4'0 Clock - Vmin

2.7K 172 18
                                    

Belakangan ini dia, seseorang yang selalu ceria, seseorang yang selalu membuat para member tertawa dengan tingkah absurtnya, seseorang yang begitu hangat sedikit berubah.

Dia terlihat selalu bersedih. Dia terlihat selalu termenung. Dia selalu terlihat melamun. Dia selalu terlihat menyendiri. Dia semakit terlihat menjauh.

Entah apa yang ada dalam pikirannya, tak ada yang tahu. Semakin tertutup, itulah yang orang lihat darinya. Senyumannya pun sudah jarang terlihat, bahkan sempat membuat ARMY merasa khawatir. Namun dapat ditutupi oleh senyumannya. Ya, senyuman palsunya tentu saja.

Dia adalah salah satu anggota dari Bangtan Seonyeondan, alias BTS. Dia terkenal dengan senyuman kotak khas andalannya. Dia terkenal dengan ketampanannya. Dia juga terkenal dengan ekspresinya yang mendominasi saat di panggung. Dia adalah maknae ke 2 digrupnya. Ya. Dia adalah KIM TAEHYUNG, atau orang mengenalnya sebagai V, atau Taehyung, atau Tata, atau Taetae. Ya itulah dia.

Para member Bangtan mulai menyadari perubahan sikap Taehyung selama beberapa bulan ini. Entah apa yang dipikirkan oleh anak itu, karena jalan pikirannya yang sangat sulit ditebak. Isi hati dan pikiran seseorang, siapa yang bisa menebak?

Sejujurnya, itu pulalah yang membuat member yang lain khawatir, terutama seorang PARK JIMIN. Jimin itu bagaikan malaikat di Bangtan, bahkan ARMY tahu itu. Sifatnya itu sensitif dan peka. Tentu saja seorang Park Jimin tahu perubahan sifat Taehyung, sahabat sekaligus soulmatenya itu. Namun untuk menanyakan apa penyebab dan alasan yang membuat sahabatnya itu berubah, Jimin masih menghadapi jalan buntu.

Perlu diketahui, jika Taehyung itu cukup tertutup. Jarang mengeluarkan dan menceritakan keluh kesahnya pada siapapun jika tidak benar-benar membuatnya putus asa.

Malam itu, Jimin mencoba berdiskusi dengan hyung tertuanya, yang juga tempat Taehyung berkeluh kesah selain dirinya, Kim Seokjin. Keduanya sengaja memilih bertemu dan berbincang di sebuah caffe agar lebih nyaman dan tak ada yang tahu dan sadar apa yang mereka bicarakan hanya berdua, apalagi didengar oleh orang yang memang menjadi perbincangan mereka, Kim Taehyung.

Seokjin menyeruput cappuchino miliknya perlahan-lahan. Memandang Jimin dan menunggu apa yang akan Jimin sampaikan. Seokjin tahu Jimin tak akan mengajaknya keluar jika tak ada sesuatu yang ingin anak itu katakan dan sampaikan, dan yang pastinya cukup rahasia mengingat permintaan Jimin yang ingin ditemani ke sebuah caffe. Tapi karena yang mengajak tak juga bicara, justru pemandangan dari kaca tembus pandang yang memperlihatkan betapa ramainya kota Seoul malam itu lebih menarik untuknya, membuat Seokjin jengah.

Dengan perlahan, Seokjin meletakkan cangkir cappuccino nya di atas piring kecil diatas meja. "Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan, Jimin-ah? Kau tak mengajakku ke sini hanya untuk mengopi bukan? Atau hanya untuk menatap ke jendela dan melamun seperti itu bukan?" tanya Seokjin membuat Jimin segera menolehkan kepalanya, menatap mata hyung tertuanya di Bangtan itu.

Bukannya menjawab, justru helaan nafaslah yang terdengar dari mulut pemuda bermata sipit itu. Kepalanya tertunduk, mulai memainkan jari mungilnya di ujung cangkir yang isinya sudah tandas setengah. Kali ini sepertinya cangkir yang ada diatas meja lebih menarik daripada orang yang ada dihadapannya.

Kali ini Seokjin yang menghela nafas. "Jika tak ada yang ingin dikatakan, lebih baik aku pulang. Aku ingin sekali melihat keadaan Taehyungie. Anak itu terlihat pucat dari kemarin," sahutnya meminum sisa capucinno miliknya dan bangkit.

"Hyung," panggil Jimin ikut bangkit dan menahan tangan Seokjin, membuat yang dipanggil pun menoleh. "Oke. Aku akan bicara," lanjutnya kembali menghela nafas, memejamkan matanya untuk mempersiapkan diri untuk memulai pembicaraan yang dirasa cukup membuat emosinya meluap-luap.

Kim Taehyung Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang