Confession

6.6K 581 4
                                    

" B...Bagas? desis Lintang pelan. Tiba tiba dadanya sakit.

" Iya, kenapa kamu malam malam kesini bawa anak anak begini?," tanya Bagas saat menyadari bahwa di depannya memang benar benar Lintang. Perempuan yang membuat malu keluarganya 6 tahun lalu. Bagas sudah duduk di rumah Lintang untuk Ijab kabul saat tiba-tiba ayah Lintang minta maaf untuk membatalkan pernikahannya karena tiba tiba Lintang kabur dan tidak bisa dihubungi.

Bagas, seorang pengusaha 27 tahun yang sudah lama jomblo dijodohkan orangtuanya dengan Lintang, anak kenalan ayahnya, yang waktu itu masih berumur 21 tahun. Sebenarnya Bagas enggan dijodohkan, namun saat dikenalkan dengan Lintang, entah mengapa kemudian dia menyanggupinya dan 3 minggu kemudian mereka akan menikah.

Walaupun tidak banyak mengenal Lintang,Bagas akan berusaha mengenalnya saat telah menikah nanti. Dua hari sebelum pernikahan nya, Lintang mengajaknya ketemu di sebuah kafe.

" Ada yang perlu aku bicarakan dengan kamu.." kata Lintang pelan

" Kalau ada yang kamu mau bicarakan,kenapa dari tadi malah gelisah dan diam saja. Hampir sejam kita disini. Bicara aja,aku dengarkan, " jawab Bagas yang masih heran karena Lintang tak kunjung mengatakan maksudnya.

" Sebelumnya aku minta maaf, mungkin aku akan membuatmu kecewa,tapi lebih baik aku mengatakannya sekarang. Kamu bisa membatalkan pernikahan kita kalau kamu nggak terima. Tapi aku mohon kamu jangan ceritakan hal ini, walau pada orangtuaku." Lintang menghela napas panjang dan tak kuasa melanjutkan kalimatnya.

" Kenapa? Kamu hamil sama pacar kamu?" tanya Bagas bertanya karena dilihatnya Lintang tak kunjung melanjutkan kata katanya.

" Eeeh tidak..tidak.. aku gak punya pacar.. ", desis Lintang menutupi kegugupanya.

" Lalu kamu kenapa?,"tanya Bagas penasaran

" Aku takut kamu marah, tapi kalaupun kamu marah aku akan terima, ini semua kesalahan saya. Gak adil kalau kamu ikut menanggung kesalahan saya...
,"Lintang menyeruput kopinya yang dari tadi tak tersentuh. Dia mencari kekuatan.

" Aku menerima perjodohan ini karena aku putus dengan pacarku....," mata Lintang berkaca kaca dan sekuat hati menahannya agar tidak jebol.

" Bagus donk kalau kamu gak punya pacar, aku juga gak punya pacar..kita bisa memulai  hubungan setelah kita menikah, pacaran halal...," Bagas coba menenangkan calon istrinya yang dilihatnya gugup dan berkaca kaca.

"Masalahnya... eeehmmm..aku mohon kamu gak kasih tahu siapapun..terserah kamu mau marah marah sama aku atau membatalkan pernikahan kita..tapi aku mohon jangan kasih tahu siapapun, kamu janji ya...," Lintang memohon dengan air mata yang mulai menetes membasahi pipinya. Untung mereka duduk di pojokan yang memang sengaja Lintang pilih untuk membicarakan hal sensitif ini.

"Iya aku janji, kamu bisa pegang kata-kataku", janji Bagas

" Terima kasih. Maafin aku..aku sudah melibatkan kamu dalam masalahku.. I'm not virgin anymore... ," airmata Lintang makin deras membasahi pipinya.

Bagas tercekat, diam dan tak mengeluarkan sepatah katapun. Dia tak tau harus bilang apa. Sungguh informasi yang disampaikan calon istrinya sangat membuatnya kaget.

Sudah 30 menit dan mereka berdua hanya diam.

"Pleas say something...kalau kamu mau membatalkan pernikahan kita pun aku terima. Aku tahu kamu masih shock, kalau kamu mengatai aku, aku juga akan terima. Aku hanya mau jujur, karena tak seharusnya kamu menanggung dosa dosa saya," Lintang masih menyeka air matanya dengan tisu yang sudah basah.

Bagas masih terdiam.

"Aku minta maaf kalau membebanimu dengan rahasiaku dan dosa-dosaku.. maaf aku pergi dulu...,"Lintang beranjak pergi dari kursinya tanpa sempat mendengar kata kata Bagas yang masih terdiam dan tidak sekalipun mencegahnya pergi. Mencegah?? Apalagi yang Lintang harapkan setelah mengatakan rahasia terbesar dalam hidupnya yang pasti menyakitkan buat semua calon suami.

Dan itulah saat terakhir Bagas melihat Lintang karena dua hari kemudian saat Bagas datang ke rumahnya  dengan keluarganya untuk ijab kabul, Lintang tidak pernah menampakkan batang hidungnya sedikitpun.




Rumah (Te) TanggaWhere stories live. Discover now