The Cure [FAJRI]

◇Help◇

Vomment nya dong guise):

°°°

Everyone deserves to be happy.

°°°

"HAAAAA!!!"

"KAMU DAN IBU MU SAMA SAJA!"

PLAK

"SEPERTI JALANG!"

PLAK

"HENTIKAN OM! TOLONGㅡHIKS"

"TANGISAN MU GAK ADA GUNA NYA!"

PLAK

"Ampun om Clintonㅡhiks! Rian minta maaf!"

PLAK

Entah sudah tamparan ke berapa yang diterima oleh Rian. Dia hanya bisa tertunduk lemas dan tidak melawan.

Karena Rian tau, semakin dia melawan, semakin dia mendapatkan hukuman.

Rian ingin sekali kabur, tapi badan nya seperti kaku. Tidak sejalan dengan otak nya.

"Seharusnya aku mentelantarkanmu saja waktu itu! Dasar tidak berguna!"

PLAK

Rian hanya bisa menangis, bukan menangis karena tamparan di pipi nya, melainkan menangisi diri nya.

Kenapa aku hanya diam saja?

Kenapa aku tidak melawan?

Kenapa trauma itu...datang kembali?

"Sekarang aku tanya sekali lagi. Dimana kamu menyimpan uang itu?!"

Clinton semakin murka, dia mulai mencekik leher Rian.

"Su-sumpah om! Rian tidak tau! Le-lepaskan tolong!"

Nafas Rian mulai sesak, pandangan nya mulai buram.

Kesadaran Rian sudah berada diambang batas, dia ingin pingsan sebelum Clinton melepas leher nya.

"Uang itu harus sudah ada bulan depan! Kalau tidak, kamu tau kan apa hukuman nya, my slut?"

Rian hanya diam tidak menjawab. Dia tidak mau lagi mengeluarkan kata-kata laknat itu di hadapan Clinton.

PLAK

"Terserah kau, jalang!"

Clinton pun meninggalkan rumah Rian, meninggalkan Rian yang sedang menangis tersedu-sedu.

Setelah 5 menit lamanya Rian menangis, dia pergi ke kamar nya yang ada di lantai dua.

Tempat dimana ia menghabiskan waktu nya sendirian.

Dia terduduk di sofa yang sudah lumayan berdebu. Pikiran nya sudah kosong sekarang.

Rian mengambil nafas dalam sebelum berjalan ke arah balkon.

Dia melihat jalanan di sore hari dari arah balkon. Dia tersenyum sebelum berkata.

"Mungkin ini saat nya aku menyusul ayah bunda."

Rian menaiki pagar balkon. Disaat dia ingin menjatuhkan badan nya, terdengar teriakan seorang wanita dari bawah.

"RIAN! KAMU NGAPAIN?! TURUN!"