Jaehyun hendak mengatakan sesuatu. Tetapi urung. Seingatnya saat ia melamar bekerja enam tahun lalu ia menulis di riwayat hidupnya bahwa ia seorang orangtua tunggal yang sudah tidak punya isteri lagi. Itu enam tahun lalu, ketika Jaehyun masih merintis karirnya dari nol sebagai seorang public relationship.
Tetapi ia tersenyum kemudian. Seseorang terlintas di kepalanya. Ia bisa menggunakan satu tiketnya lagi untuk mengajak seseorang itu. Lagipula semakin banyak orang akan semakin seru. Dan ia juga yakin Yeri pun pasti akan senang jika Jaehyun mengajaknya.
Sempat terpikirkan Jaehyun untuk mengembalikan salah satu tiketnya. Tapi bukankah ini bonus? Belum tentu dia mendapatkannya lagi tahun depan atau di tahun-tahun berikutnya. Ya! Dia harus memanfaatkannya dengan baik.
***
“ Apa keadaanmu sudah mendingan? “
“ Hmm. Aku baru saja meminum cairan penghilang rasa nyeri saat menstruasi,”
“ Menjadi perempuan pasti tidak mudah,”
“ Ya. Untuk itulah kau harus menyayangi ibumu,”
“ Tentu saja aku sangat menyayangi ibuku,” Taeyong tersenyum. “ Saat masih remaja perempuan sudah menderita, saat sudah berkeluargapun mereka juga harus menderita,”
“ Benar. Melahirkan itu butuh perjuangan yang sangat keras. Ahh.. astaga, kenapa kita jadi membahas ini? Memangnya kita sudah mau berkeluarga? “
“ Maaf, aku hanya khawatir. Lalu ku pikir.. aku hanya memiliki dua wanita yang sangat ku cintai didunia ini,”
“ Siapa? “, tanya Yeri.
“ Ibuku.. dan kau,”
“ Lalu siapa yang nomor satu? “, tanya Yeri menggoda.
“ Tentu saja ibuku. Dia merawatku sejak kecil,”
“ Aku juga akan merawatku sampai kau tua,”
“ Oh ya? Apa kita sedang membicarakan masa depan? “, kali ini Taeyong yang berbalik bertanya dengan nada menggoda. Lalu keduanya tertawa kecil, yang dapat didengar dari speaker ponsel masing-masing. “ Apa ayahmu sudah pulang? “
“ Belum—“
Cklekk.
“ Sayang! Appa pulang!~ “
Yeri mendengar suara pintu utama terbuka dan disusul seruan dari lantai bawah.
“ Ahh itu dia. Kau mau bicara pada appa? “
“ Oh tidak, tidak,” Taeyong cepat-cepat menyela. “ Aku.. ku rasa aku hanya akan mengganggu. Aku juga tidak tahu mau bilang apa. Lagipula.. ayahmu baru pulang kan? Dia pasti lelah. Oh ya, nanti aku akan telfon lagi. Ibuku memanggil,”
“ Baiklah, sampai jumpa, Oyongie,”
“ Ne,” Taeyong meletakkan ponselnya setelah pembicaraannya selesai. Kedua mata koalanya mendelik kesana-kemari. Sungguh, dia tidak tahu mengapa dia begitu gugup saat Yeri menyebutkan nama Jaehyun. Setelah tadi pagi, entah mengapa Taeyong merasa jantungnya berdebar terus. Seperti hatinya tertinggal di mobil Jaehyun.
Oh tidak tidak..! Ya ampun.. Apa yang dipikirkannya? Apa yang sekarang sedang ada dipikirannya? Jaehyun? Apa dia mulai tidak normal?!
Taeyong menggeleng kepalanya kuat. Menghilangkan pikiran-pikiran aneh yang menyelimuti otaknya. Bagaimana mungkin dia bisa memikirkan seorang pria ketika dia jelas-jelas sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita?
***
“ Appa punya berita bagus untukmu. Dan kau pasti akan menyukainya,” ucap Jaehyun setelah memasuki kamar Yeri dan mencium puncak kepala sang puteri yang baru saja mau bangkit dari kasurnya. Ciuman kasih sayang khas ayah pada anaknya.
Dengan mata berbinar Yeri bertanya. “ Apa itu? “
Jaehyun menunjukkan tiket yang sejak tadi ia pegang dibelakang punggungnya sambil berkata. “ Welcome to París,” ujarnya dengan mengatakan kata ‘paris’ tanpa menyebut huruf s-nya, cara membaca perancis yang sebenarnya.
“ Woaahhh.. “, kedua tangan Yeri meraih tiket di tangan sang ayah dengan wajah takjub. Meski sudah menduduki jabatan tinggi sebagai general manager selama dua tahun, tetapi baik Jaehyun dan Yeri tak berani mengeluarkan uang sebanyak itu untuk jalan-jalan keluar negeri.
Yahh.. memangnya siapa yang tahu kalau besok kau akan masih hidup? Tidak ada yang menjamin kau akan sehat seperti hari ini. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi kelak besok atau lusa. Entah perusahaan Jaehyun kebakaran dan ia kehilangan pekerjaannya. Jadi bagi Yeri dan Jaehyun tabungan sangat penting berperan dalam hidup mereka.
“ Tiga? “, tanya Yeri ketika ia menghitung jumlah tiket ditangannya. Pertanyaan yang sama ketika Jaehyun menerima tiket itu dari Doyoung, dengan tingkat keheranan yang sama pula.
Dengan senyum yang masih terpatri diwajahnya Jaehyun mengangguk. “ Kau boleh mengajak teman priamu itu kalau kau mau,”
“ Benarkah?? “, Yeri kembali bertanya antusias, tidak bisa menahan kesenangannya. “ Appa, terima kasih.... “
“ Ey, tapi jangan senang dulu. Appa punya aturan sendiri kalau kau benar-benar mengajaknya,”
“ Siap, kapten! “, Yeri meletakkan tangannya didepan dahi, seperti tanda hormat namun bagian dari bentuk gurauan ayah dan anak ini yang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Tentu saja Yeri akan menyetujuinya, apapun itu aturan yang dibuat Jaehyun pasti yang terbaik untuknya.
Tbc
[Update 2018.11.11 11:56]
YOU ARE READING
THE LAST [JaeYong]
FanfictionTaeyong memiliki seorang kekasih bernama Yeri. Suatu hari, Yeri memperkenalkannya dengan ayahnya. Lalu apa jadinya jika pria berusia tiga puluh enam tahun itu ternyata menyukai kekasihnya? [FIRST POSTED 2018.09.28]
Part 2
Start from the beginning
![THE LAST [JaeYong]](https://img.wattpad.com/cover/162998416-64-k416607.jpg)