, kenapa?" Tanya Alinka
"Gapapa, cantik" jawab Keenan sambil mencubit pipi Alinka
"Keen nanti luntur tau!" Alinka menjawab

Hari ini Alinka kira Keenan tidak akan membuatnya pusing lagi. Tetapi sepulangnya dari party tetap saja Keenan mengintrogasi Alinka tentang teman-teman cowonya lah, tentang gerak gerik dia, tentang yang tadi foto dengan Alinka, dan masih banyak lagi.

Rintik hujanWhere stories live. Discover now